[#club75]VIRTUAL DISCUSSION ON CLIMATE CHANGE Part #2

Aceh also has renewable energy potential that can be optimized to reach 25.31 GW.

Those are some kinds of threats and identification of problems and opportunities that exist in Aceh today and in the next post I will share about the steps that have been taken by ACCI in an effort to protect the environment and also hinder climate change, especially in Aceh.

Sobat steemians dimana saja berada, semoga kita selalu dalam keadaan sehat dan bisa beraktivitas dengan baik. Pada beberapa waktu yang lalu saya telah memposting tentang Materi Diskusi virtual tentang perubahan iklim yang saya ikuti atas undangan kolega saya di kampus Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Pada bagian pertama postingan saya, telah saya membagikan tentang beberapa alasan mengapa Pihak Universitas Syiah Kuala di pilih dalam diskusi ini untuk mewakili Negara Republik Indonesia dalam diskusi memperingati 40 tahun hubungan diplomatic Indonesia-Jamaica dengan tema Perubahan iklim.

Pada bagian kedua ini saya akan melanjutkan membagikan informasi yang berkembang dalam diskusi tentang perubahan iklim ini agar bisa memberikan gambaran bagi kita tentang perubahan iklim di kedua Negara dan juga bagi semua karena isu perubahan iklim ini adalah menjadi isu utama yang di bicarakan pada pembicaraan tokoh-tokoh dunia mengingat urgensi serta potensi bahaya yang di timbulkannya yang bisa menyebabkan terancamnya populasi manusia bahkan hewan dan tumbuhan yang saling terkait satu sama lain.

Pada bagian ini saya membagikan tentang Ancaman dan identifikasi masalah terkait dengan perubahan iklim ini khususnya di daerah Aceh yang memiliki catatan panjang terhadap kejadian banjir sebagai akibat dari deforestasi yang terjadi sejak lama. Banjir yang terus terjadi secara berulang di Aceh dengan tingkat keparahan yang cenderung meningkat bisa menyebabkan dampak yang luas bagi masyarakat Aceh. Seperti halnya kejadian banjir pada minggu lalu, dimana biasanya banjir hanya terjadi 2-3 hari. Namun minggu kemarin banjir terjadi selama hampir 10 hari lamanya yang membuat warga desa sangat menderita karena harus tidur di tempat-tempat umum yang tentu tidak nyaman terutama bagi anak-anak dan orang usia lanjut, sehingga setelah banjir berlalu banyak warga yang jatuh sakit.

Banjir yang terus berulang ini bisa menyebabkan gagalnya pembangunan di Aceh karena begitu banyak kerusakan dan kerugian yang di sebabkan oleh banjir ini. Banjir telah menyebabkan rusaknya areal pertanian, kerusakan private property, infrastruktur dan menyebabkan warga mengungsi serta kematian seperti yang terjadi pada salah seorang warga desa tetangga saya yang tenggelam di banjir.

Pada diskusi ini, panelis memaparkan data tentang dampak banjir di Aceh pada kurun waktu 2010 -2015 sebagai berikut :

Sehingga total kerugian yang di sebabkan banjir selama periode 2010-2015 adalah sebanyak $135,638,790.65.

Disisi lain Angka pengangguran dan kemiskinan di Aceh berada di atas angka nasional, sehingga memerlukan pendekatan pembangunan yang lebih strategis untuk menyikapinya. Dalam beberapa tahun terakhir, banjir semakin sering terjadi di Aceh dengan jangkauan dampak yang lebih luas yang tentu kerugian yang di timbulkan semakin meningkat pula. Sehingga apabila hal ini tidak dicarikan solusinya maka secara langsung akan mempengaruhi pembangunan di Aceh. Apalagi selama masa pandemic ini yang telah memukul semua sendi-sendi kehidupan dimana dari hari ke hari kehidupan masyarakat semakin sulit. Kemampuan pemerintah untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat juga ikut terancam, dimana pemerintah memiliki kemampuan keuangan yang terbatas dan banyak dari program-program pemerintah seperti pembangunan infrastruktur serta fasilitas public menjadi sia-sia karena banyak yang rusak. Pertumbuhan ekonomi masyarakat juga terganggu khususnya masyarakat menengah ke bawah seperti petani, pekebun dan peternak kecil yang memberikan efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dimana daya beli masyarakat akan menurun dan perputaran uang di pasar menjadi rendah. Dan yang di takutkan akan mengakibatkan angka stunting pada anak-anak bisa meningkat.

Pada sisi lain Aceh mempunyai beberapa keuntungan dan nilai lebih daripada yang kita lihat yaitu Aceh memilki Luas hutan sebanyak 3,557,928 juta Ha dan memiliki Total valuasi ekonomi (TEV) hutan yang tinggi. Jika sepenuhnya dilestarikan maka TEV nya sebanyak US$31,3 billion. Sedangkan dalam keadaan saat ini sebanyak US$ 23,1 billion, dan jika semua hutan dataran rendah hilang maka nilai TEV sebanyak US$ 15,8 billion.

Nilai ekonomi hutan Aceh ini berasal dari 12 jasa ekosistem yang meliputi penyediaan pasokan air reguler, Potensi tenaga air, Keindahan alam, dan carbo Sequestration.

Hutan Aceh juga menghasilkan banyak komoditi yang memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Diantara hasil hutan yang ada sekarang antara lain kemiri, gula aren, sagu, pala, lada, kayu manis dan madu.

Total economic value of Aceh dalam jangka waktu 30 tahun jika hutan fully conserved adalah sebagai berkiut :

No	Jasa Ekosistem	Benefit (dalam jutaan US$)
1	Penyediaan pasokan air biasa	16.715
2	Potensi tenaga air	5,029
3	Rekreasi dan wisata keindahan alam	1,888
4	Penyerapan Karbon	1,804
5	Mitigasi banjir dan erosi	1,374
6	Air tawar dan pesisir dan perikanan	1.161
7	Hasil hutan bukan kayu	1.043
8	Layanan penyerbukan	827
9	Fungsi pengaturan iklim lokal	759
10	Mitigasi pencegahan kebakaran	616
11	Perlindungan keanekaragaman hayati	82
12	Sumber daya air tanah	23
Jumlah		31.321

---

Regards

@alee75

ABOUT ME