The Diary Game, Rabu 17 Juli 2024: Antar Anak Sekolah Hingga Diskusi Program LEC
Seperti biasanya saya mengantar anak saya, Bilal ke sekolahnya di Sekolah Sukma Bangsa (SSB) Lhokseumawe. Disiplin sangat diterapkan di sekolah ini. Siswa harus sampai paling telat pukul 07.25 WIB dengan toleransi pukul 07.30 WIB. Lewat dari itu sudah dianggap telat.
Pagi-pagi Bilal sudah siap untuk diantar. Pukul 07.00 WIB, kami langsung berangkat agar tidak terlambat. Pukul 07.20 WIB, kami sudah tiba di sekolah Bilal di Kawasan Panggoi. Sekolah ini selalu ramai jika pagi hari. Terkadang macet selalu terjadi di jalan raya menuju pintu masuk.
Terlihat mobil berbagai merk dan bentu memasuki pekarangan SSB Lhokseumawe dengan bermacam model. Tentu saja mereka mengantar anaknya di SSB Lhokseumawe. Bagi siswa yang sudah SMA, umumnya membawa motor sendiri. Motor ini diparkirkan di tempat parkir yang sudah disediakan pihak sekolah.
Kenyamanan dan kedisiplinan memang sangat diterapkan di sekolah ini. Siswa dan bahkan orang tua sangat dilarang membuang sampah sembarangan. Tong sampah juga disediakan di berbagai tempat. Siswa kelas rendah dilarang membawa makanan yang mengandung micin seperti saus dan tidak boleh membawa bahan plastik.
Ssetelah Bilal turun, saya langsung menuju pintu keluar. Saya harus antri seperti orang tua lainnya karena masih macet. Tetapi hari ini macetnya tidak separah hari pertama sekolah. Saya langsung menuju Dr Kupi, tempat ngopi langganan saya.
Beberapa teman sudah menunggu di sana. Terutama teman-teman yang turut terlibat dalam pembentukan komunitas Lhokseumawe English Community (LEC). Kami mulai membahas beberapa program dan arah komunitas ini.
Sudah terdapat beberapa warga yang ikut atau minta bergabung komunitas ini. Setelah berkomitmen, mereka langsung kita gabungkan dalam grup WhatsApp. Beberapa program mulai kami rancang untuk membumikan bahasa Inggris di Kota Lhokseumawe.
Pukul 12.50 WIB, saya pamit untuk menjemput Bilal. Bilal sudah menunggu saya di halte sekolah. Begita saya parkir, Bilal langsung masuk mobil dan kami segera pulang ke rumah. Pukul 15.00 WIB, Bilal kembali saya antar ke tempat pengajian yang letaknya juga di Panggoi. Saya kembali ke rumah karena ada janji dengan tukang untuk membetuli atap rumah yang sempat merembes air saat hujan. Ternyata tukang ini baru datang pukul 16.50, padahal janjinya pukul 14.30 WIB. Begitulah mereka tidak komitmen waktu.
Kami langsung naik ke atas atap untuk melihat bentuk kerusakan dan membahsa penanganannya. Termasuk emnyepakati harga dan bahan yang dibutuhkan. Karena sudah sore maka saya tidak mungkin lagi membeli bahan yang dibutuhkan.
Saya langsung menuju lapangan futsal di Kawasan Cunda. Ya hari ini adalah jadwal main futsal kami. Saya hanya dapat bermain hingga pukul 18.00 WIB karena harus menjemput Bilal. Padahal sedang asyik asyiknya main futsal. Saya segera menjemput Bilal.
Pada malam hari tidak banyak yang saya kerjakan. Pukul 23.00 WIB saya segera tidur. Sebelum itu saya memastikan Bilal sudah menyiapkan buku untuk sekolah besok. Selain itu saya harus memastikan Bilal menggosok gigi sebelum tidur.