The Diary Game Season 3, Better Life, Rabu, 11 November 2020

Pagi ini saya terbangun di jam biasa, tepatnya jam 5 pagi. Setelah sholat subuh, saya bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan menu makan siang untuk keluarga. Saat saya sedang asyik dengan kegiatan di dapur, terdengar pengumuman dari mesjid terdekat, bahwa ada salah satu warga yang meninggal dunia, lagi. Dalam sebulan ini entah sudah berapa banyak warga yang meninggal dunia. Kebanyakan di antara nya tanpa sakit dan gejala. Memang ajal tiada yang tahu kapan datangnya. Saya segera menyelesaikan aktivitas di dapur agar bisa mengerjakan pekerjaan lainnya.

Selesai bagian memasak, saya segera membangunkan anak-anak agar mereka bisa segera mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Saya baru bisa bernafas dengan lega, saat anak-anak sudah berangkat ke sekolah dengan di antar oleh Ayahnya. Sedangkan si kakak, selalu lebih memilih ke sekolah dengan bersepeda ria. Hari ini saya mendapatkan jadwal mengajar pada tiga jam terakhir. Yang di mulai pada jam 9.55 pagi. Jadi sebelum berangkat ke sekolah, saya masih punya banyak waktu untuk bersantai, menikmati segelas kopi dan beberapa potong roti yang kemarin malam kami beli di Lhokseumawe.

Tepat jam 9 pagi saya berangkat ke sekolah dan tiba lima belas menit kemudian. Sebelum masuk kelas, saya masih punya banyak waktu untuk memeriksa hasil kerja siswa, sambil berbincang-bincang dengan para guru muda tentang info dapodik yang tidak bisa mereka buka. Kami duduk sambil bercanda ria, sampai tak terasa giliran mengajar saya tiba. Saya segera masuk kelas, dan mengajar seperti biasanya. Murid yang hadir hari ini lumayan ramai, dan mereka juga mulai belajar dengan serius, apalagi dua hari lalu kami sudah menginfokan bahwa ujian semester akan di adakan pada akhir bulan ini.

Beberapa menit sebelum jadwal mengajar saya selesai, datang beberapa mahasiswa yang ingin membuat penelitian di kelas yang saya masuki hari ini. Setelah mendengarkan tujuan dari kedatangan mereka, saya memberikan izin mereka untuk masuk kelas selama lima belas menit. Dan saya menunggu jam mengajar berakhir di ruang kesehatan sekolah sambil berbincang-bincang dengan petugas unit kesehatan sekolah. Saat bel pulang berbunyi, barulah saya bergerak menuju ke kantor.

Saat mau pulang, suami menelpon agar saya menjumpai nya di warung pojok Matangkuli. Saya segera ke sana tanpa menunggu lama. Di sini kami bersantai sambil menikmati segelas kopi dan Mie Keuchik Din. Di warung ini juga kami janjian dengan bang @el-nailul. Hanya menunggu kurang lebih 40 menit, bang @el-nailul tiba dengan jaket lusuh nya dan muka kusutnya. Saya jadi bertanya-tanya dalam hati, apa bang @el-nailul sempat mandi atau minimal gosok gigi sebelum keluar dari rumah pagi ini?!. 🤭🤭😃

Kami berbincang seru tentang semua hal. Saling sharing pengalaman pertama gabung di Steemit, dan juga pengalaman dalam berbisnis ek linoet. Tanpa terasa, hujan ikut mewarnai perjumpaan kami di sini. Jam 2 lewat, saat hujan sudah agak reda, kami memutuskan untuk berpisah ke tujuan masing-masing. Alhamdulillah kali ini, gelas kopi nya bang @el-nailul tidak bocor. Yang lebih melegakan, piring mie goreng nya juga masih utuh saat di ambil oleh yang punya.

Saya tiba lebih dulu dari suami. Karena suami singgah di Minimarket untuk membeli beberapa keperluan. Saya segera sholat dan bergabung dengan anak-anak yang sedang sibuk mengerjakan tugas menggambar dari sekolahnya. Siang hari berlalu dengan cepat, dengan suasana sedikit mendung dan angin kencang. Namun alhamdulillah tidak turun hujan.

Sore harinya, saya pergi ke rumah tetangga sebelah, di mana hari ini merupakan hari ke 20 ibunda nya meninggal dan mereka mengadakan sedikit Kenduri dengan mengundang tetangga dan pemuka agama. Jadi hari ini kami membuat sedikit jamuan, berupa nasi, aneka kue basah, dan mie. Selesai bantu-bantu masak dan membuat kue, saya segera pulang ketika jam menunjukkan pukul 6 sore.

Malam harinya, tak ada kesibukan yang berarti. Saya hanya di rumah, menemani anak-anak belajar dan mengaji. Kami baru beranjak ke kamar saat anak-anak sudah nampak mengantuk. Tak butuh waktu lama, mereka tertidur. Saya ikut menyusul tak lama kemudian. Semoga besok masih di beri kesehatan dan umur panjang.