Akhirnya Jadwal Laparoskopi tiba

Minggu pagi ini, aku bangun seperti biasa untuk menunaikan kewajiban dan kemudian berolahraga pagi bersama istri dan juga si kecil.

Sebenarnya hari ini istri akan masuk Rumah Sakit Cut Meutia untuk menjalani laparoskopi esok hari karena mengalami Cholelithiasis.

Laparoskopi ini merupakan jalan yang harus di tempuh sesuai rekomendasi dokter spesialis bedah digestive di Rumah Sakit Cut Meutia.

Rekomendasi ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di kemudian hari, karena biasanya batu empedu akan terjadi secara berulang, walaupun telah dilakukan pengobatan untuk menghancurkan batunya. Solusinya, ya kantung empedunya harus dibuang dengan metode laparoskopi.

Dua bulan yang lalu istri sudah didiagnosa mengalami cholelithiasis dan direkomendasikan untuk menjalani laparoskopi, namun kami menunda operasi, karena mau berlibur bersama keluarga besar ke Takengon Kabupaten Aceh Tengah.

Walaupun hari ini istri akan masuk rumah sakit, kami tetap berolahraga pagi dengan menyusuri jalan seputar tempat tinggal kami seperti biasa.

Cuaca pagi ini terlihat agak mendung dan berawan, meskipun masih tampak bintang-bintang di langit. Mudah-mudahan tidak akan terjadi hujan badai seperti kejadian dua hari yang lalu.

Hujan badai dua hari yang lalu, masih menyisakan rasa was-was bagi kami, karena memang peristiwa yang datang secara tiba-tiba serta telah menimbulkan kerusakan yang cukup parah. Walaupun saat ini belum dilaporkan adanya korban jiwa.

Menurut informasi, hujan badai dua hari yang lalu telah menyebabkan 90 unit rumah, enam toko, tiga kafe, 70 lapak pedagang serta empat kios rusak di 23 desa.

Hujan badai ini juga telah menyebabkan kerusakan fasilitas umum seperti lapangan olahraga dan lain-lain diberbagai desa dalam Kabupaten Aceh Utara. Dan warga pun sudah mulai melakukan perbaikan secara mandiri.

Pagi ini kami sedikit merubah rute olahraga kami dengan konsekuensi menambah jarak tempuh kami, dimana kami menyusuri jalan di pinggir sawah agar bisa menikmati pemandangan sunrise di pagi ini. Dan tidak lupa kami singgah di tempat jualan lontong untuk membeli sarapan disana.

Berbeda dengan hari biasanya, durasi olahraga kami pagi ini menjadi dua setengah jam atau bertambah sekitar setengah jam dari biasanya.

Setelah sholat Zuhur dan makan siang, kami menuju Rumah Sakit Cut Meutia di Buketrata, dan segera melapor ke bagian IGD (Instalasi Gawat Darurat).

Alhamdulillah istri langsung mendapatkan ruang rawat inap sesuai hak kami sebagai peserta BPJS Kesehatan Kelas I. Biasanya kita harus menunggu adanya kamar yang kosong, namun sore ini kami langsung mendapatkan kamar sehingga tidak harus menunggu lama di ruang IGD.

Sedangkan operasinya sendiri akan dilaksanakan esok hari, sehingga aku tidak menginap di rumah sakit malam ini. Untuk menemani istri, sudah ada si kakak yang kebetulan sedang libur kuliah.

Saat pulang ke rumah kami di Matangkuli, aku singgah sebentar di Steem Coffee di kawasan Geudong, Kecamatan Samudera. Dan aku sempat mengobrol dengan @sofian88, terkait wacana akan diadakannya meet up steemians secara global dalam waktu dekat.

Sebuah wacana yang harus didukung oleh para steemians dan semua stakeholder steemit yang berada di provinsi Aceh dan juga steemians lintas komunitas serta negara.

Aku tidak bisa berlama-lama di Steem Coffee karena si kecil yang ikut bersamaku sudah mulai rewel dan matanya mulai menampakkan titik air mata sambil berucap : Adek mau sama bunda !

Aku membawanya pulang dan tidur di rumah, karena rumah sakit kurang bagus untuk anak-anak. Lagi pun di rumah sakit sudah ada si kakak yang menemaninya bundanya.

Sekian postinganku kali ini tentang aktivitasku di hari ini dan juga rencana pelaksanaan laparoskopi istri di Rumah Sakit Cut Meutia. Stay Healthy and Fun, Ciao...!

Regards

@alee75

ABOUT ME