[2021:120] BETTERLIFE THE DIARY GAME SEASON 3 – JUMAT 25 JUNI 2021 : TROUBLING FRIDAY

in arTeem3 years ago

Jumat, 25 Juni 2021.

Hari ini akan berlalu seperti hari-hari lain dalam kehidupanku yang monoton ini. Aku bangun beberapa menit sebelum pukul enam pagi untuk menemukan pagi yang lembab dan sejuk, imbas dari hujan yang berterusan pada sepanjang malam tadi. Aku benar heran dengan keadaan musim sekarang ini, seharusnya sekarang adalah musim kemarau. Oh, bukannya aku tidak suka hujan. Aku sangat menyukai hujan.

Karakter villager sebagaimana terlihat di https://clashofclans.fandom.com/wiki/Villager.

Aku mengambil telepon pintar dan melakukan ritual pagi itu: mengecek notifikasi penting seperti pesan atau panggilan masuk saat aku tertidur malam tadi, dan mengecek kondisi permainan daring yang sudah kumainkan beberapa tahun terakhir ini. Aku tidak mengecek keadaan pasar maupun kondisi dompet Upbitku, aku berhenti melakukan itu beberapa hari setelah tekanan yang berat dialamatkan kepada Bitcoin (dan karenanya seluruh mata uang kripto seakan ikut terimbas) oleh Elon Musk dan Pemerintah China beberapa waktu lalu.

Kalau saja kita mau melihat ke sejarah Bitcoin (karenanya, dan juga mata uang kripto lainnya), sepertinya kemerosotan nilai yang parah dialaminya seperti saat ini bukanlah baru pertama kali terjadi, tapi aku sendiri bisa mengatakan bahwa kali ini mungkin yang paling parah sampai saat ini. Oke, waktu yang tidak terlalu baik bagi trader, dan HODLer sepertiku bisa apa lagi selain memelihara rasa optimis? Ke belakangan ini, semakin hari, tekanan kepada Bitcoin khususnya dan teknologi uang digital pada umumnya, seakan semakin menjadi. Tetapi dalam saat bersamaan, dukungan kepada hal ini juga mulai muncul meskipun sampai hari ini seperti belum bisa membalikkan keadaan.

Diagram Bitcoin sebagaimana terlihat di coingecko.com pada hari Minggu 27 Juni 2021.

Setelah berolah raga sedikit di belakang rumah, menjelang pukul setengah delapan aku menikmati sarapan. Sarapanku pagi ini adalah dua potong roti sandwich dan sebutir telur rebus setengah matang, serta secangkir kopi dan segelas rebusan kacang ijo. Aku rasa dalam kombinasi ini ada lebih banyak energi dari yang kubutuhkan untuk menempuh waktu dari pagi ke siang hari. Lagipula, nikmat mana lagi kah ...

Sarapan.

Selesai sarapan, aku memberi sedikit waktu agar makanan sempurna menemukan tempatnya di dalam perutku sebelum aku beranjak ke kamar mandi. Aku selalu teringat pesan ibuku dulu agar tidak terburu-buru meninggalkan tempat tidur saat bangun tidur dan saat hendak meninggalkan meja makan, itu sudah menjadi semacam “kode etik” dalam kehidupanku sampai saat ini.

Oke, mandi, bersiap-siap untuk ke tempat kerja, kurasa kita bisa melewati saja bagian itu. Pastinya, beberapa menit sebelum pukul sembilan pagi aku sudah berada di tempat kerja. Aku mendongak ke langit dan menemukan matahari yang cemerlang. Namun di arah Utara, mendung seperti sedang mengumpulkan kekuatan lagi. Aku tidak tahu harus mengharapkan hari yang bagaimana, sekarang ini sepertinya yang pasti hanyalah ketidak-pastian.

Sebuah pesan masuk ke aplikasi perpesanan di telepon pintarku. Seorang kawanku sejak Senin kemarin tidak masuk kerja karena sakit. Hari ini dia mengabarkan lagi bahwa dia masih belum bisa ke tempat kerja. Dalam situasi begini, mendapat kabar seseorang sakit sampai tidak bisa beranjak dari tempat tidur bisa membuat imajinasi kita menjadi begitu liar, apalagi jika kita paham benar bahwa beberapa hari sebelum keluhan “tidak enak badan”nya itu, dia telah berada di tempat keramaian dengan protokol kesehatan yang tidak begitu ketat. Aku berharap semoga temanku itu tidak mengalami keadaan seliar dalam imajinasiku. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk bertanya lebih jauh, dan kurasa itu juga kurang “elok”, jadi aku hanya membalas pesan itu dengan kata-kata yang menyemangati bahwa dia sebaiknya beristirahat dahulu dan mengunjungi dokter dan semoga lekas kembali ke kondisi fit-nya.

Hari berlalu seperti biasa. Beberapa pengguna jasa datang untuk mendapatkan beberapa informasi atau melengkapi hal-hal yang belum lengkap pada jasa kami yang dibutuhkannya. Tentu saja sekarang tidak seramai seperti sebelum adanya pandemi. Pandemi Covid-19 ini memang telah mempengaruhi banyak hal dan paling utama sekali adalah dalam dunia bisnis dan ekonomi.

Ah. Syukur.

Pukul setengah satu siang aku menikmati makan siang. Lauknya adalah ikan tongkol rebus yang dimakan dengan saus yang terbuat dari kecap kental manis yang diisi rajangan tomat, bawang, dan cabe rawit serta diberikan perasan air jeruk nipis. Oh aku sangat menyukai ini. Di sini, satu kilogram ikan tongkol segar dijual pada harga sekitar Rp 25.000,- saja. Perubahan harga ikan tongkol segar paling jauh yang aku temui sampai saat ini, hanya terjadi sebesar Rp 3.000,- naik atau turun. Kalau di Aceh, aku ingat, di saat musim tongkol, kita bisa mendapatkan belasan tongkol-tongkol segar seukuran lengan dengan harga sepuluh ribu rupiah saja. Pada saat seperti ini, kami akan memborong ikan tongkol, lalu merebusnya, dan kami akan memakan lebih banyak ikan dari pada nasi dan sayuran. Aku bisa makan tongkol rebus saja tanpa nasi. Sisanya, tongkol tadi akan dijemur dan menjadi ikan kayu, atau dalam bahasa Aceh kami menyebutnya “keumamah”.

Separuh hari petang, tidak ada hal menarik yang terjadi. Kami menutup kantor pada pukul tujuh belas. Ingatanku terus saja kepada temanku yang sudah seminggu ini tidak bisa masuk kantor.

Sekian diary-ku untuk hari Jumat 25 Juni 2021.

My Intoductory Post | Artikel Perkenalan Saya.

Terimakasih Telah Singgah. STEEM ON!


Thanks for stopping by.

Sort:  

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 57326.97
ETH 2428.61
USDT 1.00
SBD 2.32