Menyambut Bulan Ramadhan: Rajut Silaturrahmi dan Meuripee Meugang Bersama

Pengantar

MARHABAN Ya Ramadhan. Selamat datang bulan kebaikan. Bulan penuh berkah, maqfirah. Bulan Ramadhan itu sangat spesial bagi umat muslim seluruh dunia. Apalagi di Aceh (Indonesia), punya tradisi khusus untuk menyambut Ramadhan, yakni Uroe Meugang.

Uroe Meugang ada juga yang menyebutnya Makmeugang adalah hari dimana masyarakat Aceh berbondong-bondong membeli daging. Kendati di hari biasanya juga sering makan daging, namun pada tradisi Meugang nuansanya beda. Sakral.

Hal itu paling menonjol dalam masyarakat Aceh saat menyambut bulan mulia. Pada masa itu pula, orang-orang yang mampu menyantuni anak yatim dan fakir miskin. Kemudian merajut kembali silaturrahmi. Cukup kental nuansanya. Itu dilakukan untuk saling memaafkan sebelum Ramadhan tiba.

---

Apa saja persiapan Anda untuk "menyambut bulan suci Ramadhan"?

---

Bulan suci Ramadhan adalah rutinitas. Sudah pasti saya menyambutnya dengan penuh suka cita. Sehingga saat Ramadhan datang, tidak ada yang khusus sekali persiapannya. Boleh dikatakan, persiapannya normatif saja. Tidak berlebihan dan juga tidak terlalu menonjolkan kemegahan.

Namun, sebagai bentuk kegembiraan menyambut Ramadhan, saya menyembutkan dengan melakukan gotong-royong membersih lingkungan, membersihkan rumah, kaca jendela dan lainnya. Membersihkan sajadah serta kebutuhan ibadah lainnya. Karena di malam hari Shalat Tarawih.

Selebihnya tak ada yang berlebihan. Misalnya berlebihan seperti menumpuk beragam jenis kebutuhan pokok untuk keperluan satu bulan penuh. Atau persiapan lain yang bersifat meterialis. Itu tidak saya lakukan. Satu lagi, ziarah kubur juga bagian dari kebiasaan.

---

Apakah ada tradisi khusus di kota Anda dalam "menyambut bulan suci Ramadhan"?

---

_{Image Pok Rie via pexels}

Tidak ada tradisi khusus dalam menyambut Ramadhan. Tradisi yang saya pahami di sini adalah seperti budaya Mandi Balimau di Sumatera Barat atau juga tradisi bakar lemang yang disebut Malamang dan Marandang. Namun, dalam budaya yang berbeda, Aceh punya tradisi Meugang.

Sekitar 20 tahun lalu, ada namanya Rabu Abeh (Rabu Terakhir). Sepertinya tradisi mandi ini hampir sama dengan Mandi Balimau di Padang. Namun, lambat laun, tradisi ini hilang di masyarakat. Buktinya, menjelang Ramadan, sudah jarang kita temua yang namanya Rabu Abeh.

Kalau pun ada yang healing ke pantai-pantai itu tidak seheboh "merayakan" Rabu Abeh. Mereka yang buang penat ke pantai, hanya sekedar rileks dari rutinitas yang menumpuk. Atau kelelahan pikiran yang sudah mengendap di tubuh berpekan-pekan.

Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, saya bersama Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), terus bergerak di kegiatan sosial. Termasuk pada saat meugang menggalang donasi untuk kegiatan Meugang bersama fakir miskin dan anak yatim. Donasi ini dilakukan secara meuripee.

Tahun ini hal itu juga berlanjut. Saat ini bahkan dana yang terkumpul sudah cukup untuk membeli satu ekor lembu yang akan disembelih pada Selasa (21/3/2023) nanti. Namun, disini, kami ingin menonjolkan kepada silaturrahminya, dengan tradisi makan kuah beulangong sebelum pembagian daging meugang.

---

Apa harapan besar Anda di bulan suci Ramadhan di tahun ini?

---

Keinginan terbesar adalah bisa beribadah dengan kusyuk selama bulan Ramadhan. Bisa rutin shalat berjamaah dan shalat tarawih di malam harinya. Artinya, dalam satu bulan penuh berharap bisa beribadah total.

Makanya, saya selalu berdoa, semoga Allah SWT memberi kesehatan badan dan pikiran. Dengan demikian bisa maksimal melaksanakan ibadah. Sebab, tahun depan belum ada jaminan kita akan bisa melakukan hal yang sama.

Keinginan lain saya tentu saja berharap, ibadah dalam bulan Ramadhan ini bisa lancar tanpa gangguan. Baik gangguan alam, maupun hal yang bisa membuat batalnya kekusyukan beribadah.

Tentu saja, saya tak berharap suasana seperti 3 atau 2 tahun lalu terulang di bulan Ramadhan tahun ini. Suasana tersebut tak lain, atur jarak shaf, shalat tarawih di rumah saja dan lainnya yang menghambat kekusyukan dalam beribadah. Itu artinya, saya berharap tidak ada Covid-19 lagi di tahun ini. Semoga.

---

Apakah Anda ingin memberi kami beberapa tips agar dapat berpuasa sehari penuh?

---

_{Image Alexy Almond via pexels}

Yang terpenting adalah niat. Jika sudah ada niat dan tidak terpaksa, tentu puasa Ramadhan menjadi ringan. Puasa sendiri perintah agama. Dia di posisi ketiga dalam urutan rukun Islam. Setiap pribadi muslim yang beriman, pasti kuat menjalani ibadah puasa sehari penuh.

Namun, jika memang yang bersangkutan bukan orang beriman, imannya tipis, tentu puasa sehari penuh, menahan lapar, haus tidak bisa merokok selama selama 13 jam lebih, tentu tidak mampu. Untuk mereka yang dewasa, tentu tak perlu tips untuk beribadah wajib ini.

Tips dan sejenisnya yang cocok kita ajarkan kepada mereka yang masih kategori bawah lima tahun. Agar dia bisa semangat berpuasa. Sedangkan bagi mereka yang sudah dewasa yang perlu kuatkan niat dan tidak terpengaruh dengan godaan.

Pun begitu, tetap ada satu saran kepada rekan-rekan yang menjalankan ibadah puasa. Perbanyak minum air putih, khususnya saat makan sahur. Minum air putih secukupnya. Sedangkan saat berbuka, cukup sekedarnya saja, jangan balas dendam, sehingga membuat badan tak kuasa bergerak.

Demikian pendapat saya soal kontes menyambut bulan Ramadhan yang selenggarakan @afrizalbinalka. Saya mengundang @acehero, @isnormal @ustazkarim untuk ikut kontes menarik ini. Terima kasih sudah bergabung dan singgah di postingan ini. Mohon maaf atas segala kekurangannya.

---

About Me