"Kids of the world" by @olesia and @soulwind | week #30 | 10% support @steem-bru | ME AND MY KIDS
Selamat berjumpa kembali sobat dengan saya @alee75. Ikuti protokol Kesehatan, tetap santuy dan jangan lupa sedekah.....!!!
Saya sangat senang dan termotivasi untuk selalu ikut berpartisipasi di komunitas steem BRU (BY-RU-UA) yang sangat menarik ini seperti edisi-edisi yang lalu. Terima kasih untuk @olesia yang masih konsisten dengan kontes ini dan selamat kepada semua pemenang kontest Minggu yang lalu dan semoga terus bisa berkarya dan bisa menyemarakkan komunitas ini di masa-masa yang akan datang.
Minggu ke #30 ini saya ingin kembali ikut berpartisipasi di kontes ini dengan tema cerita tentang anak-anak yang mewarnai hari-hari kita apapun keadaannya.
Saya merasa di berkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia-Nya kepada saya, dalam hal ini anak-anak yang sehat yang menjadi hiburan dan pelepas lelah setelah saya bekerja sehari-hari.
Saat ini saya mempunyai 2 orang anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Anak saya yang pertama sekarang sedang kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dan tinggal bersama kakak saya di Cunda. Anak kedua saya adalah laki-laki yang sekarang sedang belajar di SMP Negeri Matangkuli dan anak perempuan bungsu saya sekarang adalah siswa Sekolah Dasar di Teupin Jaloh Matangkuli.
Ketiga anak saya aktif berolahraga beladiri Hapkido yang kami lakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Karena saya merupakan pioneer Hapkido di Aceh Utara maka secara simultan semua anggota keluarga berlatih beladiri ini.
Dalam menjalani hari-hari, saya mengalami berbagai macam kondisi karena sejak 3 tahun yang lalu saya pindah dan kembali ke kampung halaman saya di Matangkuli yang merupakan tempat saya di besarkan oleh kedua orang tua saya yang kedua-duanya sampai saat ini masih hidup dan menetap di Matangkuli. Saya sangat senang tinggal di pedesaan dengan suasana yang masih agak nyaman dan tidak terlalu bising seperti di perkotaan. Dengan tinggal di desa, saya juga setiap hari bisa melihat dan memantau kondisi kedua orangtua saya yang sudah berusia lanjut. Namun ada suatu kendala yang kami alami selama kami tinggal di kampung yaitu daerah kami adalah rawan banjir sepanjang tahunnya. Namun karena itu bukanlah kejadian yang pertama sehingga kami sudah terbiasa dan menghadapinya dengan santai.
Seperti halnya beberapa hari yang lalu, kampung kami kembali di landa banjir selama 3 hari. Pagi-pagi saat bangun pagi saya melihat jalan di depan rumah saya sudah di penuhi air banjir. Anak saya Alvira yang masih terlihat mengantuk mengikuti saya ke halaman depan dan kami memperhatikan banjir yang sedang melanda kampung kami. Kami duduk-duduk di depan rumah beberapa saat selanjutnya kembali masuk ke rumah kami untuk sarapan pagi
Si kecil Alvira yang masih mengantuk melihat banjir |
---|
Sekitar jam 09 pagi kami keluar rumah dengan mengarungi banjir agar bisa pergi ke pasar untuk membeli barang-barang kebutuhan kami. di sepanjang jalan banyak anak-anak di kampung kami bermain dengan gembira di air banjir. Mereka tidak merasa itu sebagai sebuah musibah, namun mereka menerima keadaan dan mencoba tetap bergembira dan bermain dengan kawan-kawannya.
Anak-anak desa bermain banjir |
---|
Sepulangnya kami dari pasar, anak saya Alvira ingin mandi di air banjir dan diapun bermain-main di air banjir dengan senangnya. Biarpun di air banjir tetapi bagi dia seperti sedang mandi di Wahana Water boom. Begitulah anak-anak yang bisa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan keadaan sehingga mereka tetap bisa bergembira.
Si kecil Alvira mandi banjir |
---|
Sore harinya dia kembali ingin mandi di air banjir yang belum juga surut. Awalnya dia sedang bermain di depan pintu pagar rumah saya dan ketika saya keluar dari dari rumah, dia minta izin untuk mandi dan bermain air banjir lagi.
