SEC - S10W2 | My Languages

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan membaca telah membuka gerbang pengetahuan dan wawasan terhadap dunia luar, minat membaca menjadi perhatian serius yang seyogyanya terus dibudidayakan sebagai bagian terpenting dalam kehidupan, kemudian timbul sebuah pertanyaan, bagaimana mengembangkan kapasitas jika tidak menguasai beragam bahasa penting lainnya?. Meskipun tidak berpengaruh secara langsung, namun jika ditelaah lebih dalam, penguasaan bahasa memiliki peran penting terhadap keberhasilan setiap orang.

Pertanyaan pada paragraf pertama mengandung arti bahwa membaca dan menguasai bahasa sebagai bagian penting yang merupakan investasi terhadap peningkatan sumberdaya manusia, meskipun saat ini telah tersedia berbagai tool penterjemah dapat membantu, tetapi hal tersebut masih membatasi ruang untuk berinteraksi secara langsung, baik komunikasi via telepon atau video call.

Saya sebagai pengguna aktif di platform Steemit, mengapresiasi Scouts y sus Amigos community yang mengangkat Topik "My Languages" dalam Steemit Engagement Challenge Season 10 Week 2. Ini Topik yang menarik untuk diikuti, sebagai bentuk apresiasi kepada penyelenggara saya mengundang 3 teman saya yang lainnya untuk berpartisipasi dalam topik ini, ayo...@heriadi, @harferri dan @afrizalbinalka. Saya menantikan anda disini.

Saya menguasai 2 bahasa secara aktif yakni bahasa nasional (Bahasa Indonesia) dan bahasa daerah (Bahasa Aceh), kemudian saya juga mampu menguasai bahasa inggris secara pasif, menurunnya tingkat penguasaan bahasa inggris erat kaitannya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan kerja yang secara totalitas menggunakan bahasa negara (Indonesia).

Ini sebuah kelemahan bagi saya, mengingatkan sebelumnya bahasa inggris dapat saya gunakan secara baik, baik speaking, listening dan writing, tetapi semuanya berubah, dan banyak perbendaharaan kata yang telah terlupakan, termasuk penggunaan grammar yang benar.

Selain telah mempelajari bahasa inggris sejak disekolah menengah Tingkat Pertama sampai perguruan tinggi, saya juga mengikuti kursus bahasa inggris dibeberapa lembaga dan saat itu menunjukkan hasil yang signifikan dengan mampu lulus uji TOEFL dan diterima sebagai Field Quality Control di World Food Program pada tahun 2006, yang komposisi kerja diisi oleh berbagai warga negara asing.

Saya juga mempelajari bahasa jepang selama beberapa bulan selama pendidikan Sekolah Menengah Atas, konflik bersenjata membuat saya harus berhenti dan mengakhiri kursus bahasa jepan di Ibu kota.

Selain menjadi mata pelajaran penting disekolah, bahasa inggris seharusnya dapat dikuasai dengan baik jika terus diterapkan menjadi bahasa percakapan sehari-hari. Dulu, selain mendapatkan materi bahasa inggris disekolah, saya juga mengikuti kursus bahasa di Arizona Institut Lhokseumawe, namun pembelajaran melalui kursus tidak maksimal jika tidak menerapkan pola lainnya.

Saat itu, saya sering menggunakan metode menghafal kata dengan terus membawa kamus kecil kemanapun, setiap menemukan hal yang baru dan belum saya ketahui versi Inggrisnya, saya akan membuka kamus kecil dan mencoba mengingatnya. Hasilnya sangat memuaskan, dalam waktu singkat telah menguasai berbagai kata benda dan kata sifat dalam bahasa inggris.

Setelah menguasai sejumlah kosa kata, saya mulai mencoba melatih percakapan, saya membeli buku saku percakapan dan mulai menghafalnya, kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang harus berbicara sendiri didepan cermin dan mengajak teman-teman yang lain mulai membiasakan menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan sekolah dengan membentuk kelompok khusus.

Pengetahuan yang saya dapat di kursus bahasa kemudian saya praktekkan juga, saat itu di tahun 1999 di Indonesia hanya tersedia Walkman, belum tersedia telepon android seperti saat ini, saya setiap hari mencoba melatih listening dengan memutar percakapan yang ada di kaset tape recorder, bahkan mengulanginya berulang kali untuk dikoreksi oleh teman yang lain.
Semua berjalan dengan baik sampai lulus pendidikan sarjana muda

Saya menyukai berbagai bahasa dan ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus belajar, selain ingin mendalami kembali bahasa Inggris karena cita-cita saya melanjutkan pendidikan Magister Kesehatan diluar negeri. Saya juga ingin kembali mempelajari bahasa lainnya seperti bahasa arab dan bahasa spanyol.

Bahasa spanyol bagi saya itu unik dan menyenangkan, saya pernah beberapa kali melakukan interaksi dengan pengguna platform Steemit yang berasal dari Venezuela dan kami saling mempelajari bahasa satu sama lain. Itu sangat menyenangkan dan terus meningkatkan motivasi untuk terus dan terus belajar.

Setiap bahasa asing memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, misalnya bahasa jepang dan arab, tentu kesulitannya berbeda dengan belajar bahasa inggris dan spanyol. Untuk bahasa jepang, saya harus mulai dari dasar, mengenal huruf kanji atau hiragana dan kombinasinya, kemudian mengetahui artinya, hampir sama seperti bahasa arab, perbedaannya saya telah mempelajari bahasa arab sejak kecil, dapat membacanya dengan baik tetapi tidak memahami artinya secara keseluruhan.

Bahasa inggris kelemahannya terletak pada cara membacanya yang berbeda dengan penulisannya. Mungkin jika dipahami lebih serius akan dapat dikuasai dengan baik.

Secara umum kendala dalam mempelajari bahasa yang baru terletak pada pemahaman kosakata, pengucapan, dan struktur kalimat. Itu yang menjadi kendala utama ketika mulai mempelajari bahasa lain.

Saya melihat bahwa menguasai beberapa bahasa dapat meningkatkan pengetahuan terhadap dunia luar, tidak semua materi yang diinginkan tersedia dalam 1 bahasa, apalagi perkembangan teknologi saat ini yang semakin canggih tidak membatasi setiap orang untuk berinteraksi, semakin banyak bahasa yang dikuasai maka semakin besar pula peluang yang akan didapatkannya untuk meraih kesuksesan.

Bayangkan jika hanya menguasai 1 bahasa saja, misalnya saya hanya menguasai bahasa daerah dan bahasa Indonesia, tentu akan menghambat program beasiswa magister Kesehatan diluar negeri, justru sebaliknya dengan menguasai minimal bahasa inggris sebagai bahasa internasional, kesempatan untuk mengikuti program beasiswa akan terbuka lebar.

Tidak hanya pada sektor peningkatan kompetensi diri, menguasai bahasa lain juga memberikan pengalaman baru dalam hidup, misalnya ketika traveling ke negara lainnya, tentu akan sangat membantu perjalanan tanpa harus menggunakan jasa translator.

Demikian postingan singkat saya tentang topik ini, semoga saya dapat berkontribusi kembali dalam topik lainnya di week 3 dan terimakasih saya ucapkan kepada @kouba01 yang telah mengundang saya untuk bergabung dalam Topik ini.