Merdeka serasa masih terjajah

Cuaca di pagi ini agak mendung dimana matahari seakan enggan menyinari tanah yang sudah diproklamirkan oleh founding parents 79 tahun yang lalu di sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Timur pada pukul 10.00 WIB yang merupakan rumah dari Ir. Soekarno.

Atas desakan pemuda, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, sebagai penegasan bahwa penjajahan Jepang telah berakhir, dan telah lahir sebuah negara merdeka yang diberi nama Indonesia.

Preambule Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas telah menyatakan bahwa tujuan dibentuknya negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Lalu pertanyaannya, setelah 79 tahun Indonesia merdeka, apakah tujuan bernegara itu telah tercapai?

Kalo mau jujur, berdasarkan indikator-indikator penting serta fakta yang ada, hal itu jauh panggang dari api, dimana sebagian besar rakyat masih jauh dari kata SEJAHTERA.

Begitu juga dengan indikator yang ada termasuk pertumbuhan ekonomi, indeks demokrasi, penegakan hukum dan berbagai indikator penting lainnya.

Hari ini akan dilaksanakan upacara penaikan bendera merah putih dalam rangka peringatan hari kemerdekaan RI yang ke-79, dimana secara kenegaraan akan dilaksanakan upacara di dua tempat yang berbeda, yaitu di Ibukota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, dan juga di Istana Merdeka di Jakarta.

Dengan adanya upacara di dua tempat yang berbeda, maka menyebabkan anggaran untuk upacara tersebut membengkak dari 53 milyar menjadi 87 milyar atau meningkat 34 milyar dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagai ASN di Pemkab Aceh Utara, kami memiliki kewajiban untuk mengikuti upacara bendera di lapangan upacara Kantor Bupati Aceh Utara di Landing, dan karena aku berdomisili di wilayah timur, maka aku hanya mendapatkan tugas untuk mengikuti upacara penurunan bendera di sore harinya.

^{Rekan-rekan yang ikut upacara di pagi hari. Foto bersumber dari WA grup dinas.}

Karenanya aku punya waktu luang di pagi hari, sehingga aku mau melanjutkan kegiatanku menyiapkan media tanam untuk merealisasikan rencanaku menanam sayur di halaman rumah.

Aku mengangkut kotoran kambing (kohe kambing) yang ada di kandang kambing di belakang rumah dengan menggunakan gerobak dorong dan kemudian akan mencampurkannya dengan komponen media tanam lainnya seperti tanah dan sekam bakar.

^{Kohe kambing untuk media tanam}

Dengan kegiatan ini, cukup membuatku berkeringat di hari ini sebagai ganti olahraga pagi, karena dalam beberapa hari ini aku jarang berolahraga yang disebabkan istri belum fit pasca menjalani laparoskopi.

^{Ngaso di teras rumah}

Setelah sholat ashar, aku segera menuju lapangan upacara di Landing untuk mengikuti upacara penurunan bendera. Karena lokasinya dekat dengan rumah mertua, maka istri, si kecil dan juga si kakak ikut bersamaku kesana.

Sedangkan si Abang sudah pergi sejak tadi pagi karena dia mendapatkan tugas sebagai anggota Pramuka untuk mengikuti upacara penaikan bendera di pagi hari dan juga penurunan bendera di sore harinya.

Sebagai bukti kehadiran pada upacara tersebut, yang pertama sekali dipastikan adalah menandatangi absensi kehadiran agar tidak berefek kemana-mana.

^{Absensi sebagai bukti kehadiran}

Dan di lapangan upacara ini aku bertemu dengan banyak teman yang dulunya pernah sekantor denganku, tetapi karena adanya pemisahan Dinas, maka kami tidak pernah berjumpa untuk jangka waktu yang lama.

Eh, rupanya bang Alee, kirain siapa tadi. Udah jenggotan !, begitu kata seorang teman yang pernah bergabung di dinas sebelumnya. Dan kami pun tidak lupa mengabadikan momen-momen ini.

^{Bersama teman di lapangan upacara}

Yang menjadi inspektur upacara di sore ini adalah Kapolres Aceh Utara, dan setelah penurunan bendera selesai, aku pun menuju rumah mertua yang tidak jauh dari lapangan upacara untuk menjemput istri dan anak-anak di rumah mertua agar bisa pulang ke rumah.

^{Upacara penurunan bendera sore ini}

Semburat merah sunset di sore ini mengiringi kami beranjak dari rumah mertua menuju rumah kami di Matangkuli. Dan ditengah ketidakpastian, aku tetap berharap matahari esok pagi akan membawa harapan baru akan tercapainya cita-cita proklamasi yang diikrarkan 79 tahun yang lalu.

^{Sunset di sore ini}

Sekian postingan ku kali ini. Stay safe and Fun.....Ciao...!

ABOUT ME

^{We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available. Click Here}