Secuil Cerita di Pulo Aceh

in Indonesia4 years ago (edited)

IMG_20210123_171105.jpg

Hola Steemians!

Pulo Aceh selalu saja menyimpan sejuta pesona. Keindahan alam yang masih alami serta keramahan penduduknya membuat siapa saja yang berkunjung ke sana betah untuk berlama-lama. Kamu bisa memancing ikan di pantai Balu, atau sekedar leyeh-leyeh sembari menikmati senja di pantai berpasir putihnya. Atau ikut berburu gurita dan lobster bersama nelayan di sana jika cuaca sedang baik. Jika kamu berkunjung sekitar januari hingga maret, kamu juga bisa ikut menunggu penyu naik kedarat untuk menyaksikannya bertelur.


IMG_20210119_132548.jpg
telur penyu
IMG_20210117_152510.jpg
ikan hasil pancingan kami di Pantai Balu

Pada tulisan sebelumnya, aku sudah pernah membahas soal bagaimana caranya ke Pulo Aceh dan hal-hal apa saja yang harus kau persiapkan sebelumnya. Kau bisa membacanya di sana, sebab memang kutulis untuk itu. Untuk kau baca sehingga kau jadi ingin kesana. Meski ada beberapa informasi yang harus kuperbaharui seperti soal tempat menginap yang kini telah tersedia di sana. Juga soal penyewaan sepeda motor.


IMG_20210124_085639.jpg
Cuaca saat kami dalam perjalanan dengan kapal motor Jasa Bunda

Pada kunjungan kali ini, aku datang ke Pulo Aceh bukan untuk berwisata. Tujuan utama kami adalah memproduksi video klip untuk lagu-lagu yang kami ciptakan sendiri. Urusan rekaman lagunya kami serahkan kepada Dana dengan menyerahkan sejumlah dana.

Dari Banda Aceh, kami membawa total 13 kru dalam produksi kali ini. Termasuk pilot drone, audio master, dan beberapa orang tim pendamping dari WCS. Itu adalah organisasi internasional yang fokus pada pelestarian sumber daya alam. Mereka selama ini telah menginisiasi beberapa program di Pulo Aceh dan punya beberapa fasilitas di sana. Salah satunya adalah sepeda motor yang kami gunakan untuk transportasi sehari-hari serta sekelompok ibu-ibu yang membantu kami menyiapkan konsumsi.


IMG_20210118_153043.jpg
sayed di sela-sela syuting
IMG-20210120-WA0017.jpg
Pengambilan gambar matahari terbenam di Pantai Balu

Seminggu di pulo aceh, kami menyelesaikan 3 video klip. Kami juga berkolaborasi dengan kelompok penari lokal. Itu adalah sekumpulan bapak-bapak yang terakhir kali tampil sekitar 3 tahun lalu. Mereka tergabung dalam sanggar likok pulo; tarian asli dari Pulo Aceh yang kini di ambang kepunahan. Jika kau pernah melihat tarian ini dibawakan oleh beberapa sanggar tari, percayalah itu adalah versi kreasinya. Versi aslinya sama sekali berbeda. Aku sendiri baru pertama sekali melihat tarian tersebut versi aslinya.


IMG-20210303-WA0001.jpg
tangkapan layar penampilan bersama tim likok pulo

Selama di Pulo Aceh, kami memanfaatkan waktu luang untuk bersenang-senang. Sebagai sutradara (merangkap artistik, wardrobe, telko, runner, plus manloc) aku mengatur waktu syuting sedemikian rupa agar kami punya hari libur. Sekedar untuk mandi laut atau malas-malasan di kamar menurutku penting untuk menjaga mood.

Kami baru pulang pada hari ke 10. Diangkut kapal Jasa Bunda yang masih setia mengantar siapa saja yang akan berkunjung ke Pulo Aceh. Meski ini adalah kunjunganku yang kesekian kalinya kesana, Pulo Aceh tetap mempesona.

IMG-20210121-WA0011.jpg

IMG_20210123_184030.jpg

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.16
JST 0.028
BTC 76556.14
ETH 2925.60
USDT 1.00
SBD 2.61