Menulis, Posting, Lalu Lupakan

Sekarang berbagai platform menulis dan berkarya terus muncul dengan berbagai variasi rewardnya. Ada Steemit, Hive, Medium, Storial, Wattpad, Joyla, Novelme, Noveltoon, dan sebagainya. Steemit dan Hive memberi reward dalam bentuk uang kriptonya masing-masing. Platform-platform lainnya memberi reward dalam uang konvensional seperti rupiah dan dollar. Ini bebeda pada masa saya awal-awal intensif menulis awal 1990, satu-satunya ruang untuk berkarya adalah media cetak (koran dan majalah). Maka kami pun ramai-ramai mengirim tulisan ke sana.

Karakter masing-masing platform berbeda. Tapi ada satu hal yang mirip: semua platform itu mendorong kita agar mempromosikan tulisan kita agar banyak dibaca. Makin banyak dibaca sebuah tulisan, makin besar kemungkinan untuk mendapatkan reward dari tulisan tersebut. Di Steemit dan Hive, tentu saja kita perlu membagikan tulisan kita di jejaring komunitas penggunanya agar mendapatkan suara (vote).

Sementara di platform lain kita bisa membagi link tulisan di pembaca terdaftar (pengguna platform itu) sekaligus pembaca umum. Makin populer tulisan kita, makin tinggi kemungkinan kita memonetisasi tulisan itu. Sama seperti di Steemit dan Hive, hanya pembaca terdaftar yang bisa memberi love, like, atau vote pada tulisan kita. Pembaca umum (tidak login) bisa dikatakan sebagai pembaca senyap, yang tidak bisa memberi apresiasi maupun berkomentar.

Nah, sampai di sinilah tugas kita sebagai penulis. Hasilnya? Jangan bermimpi terlalu jauh. Jangan melihat "ke atas" atau membandingkan dengan tulisan-tulisan lain yang "menurut kita" tidak lebih baik namun populer dan tranding serta mendapatkan reward lebih besar. Masing-masing tulisan, pun masing-masing penulis, punya jalan "nasib" berbeda-beda. Tugas penulis adalah menulis. Hasilnya bukanlah wilayah kita untuk menentukan. Jika kita memakai bahasa agama: tugas manusia adalah berusaha, hasilnya Tuhan-lah yang menentukan. Jangan mencampuri dan mengintervensi otoritas Tuhan. Kita tidak punya "keistimewaan" untuk itu.

Meskipun sebetulnya itu tak melulu urusan Yang Di Atas. Sebab, ada campur tangan manusia di dalamnya. Di Steemit dan Hive, misalnya, jika kita "berjejaring" baik dengan pemilik power besar, atau mereka yang mendapatkan mandat sebagai kurator, besar kemungkinan akan selalu mendapat suara, terlepas apakah konten kita bermutu atau tidak. Dalam sebuah komunitas, yang dikedepankan tentulah upaya saling mendukung untuk lebih baik dan kualitas itu sangat relatif yang bisa ditingkatkan secara terus-menerus sebagai sebuah proses belajar.

Apa yang terjadi di platform-platform penulisan sekarang adalah siapa yang berhasil membentuk jejaring maka dialah yang keluar sebagai pemenang. Siapa yang besar pengikut, maka dialah yang akan menjadi selebritas. Hal tersebut juga berlaku di media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan sebagainya. Dan platform-platform penulisan itu pun sebetulnya juga bagian dari media sosial -- tidak sekedar tempat berkarya, tapi juga tempat berbagi dan berinteraksi. Tanpa interaksi mustahil kita akan mendapatkan apresiasi.

Jika Anda sudah banyak pengikut, pembaca, dan jaringan yang luas, maka Anda sedang menempuh jalan untuk berhasil. Selebritas di media sosial bisa memonetisasi akunnya dengan iklan, endors, dan lain-lain. Di blog dan Youtube bisa dimonetisasi dengan addsense. Di Steemit dan Hive bisa mudah mendapat vote. Di platform-platform lain bisa mendapat pembaca besar sehingga karya Anda bisa disetting berbayar atau diburu penerbit lalu dijadikan buku dan dijual secara massif.

Tapi sekali lagi, jangan bermimpi terlalu jauh. Kata orang tua: jika Anda melihat terlalu tinggi, nanti leher Anda akan sakit dan mata Anda akan perih karena silau. Langkah yang perlu kita lakukan adalah: menulis, menyiarkan (entah di Steemit, Hive, Medium, Wattpad, Storial, dan sebagainya itu), mempromosikan, dan kemudian lupakan. Terpenting lakukan semuanya dengan maksimal dan penuh penghayatan. Sebab, jika Anda terlalu berfokus pada hasil, maka Anda akan segera berhenti menulis ketika itu tidak bisa dicapai.

Padahal menulis adalah belajar. Dengan menulis, kita jadi harus membaca, mengamati, melakukan wawancara, melakukan riset, yang semua itu akan memperkaya pengetahuan dan pengalaman kita. Lebih jauh dari itu, menulis adalah mencatat sejarah, baik sejarah orang lain maupun sejarah Anda sendiri. Boleh jadi saat ini tulisan Anda tidak banyak yang membaca dan tidak memberi efek finansial, tapi pada suatu saat tulisan tersebut akan sangat berguna bagi orang lain. Orang-orang itu pun akan mengenang Anda dan sejarah Anda pun sudah tercatat di sana.

Jadi, jangan berhenti menulis dan berkarya hanya karena urusan fakir vote, like, dan reward. Menulislah sebagai sebuah kegembiraan dan semangat untuk berbagi kebaikan. Selamat terus menulis. Mulialah kita semua. Saleuem.

Depok, 11032021

MUSTAFA ISMAIL
ruangmi.my.id
IG/Twitter/Storial @moesismail

#indonesia #steemsea #steemexclusive #zzan #steemcurator #steemcurator01 #steemitbudaya #steemzzang #ocd #atomy #creativecoin #promo-steem #hive #steem #story