Steemit Engagement Challenge S9-W1: Dream Couple | Ideal Couple Vs Rational Couple |

Kami dengan dua pasang anak, sesuai dengan impian.

---

Sering kita mendengar seseorang mengatakan tentang calon pasangan yang bukan tipenya. Kadang, tipe atau kriteria tentang pasangan seseorang berubah seiring dengan perjalanan waktu. Ketika kita jatuh cinta, ternyata bukan kepada orang yang sesuai dengan tipe kita. Dan kita tidak mempersoalkannya apakah dia sesuai dengan tipe kita atau tidak. Cinta membunuh tipe dan batasan-batasan lainnya.

Itulah yang aku alami ketika menikah dengan istri. Aku memiliki tipe sendiri: perempuan dengan tinggi dan berat badan seimbang, rambut lurus panjang, dan kalau bisa dengan kulit sedikit lebih terang dari kulitku. Kriteria tambahan lainnya tetapi tidak mutlak; kalau bisa dia menyukai sastra juga!

Aku memimpikan pasangan seperti itu sejak remaja bahkan sampai sekarang. Apakah aku mendapatkannya?

Untuk beberapa hal, sudah sesuai kriteria seperti rambut lurus panjang dan kulit yang sedikit lebih putih dari kulitku. Meski soal rambut, bisa saja berubah karena berbagai alasan seperti mudah rontok dan terlalu gerah dengan rambut panjang untuk cuaca di Indonesia yang panas. Sayangnya, istriku tidak terlalu tinggi, meski kriteria itu sudah tidak penting lagi bagiku ketika aku jatuh cinta kepadanya.

---

Foto pernikahan kami tahun 2000 dalam pakaian adat Aceh.

---

Semasa anak-anak masih kecil.

---

Aku baru saja berpisah dengan kekasihku ketika mendengar tentang perempuan yang kata teman-temanku, baru saja pindah dari Jakarta. Katanya, cewek itu cantik dan beberapa cowok mulai melakukan pendekatan untuk memikatnya.

Tahun 1998, aku pertama kali melihat melihatnya ketika masih dalam situasi lebaran. Perempuan itu melintasi rumahku bersama teman-temannya dan seorang saudaraku memanggil mereka. Ketika pertama kali melihatnya, aku menganggap selera kawan-kawanku tentang perempuan masih payah. Menurutnya, cewek itu nggak cantik, meski menarik ketika kami mulai berbicara.

Aku bekerja di Lhokseumawe sebagai wartawan dan dia tinggal di Bireuen. Setiap Sabtu Minggu atau ketika ada hari libur, aku pulang ke Bireuen dan kami bertemu. Aku tidak menganggapnya sebagai pacar karena kami baru berkenalan. Kami tidak pernah jalan bersama, kecuali satu kali ketika menghadiri pesta pernikahan abangku.

---

Idul Fitri 1443 H, hampir setahun lalu.

---

Meski percaya dengan falling in love at the first sight, bagiku cinta tetap butuh proses. Jadi, aku tidak mudah mencintai seseorang meski mudah akrab dengan siapa pun. Ketika aku mulai menyukainya, konflik bersenjata di Aceh kian parah sehingga ia dan saudaranya yang bekerja sebagai hakim, dipindahkan ke tempat lain.

Namun, aku sudah pernah bicara dengan ayahnya dan memperkenalkan diri sebagai sahabat dekat putrinya selama di Aceh. Ingat, hanya sebagai sahabat dekat saja. Ketika ia pulang ke Jakarta pada 1998 aku ikut mengantarnya sampai Jakarta dengan kapal laut. Itu menjadi momen yang indah karena kami sudah resmi pacaran.

Paling menyakitkan ketika cinta mulai tumbuh dan kami harus berpisah. Aku hanya bisa meneleponnya setiap ada kesempatan dan biasanya pada malam hari. Setiap bulan, aku mengiriminya uang meski kami belum terikat. Sekarang kamu tahu, kan, aku lelaki yang bertanggung jawab dan suka memberi uang kepada kekasihku.

---

---

---

---

Saat liburan ke Medan, beberapa waktu lalu.

---

Kemudian dia pindah ke Sumenep, daerah paling timur di Pulau Madura. Sementara aku tinggal di Aceh, daerah paling barat di Pulau Sumatra. Tapi seperti kata Khalil Gibran: Ketika cinta memanggilmu, ikutilah ia meski jalannya terjal berliku. Aku sering menambahkan kalimat: karena kamu tidak tahu kebahagiaan seperti apa yang menantimu di ujung sana.

Tuhan sudah mengatur pertemuan kami ketika ada Kongres Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Surabaya. Aku menyeberang ke Madura ke Madura setelah mengikuti Kongres. Teman berantamku @zainalbakri, ikut menemani sampai Madura. Ketika itu, Bang @zainalbakri sudah memiliki seorang putri. Dia cepat kenal cewek sehingga cepat menikah. Aku mengundangnya untuk menuliskan kisah tentang pasangannya yang seperti drama Korea.

Sepulang dari Madura, aku semakin mantap untuk menjadikannya sebagai istri. Aku mengatakan kepada umi dan pada 7 Juli 2000, kami menikah di Bekasi, Jawa Barat. Tanggal 7 Juli adalah hari ulang tahun Bang @zainalbakri. Dia berjasa dalam hubungan kami dan kami menghormatinya dengan menikah pada 7 Juli yang jatuh pada hari Jumat, hari kelahiranku.

---

Mengajarkan anak-anak sejak dini agar mencintai alam.

---

Aku bermimpi memiliki rumah sendiri sebelum menikah dan itu tidak terwujud. Jadi, sebelum menikah aku menyewa sebuah rumah di belakang kantor. Delapan tahun setelah menikah, kami baru memiliki rumah sendiri yang kami bangun pelan-pelan. Kami memiliki enam anak, tetapi dua di antaranya diambil Allah sebelum mereka dilahirkan. Keduanya perempuan; anak pertama dan ketiga. Kini kami memiliki dua pasang anak dan itu merupakan cita-citaku sejak remaja.

Tentang pernikahan dini, aku menentangnya. Bagiku, ukuran menikah itu adalah ketika sudah siap secara mental dan ekonomi. Jadi, anak remaja belum siap secara mental, meski ada yang sudah siap secara ekonomi.

---

Saat liburan ke Sabang, akhir tahun 2022 lalu. Kami jarang bisa berkumpul karena sulit menyesuaikan jadwal pendidikan anak-anak.

---

---

Selain @zainalbakri, kupikir banyak Steemian yang ingin membaca kisah cinta @midiagam yang kabarnya masih jomblo sampai saat aku menuliskan ini pada 17 April 2023. Demikian juga dengan @hattaarshavin yang belum juga menikah. Bagaimana dengan @amryksr? Dia memiliki story menarik dan inspiratif.

Dari kalangan perempuan, barangkali @fwinanda dan @asiahaiss ingin berbagi kisah tentang pasangan impian. Kisah @patjewell dengan pasangan impiannya, mungkin akan membuat para jomblo di Steemit terinspirasi untuk segera menikah.

Terima kasih sudah membaca kisahku yang lumayan panjang. Aku tidak sanggup menerjemahkannya dalam English meski dengan menggunakan translate tools. Mohon maaf semuanya. Pasangan kita menentukan kesuksesan kita dalam hidup.[]

---

Bersama Kak Amira ketika masih menghadiri acara Steemit di Bandung.

---

Ketika anak-anak masih kecil.

Ayo berbagi inspirasi tentang pasangan dan tentang kebahagiaan dalam Steemit Engagement Challenge S9-W1 | Dream Couple
.