The Diary Game : 16/03/2024 || Hari Ke 5 Puasa, Menikmati Panen Di kebun Timun Suri Abang Ipar Dan Mengajak Istri Jalan-jalan Sore Ke Simpang Rangkaya

Salam Semua Para Steemians

Selamat malam dan apa kabar, Dimanapun anda berada saya harap anda semua dalam keadaan baik-baik saja dan puasanya berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan yang membuat pahala puasa berkurang, meskipun dalam menjalankan kegiatan menahan haus dan lapar. Semoga tetap bertahan sampai waktunya tiba, ini tidak terpicu bagi kita sebagai pekerja keras. Terus bertahan agar pahala bertambah, Kuat kan dengan senyuman?

Yoi, di malam yang indah ini saya awali pagi dengan menikmati sahur bersama keluarga tercinta, sahur yang cukup agar tenaga bertambah dan tetap kuat dalam menjalankan rutinitas saat berpuasa. suasana pagi semakin meriah, saat mendengar penyambutan sahur berbagai sisi tercengang di dalam desa, yang mengubah kesunyian malam berbagai rangkaian syair di olah oleh anak-anak desa. Tentunya, sebuah syair yang sering terdengar lagu lokal yang masih viral didalam desa selama bulan ramadhan Wate Ka Sahoe lirik hai ibuk bapak! beserta shalawat yang selalu di ulang-ulang dalam bentuk sahuran untuk membangunkan orang-orang! terpantul begitu megah yang menjadi semangat bagi kami menyelesaikan sahur sambil menjaga waktu imsak. Sahur-sahur-sahuran hehe

Menikmati Panen Mentimun Suri Ke kebun Abang Ipar

Sehingga kegiatan pagi terjadi, saat matahari mulai bersinar terang pantulan sinar pagi terlihat begitu cerah karena aku merasakan uap panas, itu tidak membuat saya sulit untuk melakukan aktifitas di luar lingkungan. Sesuai dengan janji saya harus pergi ke kebun mentimun abang ipar dengan niat yang tulus hanya ingin membantunya panen mentimun suri di hari pertamanya di hari kelima bulan ramadhan guna akan di pasarkan siang ini.

Saya datang ke kebun itu melampaui jarak tempuh sekitar 650 meter ke hutan tanjong tempat beliau berkebun bersama sang istri. Saya datang abang ipar dan istrinya membuat menunggu kedatangan kami karena janjiku. Karena kebunnya tidak begitu luas, kami langsung beraksi ke tugas. akan tetapi istriku tidak ikut serta karena sibuk memilih sayur segar yang ada di kebun yang akan di jadikan menu berbuka nantinya.

Berburu Mentimun Suri

Taman ini merayap seperti taman labu, sulit mencari mentimun ini karena sebagian dari buahnya bersembunyi di balik daunnya yang lebat. Saya melangkah secara perlahan-lahan agar buah dapat saya temukan dengan fokus dari penglihatan mengarah ke tujuan. Akan tetapi abang ipar saya lebih mudah menemukannya, saya terus mencari di dibawah sinarnya matahari sehingga saya juga menemukannya diantara dari salah satu buah didalam semak-semak yang ada di sana. ukurannya lumayan besar!

Ukuran Mentimun Suri Begitu Besar

Ini bukan mentimun biasa yang pernah kita liat, mentimun suri hanya dapat di aplikasi sebelum datangnya ramadhan sehingga dapat di panen di bulan ramadhan, buah ini mempunyai berukuran besar dengan berat mencapai tiga sampai lima kilogram itu buah yang matang dapat di lihat dari perbedaan warnanya sedikit pudar. Ini sangat mengesankan bagi saya dapat menikmati panen di kebun abang ipar sekaligus membantu abang disana. Disini saya juga melihat pertumbuhan bunga baru yang akan di panen pada hari berikutnya, masih terlihat subur.