Di depan pintu pagar rumah |
---|
Pada hari minggu kemarin sebagaimana biasanya kami berlatih Hapkido di Lapangan Hiraq Lhokseumawe. Pagi-pagi saya bersiap bersama dua anak saya dan berangkat menggunakan motor menuju tempat latihan di Lhokseumawe.
Siap berangkat latihan |
---|
Tiba di lapangan Hiraq Lhokseumawe, saya bertemu dengan salah satu anggota Hapkido yang juga membawa anaknya untuk latihan bersama. Dan setelah beberapa murid tiba maka latihan di mulai dengan senam pemanasan yang di pimpin oleh anak saya @lutfihakim12.
Latihan pemanasan |
---|
Selanjutnya saya mengambil peralatan latihan dan menyuruh anak-anak untuk menendangnya secara bergantian. Saya juga meminta anak saya @lutfihakim12 untuk membantu memegang samsak agar anak-anak bisa menendangnya secara bergantian.
Latihan tendangan |
---|
Karena anak-anak sudah terlihat capek, maka kami berikan waktu untuk istirahat beberapa saat dan juga minum untuk menghilangkan rasa capek mereka. Anak saya Alvira bermain-main dengan para murid lainnya saat istirahat.
Si kecil Alvira bermain dengan murid-murid saat istirahat |
---|
Setelah istirahat sebentar kami memberikan materi untuk meningkatkan daya tahan dan efektifitas dalam melakukan tendangan dengan cara menggunakan bahan yang sederhana yaitu tali rapia dimana anak-anak kami perintahkan melakukan beberapa tendangan dengan jumlah repetisi yang kami tentukan yang bertujuan agar anak-anak nantinya bisa melakukan tendangan secara efektif dan juga memiliki stamina dan daya tahan yang baik.
Latihan sederhana tetapi bermakna |
---|
Kemudian kami memerintahkan anak-anak untuk kembali melakukan tendangan-tendangan setelah materi tadi sampai selesainya latihan di jam 12 siang.
Usai latihan saya pergi ke rumah kakak saya di Cunda, dimana di sana anak saya @saufa29 tinggal bersama kakak saya karena dia kuliah sehingga akan sangat merepotkan apabila harus pulang-pergi dari Matangkuli – Lhokseumawe. Saya melintasi lapangan panahan seorang steemians @akbar2468 yang sudah beberapa kali membuat kejuaraan yang di sponsori oleh @stephenkendal. Saya singgah sebentar dan mengobrol tentang olahraga dan juga perkembangan steemit sedangkan anak saya Alvira sempat bergaya di bangku Coach @akbar2468.
Di lapangan Panahan @akbar2468 |
---|
Selanjutnya saya menuju rumah kakak di Cunda dan di depan masjid Cunda saya melihat seorang nenek yang sudah tua berjualan sirih dan kacang di atas trotoar, saya merasa iba dan kasihan melihat si nenek yang sudah tua harus berjualan di pinggir jalan untuk memenuhi kebutuhannya. Saya pun meminta anak saya @lutfhakim12 untuk membeli dagangan si nenek untuk membantunya. Saya memberi nasehat kepada anak saya, seandainya ada nenek-nenek atau orang miskin yang berjualan di pinggir jalan, belilah barang mereka, jangan di tawar harganya dan berilah dia uang lebih kalau kamu sedang punya uang, karena itu sangat membantu orang miskin atau si nenek tadi. Lalu saya melanjutkan perjalanan ke rumah kakak.
Membeli dagangan si nenek tua yang berjualan di trotoar |
---|
Itulah sedikit cerita saya yang tinggal di pedesaan dan aktivitas kami sehari-hari serta usaha saya dalam mendidik anak-anak saya agar berguna bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Tugas kita sebagai orang tua adalah memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kita agar nantinya mereka bisa mandiri dan punya daya tahan saat menjalani kehidupannya.
Demikian postingan saya kali ini semoga semua orang tua bisa berbahagia bersama anak-anaknya. Terimakasih sudah mampir di blog saya.
Saya mengundang @aisyahmychun @akbar2468 @ibnusakdan dan @muhammadbakrie untuk berpartisipasi pada kontes ini.
Special Thank you to @olesia
@alee75, thank you!)
Cerita yang sangat menarik dan menyenangkan pak @alee75.
Terima kasih ibu ..🙏
Sama-sama pak