Kebun Jerenang Dragon blood harga dua milyar
Apa kabar sahabat steemean semuanya, semoga sehat semuanya.saya hari ini menyampaikan hasil kunjungan saya kemaren di garden dragon blood yaitu kebun Jerenang milik pak BURHAN di kecamatan Teunom kabupaten aceh jaya, sambil menyelam minum air kata orang tua dulu, saat pulang dari banda aceh menuju meulaboh berkesempatan mengunjunngi kebun Jerenang milik pak burhan.
Pak burhan sudah menanam Jerenang empat tahun silam yang saat ini umur pohon Jerenang lebih kurangnya empat tahun, penanaman Jerenang ini dilakukan pada saat orang orang sibuk dengan kompanye pemilu kata burhan legislatif.
Burhan mengaku pada tahun 2019 ini umur Jerenangnya mencapai lima tahun yaitu pada pemilu kedepan ini, sebab penanaman dia lakukan saat masyarakat di kampungnya sibuk dengan kompanye legislatif tahun 2014 lalu dia juga ikut pemilu tetapi hari hari kekebun menanam Jerenang.
Pohon Jerenang yang di tanam dalam kebun karet pak burhan ini seluas 2.5 (dua hektar setengah), tanahnya ini di beli oleh burhan 40 (empat puluh) juta perhektar kemudian menanam karet dan melanjutkan dengan penanaman Jerenang atau pohon darah naga (dragon blood).
Burhan telah mulai melakukan panen Jerenang satu tahun yang lalu yaitu ketika berumur tiga tahun sudah mulai berbuah dan saat ini sudah panen tahun kedua, burhan mengatakan panen pertama pada umur tiga dan panen kedua umur empat tahun sekarang katanya.
Disamping menanam Jerenang dia juga ada melakukan penyemain atau pembibitan bibit Jerenang di rumahnya, dia menjual 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) perbatang bibit Jerenang, tempat penyemain bibit di lakukan di samping rumahnya.
Burhan mengatakan sebelum menanam Jerenang dia adalah pencari Jerenang dalam hutan dan burhan juga penampung Jerenang, mengingat Jerenang semakin hari semakin berkurang akhirnya dia memutuskan untuk menanam di kampungnya.
Pengakuannya semenjak di tanam tahun dua ribu empat belas yang lalu sampai sekarang belum pernah memberikan pupuk apapun baik pupuk organik maupun pupuk non organik, biar tanamannya tidak manja alami seperti dalam hutan kata burhan.
Melihat kondisi tanah di pangkal batang Jerenang milik pak burhan, Memang tidak ada bekas kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, dihutan tidak ada yang berikan pupuk tetapi hidup dan berbuah katanya berulang kali.
Burhan mengaku sudah ada yang datang padanya beberapa orang meminta beli kebun Jerenang miliknya, perhektar di minta 800 (delapan ratus) juta, jadi kalau dua hektar 1.600.000.000(satu milyar enam ratus) juta kalau setengah hektar 400.000.000 (empat ratus) juta dan jika kita jual semuanya dua setengah hektar mencapai sekitar 2.000.000.000 (dua) milyar katanya.
Melihat pohon Jerenang milik pak burhan sudah ada pohon Jerenang per rumpun telah ada dua batang, ada tiga batang dan ada yang telah empat batang berbuah, sama dengan batang induknya, dan juga banyak tumbuh anaknya yang kecil kecil.
Sehingga dalam satu rumpun puluhan anaknya sudah tumbuh dan anaknya ada yang telah berbuah sama dengan induknya dan burhan merencanakan per rumpun akan dia tinggal sepuluh batang saja imbuhnya.
Satu bulan yang lalu burhan baru saja melakukan panen Jerenang yang dia jual seharga 370.000.(tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah) perkilogram, ketika saya tanya berapa kilogram panen bulan lalu, burhan mengatakan lumanyan hasil nya sambil tersenyum kebahagian.
Terindikasi Perbedaan Jerenang dengan kelapa Sawit yaitu :
- Kelapa Sawit satu batang di tanam sampai tua satu batang.
- Jerenang satu batang di tanam dapat bertambah sepuluh batang, kalau kita tanam lima belas batang maka akan berkembang seratus lima puluh batang.
3.kelapa sawit panen di lakukan lima belas hari sekali atau satu bulan dua kali.
- Jerenang masa panen setiap hari, tidak ada berhenti berbuah dari setiap rumpun jika tidak berbuah rumpun A maka berbuah yang B dan seterusnya.
5.kelapa sawit tiga bulan sekali harus di beri pupuk untuk berbuah secara rutin empat kali atau tiga kali dalam setahun.
- Jerenang pak burhan sudah ber umur empat tahun tidak pernah memberikan pupuk apapun sampai sekarang hidup alami dan berbuah.
- Kelapa Sawit umur 25 (dua puluh lima) tahun harus di remajakan atau replanting atau tebang tanam baru.
- Jerenang berumur ratusan tahun dalam hutan makin tinggi atau makin panjang batangnya makin banyak dan lebatnya berbuah.
- Kelapa Sawit buahnya tidak tahan lama, selesai di panen harus lansung di jual walaupun harga murah karena buahnya cepat busuk dan bila sudah busuk tidak dapat di jual.
- Jerenang dapat di jual lansung selesai di panen. Tetapi bila harga murah tidak perlu di jual yaitu Jerenang dapat di olah menjadi tepung serta dapat di simpan bertahun dan tepung Jerenang harga mencapai 6.000.000 (enam) juta perkilogram atau di jemur di simpan tetap baik tidak busuk.
- Kelapa Sawit perhektar lebih kurangnya 150 (seratus lima puluh) batang.
- Jerenang perhektar lebih kurangnya 500 (lima ratus) batang
- Kelapa Sawit di tanam 150 batang sampai tua jumlahnya tetap 150 batang
14.jerenang di tanam 500 batang kemudian per rumpun hidup 10 batang dengan jumlahnya mencapai 5000 batang.
- Dan lain lain kelemahan dan kelebihan kelapa Sawit dan Jerenang, hasil diskusi atau bincang bincang dengan pak burhan pemilik kebun Jerenang tampa bermaksud merendahkan salah satu komoditi, pada hakikatnya semuanya menghasilkan uang.
Dapat juga di baca dan di vote pada link artikel terkait berikut ini :
https://steemit.com/economice/@abduljalill/tinggi-50-cm-sudah-keluar-tandan-jernang
https://steemit.com/whalepower/@darmawan520/buah-jernang-dan-manfaat-cccd41ea32884
https://steemit.com/indonesia/@abduljalill/trik-pemberian-pupuk-cair-pada-tanaman-jernang
https://steemit.com/indonesia/@abduljalil.mbo/cultivation-dragon-blood-west-aceh-2f92ebc4def6a
https://steemit.com/esteem/@abnys/recognize-the-plants-jernang-and-how-its-cultivation-f82891eccae79
https://steemit.com/indonesia/@dilimunanzar/mengenal-tanaman-jernang
Inilah artikel saya tulis kunjungan sambil pulang kemeulaboh semoga bermanfaat bagi saya sendiri dan bermanfaat bagi pembaca khususnya semoga bermanfaat bagi sahabat steemean semuanya, jumat 31 agustus 2018 by @abduljalil.mbo
