Activist Diary Game : 09 Januari 2024| Hari jadi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia ke-71

Morning Diary....!

Selasa pagi aku bangun untuk sholat subuh yang disambut dengan hujan rintik-rintik yang membuat cuaca pagi ini cukup dingin.

Kalau dalam perspektif orang-orang tua Aceh dulu, saat ini masih dalam masa "Keunong Sa" yang dimaknai masa curah hujan yang cukup tinggi.

Walaupun dalam kenyataannya saat ini hujan terjadi hampir sepanjang tahun yang disertai dengan terjadinya banjir yang cukup parah secara berulang-ulang.

Pagi ini aku juga mendengar sebuah pengumuman di mesjid bahwa salah seorang warga desa tetangga yang merupakan saudara dari ibuku meninggal dunia.

Aku segera bersiap-siap untuk mengantar si kecil ke sekolahnya dan juga melakukan fingerprint di kantor Camat Matangkuli sebelum ke tempat saudara yang meninggal.

Setelah ke tempat musibah sebentar aku pulang kembali ke rumah untuk sarapan pagi yang sedikit telat.

Aku meminta istri untuk membuatkanku kopi pagi ini. Cukup lama juga aku tidak minum kopi setelah asam lambungku kumat beberapa bulan lalu.

Kopi sachet yang merupakan kopi robusta Gayo yang sudah dicampurkan dengan gula dan tinggal di seduh dengan air panas bisa aku nikmati di siang ini dan semoga lambungku aman-aman saja. 🤭

Karena hujan masih saja turun aku tidak jadi masuk kantor di Lhoksukon dan hanya memantau perkembangan di WA grup.

Aku mencoba membuat postingan siang ini di ruang belakang ditemani si Oyen yang selalu kepingin tahu dan usil terhadap apa saja yang kukerjakan.

Saat sedang membuat postingan di ruang belakang, istriku memanggilku dan menunjukkan isi chat WA nya dengan seorang kasir loket PDAM.

Dan betapa terkejutnya kami melihat tagihan PDAM kami bulan ini melonjak sampai 600% padahal pemakaian kami normal-normal saja.

Bulan lalu kami hanya menggunakan air dengan harga 73k rupiah saja. Namun pemakaian bulan ini mencapai 443k rupiah. How Comes? 🤷

Akupun teringat bahwa tanggal 24 Desember lalu saat kami berlibur ke Banda Aceh sampai tanggal 27 Desember terjadi banjir yang cukup tinggi di kampungku yang menyebabkan pipa Persil kami lepas dan air bocor.

Aku tidak tahu berapa lama pipa tersebut sudah bocor akibat banjir selama 3 hari itu. Yang pasti saat kami pulang ke rumah pada tanggal 27, pipa yang bocor itu mengeluarkan air tiada hentinya.

Siang ini aku pun mengambil foto meteran serta lokasi meteran rumah kami yang tanahnya mengalami penurunan sehingga membuat sambungan pipa Persil dengan meteran lepas.

Ketika kami menanyakan kembali ke kasir tadi, dia hanya menjawab "Pokoknya kami hanya memegang jumlah pemakaian di meteran".

Begitulah kondisi negeri Wakanda ini. Perlindungan terhadap konsumen sangatlah rendah bahkan para pegawai yang memberikan layanan sering arogan dan egois.

Ketika layanan yang diberikan rendah atau kurang mereka minta dimaklumi, tetapi bila pelanggan menunggak atau terjadinya gangguan di pipa persil, mereka menyatakan itu resiko pelanggan. Sep bereh Nanggroe... 😇

Memang itu adalah kondisi bencana yang dalam istilah hukum disebut Force Majeure yang seharusnya ada kebijakan dari pemerintah yang dalam hal ini PDAM.

Akhirnya kita hanya bisa pasrah dan menerima kondisi ini. Kita tetap harus membayar bila ingin tetap menggunakan air PDAM.

Setelah makan siang dan sholat Zuhur aku istirahat saja di rumah. Hari ini merupakan hari jadi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) yang didirikan pada tanggal 9 Januari tahun 1953 dan hari ini sudah aktif selama 71 tahun.

Sebagai dokter hewan dan anggota PDHI aku sangat bangga dan ikut memeriahkan peringatan ini.

Jam 04.30 aku pergi ke kantor camat Matangkuli untuk melakukan fingerprint sore dengan mengajak istri serta si kecil karena kami akan membeli barang kebutuhan kami serta membeli charger Handphone di sebuah loket penjualan.

Sekian diary saya kali ini. Stay safe and Fun.....Ciao...!

Regards

@alee75

ABOUT ME