Sumber

Pengantar

Hy teman-teman steemit semuanya, kali ini saya akan coba untuk mengikuti Steemit Engagement Challenge - Week 3, dengan judul yang diberikan "The Law of Attraction". Saya tidak menerjemahkan judul tersebut dalam bentuk pembalikan kosa kata dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Namun the law of attraction dalam tulisan ini saya maknai dalam bentuk hukum timbal balik atas pikiran, ucapan dan tindakanyang kita lakukan.

Dalam beberapa literasi yang saya baca, the law of attraction dapat juga dimaknai sebagai konsekuensi logis atas apa yang telah dilakukan seseorang. Jika orang tersebut berbuat baik, maka hasil yang akan dipetik dikemudian hari adalah kebaikan itu sendiri. Begitu juga sebaliknya, pembohong, pendengki, penghasut dan berbagai sifat kejahatan lainya, orang tersebut akan menerima dampak atas sifat kejahatan yang dimilikinya sebagai konsekuensi logis atas pikiran, ucapan dan tindakannya sendiri.

Dalam Islam, hukum tersebut disebut dengan hukum sunnatullah, yaitu balasan atas apa yang sudah kita perbuat, baik dalam bentuk pikiran, ucapan dan tindakan. Bahkan, dalam pandangan Islam konsekuensi atas perbuatan tersebut merupakan suatu hal yang pasti akan terjadi. Jika balasan tersebut tidak didapati semasa hidup di atas permukaan bumi ini, maka ganjaran atas pikiran, ucapan dan tindakan tersebut akan diterima balasannya pada saat hari kebangkitan berlangsung.

Sumber

Apakah Anda percaya pada the law of attraction,?

Saya sangat menyakini the law of attraction, karena kondisi alam ini telah diciptakan sesempurna mungkin. Jika kita merusak tatanan alam yang sudah sempurna itu, maka alam akan mencari cara secara alamiah untuk memperbaiki kerusakan tersebut dibawah pengendalian sang pencipta. Bagi juga dengan manusia, yang merupakan bagian dari alam itu sendiri, jika pikiran kita baik, maka ucapan dan tindakan yang dilakukan akan termanifestasi dari pikiran-pikiran kebaikan itu sendiri.

Begitu juga sebaliknya, pikiran yang jahat akan terlihat lewat ucapan seseorang dan tindakan-tindakan yang dilakukannya. Memang pikiran tidak dapat diverifikasi secara langsung pada seseorang, karena pikiran itu sendiri bersifat abstrak di dalam kepala (otak) seseorang. Tetapai pikirian tersebut dapat diverifikasi melalui ucapan dan tindakan seseorang, melalui pendekatan panca indra.

Kita akan mendengar ucapan-ucapan yang kotor dan tak bermakna, itu merupakan buah pikir yang telah tersimpan dalam pikiran seseorang, sehingga telinga dapat mendenger setelah di ucapkannya. Begitu juga dengan tindakan jahat, seperti mencuri, membunuh dan berbagai tindakan kejahatan lainnya. Akan sangat mudah untuk dapat diverifikasi dengan melihat melalui mata. Jadi, seseorang tidak dapat memverifikasi pikiran orang lain, sebelum pikiran tersebut diucapkan dalam bentuk suara dan tindakan dalam bentuk perbuatan.

Apakah Anda menganggap bahwa "konsekuensi logis" itu bergantung pada sikap positif atau negatif kita?

Ia. Saya sangat sependapat dengan pertanyaan di atas. Bahwa pemikiran positif akan menuntun seseorang untuk melakukan perbuatan yang positif juga. Sebagai contoh, disaat kita memberikan sesuap nasi bagi seseorang yang sedang kelaparan, maka yakinkanlah kebaikan tersebut sedang menanti untuk kembali kepada kita. Namun konsekuensi logis tersebut akan kita terima dalam bentuk yang berbeda, dan juga pada orang yang berbeda.

Bahkan balasan kebaikan dengan memberikan sesuap nasi kepada orang yang sedang kelaparan tersebut akan kita terima dihari kebangkitan nanti. Konsep konsekuensi logis tersebut nyata dan benar adanya. Namun terkadang kita tidak menyadarinya, karena balasan yang terjadi berbeda dengan kebaikan yang telah kita lakukan, termasuk melalui orang yang berbeda. Dan jalur pembalasannya pun bisa jadi melalui jalur yang tidak disangka-sangka atau yang tidak diduga-duga.

Pernahkah Anda mempunyai pengalaman dengan kekuatan pikiran?

Sekita seminggu yang lalu, di rumah saya tempati terkendala air bersih, karena saya mengira Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di tempat saya tinggal bermasalah. Dengan seketika, pikiran negatif tersebut terakumulasi dalam kepala (otak) saya. Lewat pikiran tersebut terdorong tindakan saya untuk melakukan berbagai hal yang "kurang beretika", salah-satunya dengan mengirim pesan lewat whatsapp kepada manajemen PDAM dengan bahasa yang kurang etis.

Lalu, saya menelpon pihak manajeman PDAM tersebut melalui kontak person pengaduan yang saya miliki. Secara spontan intonasi bicara saya langsung tinggi, dan pikiran negatif tersebut secara terus menerus mendorong saya untuk menyampaikan berbagai kejelakan dalam pengelolaan PDAM tersebut. Disaat karyawan PDAM datang ke rumah, betapa malunya saya, ternyata yang bermasalah adalah pompa air yang saya miliki.

Sumber

Karena saya telah duluan disuluti oleh pikiran negatif, sehingga saya lupa untuk mengkroscek pompa airnya. Begitulah kekutan pikiran negatif untuk mendorong seseorang agar tetap melakukan ucapan dan tindakan yang negatif pula. Sebenarnya, pengalaman ini sudah saya tuangkan dalam tulisan disteemit beberapa hari yang lalu melalui postingan "The Diary Game, Sabtu 25 Oktober 2023: Pengalaman Berharga Bersama PDAM"

Bagaimana Anda menggambarkan orang yang positif?

Ucapan dan tindakan dapat dijadikan sebagai alat verifikasi apakah seseorang berfikir positif atau tidak. Sedangkan pikirin tidak dapat diverifikasi oleh orang lain, itu hanya dapat diverifikasi oleh pemilik pikiran itu sendiri. Walaupun ucapan dan tindakan yang dilakukan seseorang diawali oleh arah dan pola pikir yang dimiliki orang tersebut. Disaat ucapan dan tindakan dilakukan, maka pada saat itulah tergambarkan pola pikir seseorang.

Orang yang berfikir secara positif sudah pasti akan berbicara dengan bahasa yang santun, mimik yang bersahaja atau gestur tubuh yang bermakna. Tindakan dan prilakunya sopan, rasa menghargai sesama manusia tinggi, dan tidak melakukan pendekatan yang buruk dalam menangani setiap persoalan. Orangnya tidak mudah marah, setiap kondisi dan situasi dapat mengendalikan diri. Dalam kondisi apapun, orang yang berfikir positif tetap menjadi pengendali atas dirinya sendiri.