Save The World: Menjaga Masa Depan Bumi Untuk Anak Cucu Kita

SETIAP bicara isu lingkungan saya suka. Karena pada dasarnya setiap yang berbicara tentang kerapian, keindahan alam, saya ingin selalu ada didalamnya. Bila melihat sampah yang dibuang sembarangan, saya hanya bisa mengumpat sendirian.

_{Desain by Canva}

Sejak saya punya lahan sendiri untuk tempat tinggal, saya menanam banyak tumbuhan di dalamnya. Ada pohon-pohon produktif ada juga untuk penghijauan saja sebagai hiasan. Pohon-pohon produktif yang menghasilkan banyak daun itu, membuat saya mendapat bahan baku untuk kompos.

Artinya, semua sampah-sampah organik yang tersedia, tidak saya bakar. Semua saya tumbuh di sudut untuk pembusukan. Setelah busuk, akhirnya saya pakai untuk menjadi pupuk kompos. Kebetulan saya juga senang menanam tanaman skala rumah tangga seperti tomat, cabe, daun seledri (sop) serta timun.

Sementara untuk barang-barang bekas seperti plastik dan botol air mineral semua saya kumpulkan. Selanjutnya diambil pengumpul untuk dijadikan serbuk. Sementara untuk tanaman-tamanan yang saya lakukan selama ini, saya tidak memakai pupuk kimia. Namun saya mengolah pupuk cair.

Pupuk cair ini sudah cukup banyak saya fragmentasi yang selanjutnya dipakai untuk pupuk berbagai tanaman. Sedangkan sampah dapur, saya kumpulkan untuk dijadikan kompos. Saat ini sudah ada kompos yang sudah panen.

Bagaimana Anda melakukannya? Untuk tahapan ini saya melakukannya secara mandiri. Di saat waktu senggang, saya melakukannya, membersihkan sampah-sampah organik, lalu ditumpuk pada tempat yang sudah saya sediakan. Untuk batang-batang pohon (mangga dan jambu), tidak dibakar, tetapi dikumpulkan untuk pembusukan alami lalu menjadi kompos.

Di hari-hari tertentu, itu rutin saya lalukan. Bahkan, untuk prosesnya ada beberapa yang menjadi konten di Steemit.

Aksi nyata saya! Saya melakukannya diakhir pekan. Namun, jika ada pekerjaan yang menumpuk, terpaksa saya tunda untuk membuat kompos, atau mengumpulkan botol-botol bekas. Di bawah ini ada beberapa tulisan yang sudah saya tayang di Steemit, yang menjadi bagian penting dalam upaya menjaga lingkungan.

• Pupuk Organik Hijau untuk Bumi
• Kompos Sudah Matang
• Biji Plastik Daur Ulang
• Mempersiapkan Media Tanam

Foto-foto di bawah ini adalah bagian dari usaha kecil yang saya lakukan selama ini:

Di pojok ini saya mengumpulkan banyak daun-daun serta batang-batang pohon tua untuk dijadikan pupuk kompos. Ini kondisi kompos yang sudah matang dan siap panen yang saya pakai untuk pupuk tanaman kangkung.

Proses membuat media tanam yang terdiri dari tanah subur, sekam, pupuk kandang dan campuran pupuk kompos. Di belakangnya terlihat tumpukan daun yang sengaja ditumpuk untuk pembusukan dan menjadi pupuk.

Pupuk cair yang sedang mengalami proses fragmentasi dengan latar belakang tanaman kangkung. Pupuk saya ini saya semprotkan ke kangkung sebagai pengganti pupuk pestisida yang tidak baik bagi alam.

Pupuk organik cari atau (POC) yang saya olah dalam skala sedang untuk konsumsi pribadi. Sebab saya tidak memakai pupuk kimia untuk kebutuhan pupuk tanaman. Botol-botol sebelah kiri masih setengah jadi, sedangkan sisi kanan, botol berisi pupuk cair yang baru diproses.

Botol-botol pupuk organik cair yang sudah siap panen. Ada yang berbahan dasar air hujan, air kelapa dan yang berwarna hijau itu bahan dasarnya air kolam.

Saat saya membawa botol-botol bekas ke pengumpul di tempat kami tinggal, kebetulan pabrik daur ulang plastik sedang menjemur biji plastik. Saya melihat langsung mulai dari proses awal hingga digiling menjadi biji-biji kecil seperti gambar ini.

Bagaimana perhatian pemerintah dan masyarakat di sekitar Anda?
Peran pemerintah selama ini masih sebatas melakukan kampanye dan memberi penyuluhan kepada masyarakat. Pemerintah mengajak warga untuk lebih peduli dan menjaga lingkungan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil di setiap kampung. Di tempat saya ada namanya BKM. Badan Keswadayaan Masyarakat.

Dikutip dari berbagai sumber dijelaskan, BKM ini merupakan nama “jenerik” atau istilah untuk lembaga masyarakat dengan kedudukan sebagai pimpinan kolektif dari himpunan masyarakat di tingkat Kelurahan.

"BKM adalah lembaga pimpinan kolektif masyarakat warga Kelurahan dengan peran utama sebagai dewan pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan dalam rangka upaya penanggulangan kemiskinan di Kelurahan yang dibentuk secara partisipatif." Sumber

Selama ini di tempat saya tinggal Gla Meunsah Baro, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar what3words.com, mereka terlibat dalam pengumpulan sampah dan penhijauan di pekarangan rumah warga. Usaha tersebut bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG).

Sejauh ini baru usaha-usaha semacam itu yang dilakukan pemerintah dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat di gampong-gampong. Saya berharap, usaha-usaha kecil yang saya lakukan selama ini bisa diikuti oleh masyarakat sekitar. Minimal langkah paling gampang adalah dengan tidak membuang sampah rumah tangga.

Terima kasih kepada WSP Manager @irawandedy, yang sudah menggelar kontes menarik ini di Steem for Betterlife Community.

Cot Irie, 5 Mei 2023

• ACHIEVEMENT 1

Kind Regards @Munaa