Apakabar rekan-rekan steemian semuanya. Semoga baik-baik saja. Kali ada kontes menarik yang saya ikut. Di bawah ini narasinya.

---

Topik ini menjadi menarik. Karena tahun depan Indonesia akan menggelar pemilihan umum (pemilu). Tahun ini sudah dimulai persiapan. Sehingga menjadi tahun sibuk bagi pemerintah, politisi dan pihak swasta juga.

* * *

---

Apa pendapat Anda tentang Pemilu di negara Anda?

Pemilu di Indonesia adalah proses demokrasi yang berlangsung lima tahun sekali. Karena begitu amanat undang-undang dasar 1945. Pemilu menjadi sarana untuk memilih pemimpin seperti presiden, gubernur, walikota atau bupati.

Pemilu di sini berlangsung demokratis. Masyarakat bisa langsung memilih partai politik dan calon anggota legislatif (caleg) yang disukainya. Pemilu tahun ini berlangsung serentak. Kondisi ini akan membuat masyarakat membutuhkan waktu lebih lama di bilik suara. Karena ada banyak pilihan. Pemilu ini sendiri sebenarnya harus digelar pada tahun 2022 lalu.

Namun, kali ini ada perubahan. Sepertinya partai berkuasa (PDI-P) tak rela turun takhta, sehingga mereka mencari cara untuk bisa berkuasa lebih lama di pemerintahan. Saya menduga ada pesekongkolan di sini untuk kepentingan politik jangka panjang.

Pemilu ini digelar untuk memilih pemimpin eksekuti dan legislatif. Di Indonesia menganut konsep trias politica. Di mana, ada pemisahan kekuasaan. Selain kekuasaan eksekutif dan legislatih, ada kekuasaan yudikatif. Pemilu lima tahun sekali yang berlangsung di Indonesia itu untuk memilih eksekutif (presiden, gubernur, walikota dan bupati), dan legislatif. Legislatif memilih anggota DPR, DPRD dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Di dalam sistem hukum Indonesia, kekuasaan yudikatif diakui dalam undang-undang dasar 1945 yakni pasal 24 ayat (1). Lengkapnya bisa baca di sini.

Tahun depan 2024, Rakyat Indonesia akan memilih presiden dan anggota parlemen pusat dan senator atau Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sementara di setiap provinsi, masyarakatnya akan memilih gubernur dan anggota parlemen daerah. Sementara di kabupaten atau kota juga akan melakukan pemilihan walikota dan bupati serta anggota parlemen daerahnya.

---

_{Foto dokumen pribadi @munaa saat pemilu 2019}

Apa pendapat Anda tentang sistem pemilu di negara Anda?

Menurut sejarahnya, Pemilu di Indonesia menerapkan dua sistem. Pertama sistem proporsional terbuka dan proporsional tertutup. Proporsional terbuka sangat demokratis. Seperti yang terjadi dalam lima kali pemilu terakhir. Karena dengan pproporsional terbuka, rakyat bisa memilih langsung calon anggota legislatif (Caleg) yang bakal menjadi wakil mereka di DPR dan DPRD.

Hal inilah yang membuat sistem proporsional terbuka dianggap angat demokratis. Sementara dalam sistem proporsional tertutup, rakyat pemilih pemilik suara (voters) hanya bisa memilih partai politik saja. Pada sistem ini, pemilih tak bisa mengetahui dan tidak bisa memilih secara langsung Caleg terpilih yang bakal menjadi anggota (DPR) Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

---

Bagaimana itu dilakukan di negara Anda?

Untuk menyelenggarakan pemilu dibentuk lembaga yang bernama Komisi Pemilihan Umum (KPU). Badan ini yang bertanggungjawab atas digelarkan pemilu. Badan ini ada di pusat, daerah (provinsi) hingga kabupaten dan kota. Orang yang duduk di lembaga ini dipilih secara demokratis.

Cara pmilihan dilakukan dengan cara pemungutan suara. Masih sangat tradisional. Pada saat pemilihan berlangsung atau hari pencoblosan, rakyat datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) sejak pukul delapan pagi. Ada panitia pemilihan yang dibentuk secara berjenjang.

Kepada para pemilih akan diberi kertas suara. Lalu mereka masuk ke bilik suara untuk menentukan pilihannya secara bebas. Tidak ada paksaan dan tekanan. Sebelum menentukan pilihan, pemilih memasukkan kerta suara ke dalam tong sesuai dengan tingkatannya.

_{Pemilih memberi hak suaranya di bilik suara | Foto dokumen pribadi @munaa saat pemilu 2019}

---

Setelah semua pemilih memberi hak suaranya. Baru kemudian dilakukan perhitungan suara yang disaksikan olah saksi-saksi dari partai politik, caleg dan pihak pengawas pemilu. Rekapitulasi hasil pemilihan akan dikirim secara berjenjang hingga ke KPU pusat.

Hasilnya secara resmi baru diketahui satu bulan kemudian. Namun, saya tidak begitu ingat, ada kemungkinan bisa lebih cepat. Namun untuk pemilihan presiden, gubernur atau walikota/bupati biasanya diketahui lebih cepat lewat quick count atau perhitungan cepat.

---

Apakah transparan dan adil di negara Anda...

Dalam penyelenggaran pemilu di Indonesia ada istilah luber dan jurdil. Asa pemilu ini tertuang dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dalam UU itu disebutkan ada enam asal pemilu: Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.

Berikut penjelasan tentang Luber Jurdil.

Langsung
Pemilih harus memberikan suara di Pemilu secara langsung. Suara pemilih tidak boleh melalui perantara atau diwakilkan oleh siapapun.

Umum
Setiap warga negara yang sudah mencapai usia 17 tahun atau telah menikah, memiliki hak untuk ikut memilih tanpa adanya diskriminasi terkait suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, dan status sosial.

Bebas
Rakyat berhak memilih sesuai hati nurani tanpa adanya paksaan, tekanan, atau pengaruh dari pihak manapun.

Rahasia
Suara pemilih bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri. Pilihan rakyat tidak akan diberitahu oleh pihak manapun.

Jujur
Setiap elemen dalam penyelengaraan pemilu harus bersikap jujur sesuai Undang-Undang yang berlaku. Mulai dari penyelenggara, pemerintah dan partai politik peserta pemilu, pengawas dan pemantau pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus bersikap dan bertindak jujur.

Adil
Setiap pemilih dan partai politik harus mendapatkan perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan. Selengkapnya baca di sini

_{Memasukkan kertas suara ke dalam kotak | Foto dokumen pribadi @munaa saat pemilu 2019}

---

Memang dalam aturannya sudah sangat jelas, bahwa pemilu itu harus berlangsung seperti diamanatkan undang-undang. Namun, dalam praktiknya tentu akan berbeda. Banyak keluhan dari masyarakat yang menganggap ada kecurangan dalam pemilu. Terbukti ada beberapa kasus gugatan di pengadilan.

Begitu pendapat dan persepsi saya soal pemilu di Indonesia. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca postingan saya. Selanjutnya saya mengajak @acehpungo, @abuarkan dan @isnorman untuk mengikuti kontes ini. Terima kasih.

*****

About Me