Suara adzan berkumandang di seantero kota Tanjung Pinang, membangunkan bagi para kaum muslim di sekitarnya untuk menunaikan ibadah subuh.

Saya segera bangun dan beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi, lalu berwudhu. Kemudian mengerjakan sholat subuh. Setelah itu saya menikmati dan menghirup udara pagi yang segar sambil jalan-jalan pagi.

Menghirup udara pagi yang bersih akan meningkatkan energi positif dalam tubuhku. Membuatku merasa lebih tenang. Di sini saya ditemani oleh Sulung yang tengah semangat berlari-lari kecil.

_{Suasana pagi hari}

Kabut yang masih menyelimuti langit Kota Tanjung Pinang menambah keindahan suasana disetiap paginya. Saya pun tak lupa untuk mengabadikan momen indah ini.

_{Jalanan komplek}

_{Pemandangan Taman Kota saat pagi hari}

Setelah beberapa menit mengitari komplek, lalu saya dan Sulung memutuskan untuk pergi ke Taman kota. Lima belas menit kemudian, sampailah kami di Taman Kota yang terletak di tepi laut. Pemandangannya sungguh cantik dan indah.

"Taman yang luas". Hampir setiap hari di Taman Kota ini dikunjungi banyak orang, dari kanak-kanak, muda mudi hingga orang tua. Ada yang hanya sekedar jalan-jalan seperti yang kami lakukan, berekreasi, nongkrong, juga ada yang berolahraga dipagi dan jelang sore.

Saat sore hari, di tepian Taman Kota dijadikan ladang cuan bagi pebisnis kuliner. Terlebih saat akhir pekan tiba, tempat ini sangat padat oleh pengunjung, terutama anak-anak. Karena ada pasar malam di sini, yang diadakan oleh pemerintah kota.

_{Makan mie lendir}

Setelah puas jalan-jalan kami segera pergi untuk mencari sarapan. Kami pun singgah di kedai makan legendaris yang menjual mie lendir, merupakan kudapan khas tanjung pinang. Kami segera memesan 2 porsi mie lendir dan 2 gelas teh manis panas. Ini baru pertama kalinya saya makan mie lendir.

Selesai sarapan saya dan Sulung melanjutkan perjalanan ke daerah Senggarang yang jaraknya lumayan jauh. Dari Kota Tanjung Pinang, kami membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Senggarang.

_{Suasana jalanan Senggarang}

_{Berburu gonggong di kampung nelayan}

Disepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Jalan berkelok, naik turun bukit, hutan kecil nan hijau dan lautan lepas serasa tak berujung. Akhirnya kami beristirahat sejenak di desa nelayan, yang saya tidak tahu nama desanya. Di desa ini saya pun membeli 2kg Gonggong.

Gonggong adalah jenis keong laut yang hidup di dalam pasir di pesisir pantai. Selain tangkapan ikan, gonggong juga merupakan hasil laut yang bisa dijadikan cuan oleh para nelayan setempat.

_{Saat di Vihara}

Di perjalanan pulang, kami singgah di vihara tempat peribadatan umat buddha. Selain tempat untuk beribadah, klenteng atau vihara ini juga di jadikan obyek wisata religi oleh kebanyakan turis Tiongkok.

Matahari kian merangkak naik, cuaca hari ini sangat terik. Jam sudah menunjukkan pukul 10:30 menit dan kami segera pulang.

Itu saja cerita saya hari ini, teman-teman! Semoga kalian semua menyukainya. Terima kasih sudah membaca blog saya.