Dayah Madinatut Thalibin Al-‘Aziziyah , berdiri pada Tanggal 27 Maret 2008 yang dipimpin Tgk Sulaiman H. A. Wahab yang berlokasi di desa Mns. Mesjid Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen, hingga kini tetap berkembang dan dapat mengikuti perkembangan zaman serta semakin tertanam dalam sanubari masyarakat bahwa santri yang dididik disini di yakini berhasil dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa sebagaimana kenyataan yang ada pada saat ini. Dayah Madinatut Thalibin juga merupakan cabang dari Dayah MUDI MESRA Samalanga. Asrama santriwan di dayah ini laksana barak-barak darurat. Meski begitu, sekitar 280 santri yang terdiri dari 67 santri menetap 188 santri yang tidak menetap, dan 25 orang guru. Penambahan jumlah santri yang begitu pesat sehingga menimbulkan berbagai dampak (baik positif maupun negatif dalam arti yang luas).

Santri-santri kebanyakan barasal dari daerah Aceh. Bidang pembangunan fisik, mulai tampak perubahan. Dari yang semula semacam barak darurat ke bentuk asrama dan lebih layak huni. Banguan fisik terbangun, antaranya semi permanen berlantai 2 satu unit. Santriwan disadari sebagai ujung tombak dalam perubahan sekaligus penataan struktur sosial masyarakat kemudian hari.Dengan prinsip-prinsip tersebut, antara lain, secara intens dan bertahap dayah ini mempersiapkan dan membentuk kader-kader kompeten dalam hal-hal praktis dan idealis.dari kelas awal sampai akhir menimba ilmu di dayah ini.

Pembagian jenjang pendidikan di dalam dayah yaitu dengan kurikulum mandiri dan berwawasan moderen.Selain idealisme keislaman, pendidikan terkait ha-hal ekonomi seperti pengelolaan lembaga keuangan dan pertanian. Hal lain, yang ditanamkan juga ke santri adalah sifat-sifat kebersamaan, saling tolong-menolong, serta gotong-royong.Sementara 25 orang yang tergabung dalam dewan guru siap menggembleng para santri menuju cita-cita ideal kelembagaan dayah.