Tradisi Unik Masyarakat Adat di Pidie: Main Geudeue-geudeue

Secara pribadi saya harus memberi apresiasi tinggi kepada Mr @ridwant yang sudah menyelenggarakan kontes ini. Dengan kontes ini pelajaran yang saya dapatkan adalah bisa menggali kembali tradisi yang nyaris punah. Tradisi itu adalah permainan Geudeue-geudeue. Untuk lebih shahih, saya mencari narasumber yang cukup berkompeten.

_{Foto Ilustrasi Aqib Shahid}

*****

Permainan tradisional Aceh Geudeue-geudeue dikenal sebagai tradisi khas dari Kabupaten Pidie. Kini secara administratif, kabupaten Pidie sudah dibelah dua. Satunya lagi Pidie Jaya. Untuk mempermudah, saya memakai istilah Pidie Raya saja.

Olahraga khas Pidie Raya ini dikenal juga dengan nama Due Due. Ada yang bilang agak mirip dengan Sumo di Jepang. Bahkan ada juga yang menyamakannya dengan Gulat. Sekarang malahan disamakan dengan Sambo. Terlepas dari nama-nama di dunia olahraga internasional, Geudeue-geudeue tetap terbaik bagi masyarakat Aceh.

Menurut berbagai literasi, yang membedakan Due Due dengan Sumo adalah dari jumlah pemain. Due Due dimainkan tiga orang. Satu penantang dua lagi lawan tarung. Satu melawan dua. Sekilas ini tidak fair, sebab dua lawan satu. Namun, disinilah nyentriknya Due Due untuk disaksikan.

"Olahraga tradisional di Pidie Raya ini sangat menjunjung sportivitas," ungkap Teuku Armansyah. Pria yang populer dengan nama asing Mike Armando ini pernah menjadi suporter Due Due saat masih SMP di Sigli. "Permainannya di Blang Asan," kenang dia.

_{Photo by RDNE Stock Project}

Armando bercerita, dahulunya, di Pidie dan Meureudu ketika masa luwah blang (setelah panen) atau saat bulan purnama, geudeu-geudeu kerap dipertandingkan.

Sistem Permainan

Pemainan Geudeu-geudeu dimainkan di sawah. "Matras"nya adalah tumpukan tebal jerami. Lalu ditarik tali sebagai pembatas, agar penonton tidak terlalu dekat dengan petarung. Sistem pada permainan Geudeu-geudeu di awali dengan masukknya petarung pertama (penantang) alias urueng tueng.

Urueng tueng ini tampil ke arena untuk menantang dua petarung lainnya dengan mengkacak-kacak sambil 'Keutrep Jaroe' membunyikan jari sambil melenggak-lenggok di atas tumpukan jerami yang berfungsi sebagai matras. Dua lawan yang ditantang berjumlah dua orang tadi, disebut sebagai ureug pok (orang yang menerima tantangan).

Ketika diserang, petarung pertama akan memukul dan menghempaskan dua petarung lain yang menyerangnya.

Mendengar cerita tersebut, saya menjadi bersemangat. Bahkan saya berharap pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 pada November mendatang, bisa dipentas ulang permainan ini untuk menjadi santapan generasi milenial. Jika pun tidak ada, saya sudah berencana menunggu harga STEEM tinggi, akan ke Pidie Raya untuk membuat sebuah penelitian dan dokumentasi.

---

Saya mengundang @ustazkarim @bosferi123 @ghazie dan @khazu untuk mengikuti kontes ini.

---

Postingan ini payout 10 persen untuk mendukung komunitas @steem.indonesia

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

Regards @Munaa

_20/6/2023