Mengumpulkan Mentimun Kedalam Becak Untuk Di Pasarkan

Selepas panen dan terkumpul, lalu kami memindahkan tumpukan mentimun ke dalam becak yang akan menjadi satu tumpukan untuk di bawa ke pasar oleh abang ipar, ini cara biasa setiap orang lakukan untuk memasarkan hasil panennya di jual secara eceran di pinggir jalan. Nah' untuk satu buah mentimun suri memiliki harga yang berbeda-beda menurut ketentuan bobot harga buah setidaknya abang ipar saya akan memasarkan buah itu mencapai 10K-15K sebagai objek gabuburit untuk semua orang selama bulan ramadhan.

Selain itu keistimewaan mentimun suri dapat di olah berbagai rasa minuman jus yang lezat, menginat hal itu dapat di jadikan sebagai minuman berbuka puasa yang dapat menghilangkan gerah. Alangkah indahnya dapat berbagi waktu untuk membantu mereka menikmati panen secara lansung. Ini salah satu cara berbuat kebaikan di bulan ramadhan untuk menggandakan pahala di bulan puasa.

Tidak dengan itu, saya juga mendapatkan sedikit bingkisan mentimun dari bang ipar atas ucapannya terima kasih telah membantunya panen di kebun, sangat beruntung saya dengan hati menerima bingkisan itu lalu membawa pulang karena tugas sudah selesai. Tidak lama tiba di rumah suara azan di komandangkan, lalu saya secepatnya melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus shalat dhuhur empat raka'at. Seusai shalat melihat matahari sangat cerah lalu saya memilih untuk beristirahat siang sebagai pengisian stamina, larut-larut tanpa sadar sehingga merasakan mimpi yang begitu nyaman!.

Pengguna Jalan Simpang Rangkaya, Jalanan Yang Padat

Tepat jam 15:40 saya kembali sadar karena tekanan cuaca sangat panas tidak mempan angin kipas, ini hal yang wajar karena rumah saya kurangnya fasilitas. dan bangun dari tidur ingin keluar untuk merasakan hembusan angin di pekarangan, Susana berubah saat di luar rumah. berselang beberapa menit azan di komandangkan, pertanda masuknya shalat ashar. Lalu secepatnya saya kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri agar tubuh segar kembali sekaligus berwhuzuk dan menyelesaikan shalat ashar empat rakaat di rumah.

Mengingat sudah lama tidak jalan-jalan dari hari pertama ramadhan. Dan saya mengajak sang istri untuk jalan-jalan santai sambil menghilangkan bosan dengan menikmati suasana di sore ini sekaligus ingin mencari takjil (menu berbuka), jam 17:30 kami bersiap dan berangkat dengan kecepatan sepeda motor ke arah simpang rangkaya. Melihat suasana jalan begitu padat disana. Ini hal biasa saat menjelang puasa setiap tahunnya. Tentunya mengabuburit sambil menunggu berbuka tiba.

Bersama Istri, Membeli Takjil Untuk Menanti Berbuka Puasa, Simpang Rangkaya

Kemudian, saya singgah di lapak pedagang pinggir jalan untuk membeli jajanan atau cemilan untuk berbuka puasa nantinya. Banyak pedagang jalanan yang sedang menarik simpati pelanggan untuk mampir di lapaknya berjualan, berbagai upaya agar menarik perhatian dengan kata Piyoh-piyoh ucapan itu terdengar di setiap pedagang itu di sepanjang jalan simpang rangkaya pada saat kita melewati mereka. Tetapi itu urusan mereka.

Kami akan menyelesaikan tugas kami untuk mencari takjil, disini kami membeli minuman segar jus buah naga dan es teler di lapak minuman dengan harga yang sudah di tentukan harga sama rata 5K, soal rasa kita cek nantinya. Tidak dengan minuman kami juga memilih makanan sebagai cemilan pembuka yaitu risol dan tahu isi, tetapi putra kami ingin tambahan bakwan. Kami membeli campuran ketiga cemilan dan membayar tagihan 10k-10potogan kue. Lalu melanjutkan jalan-jalan mengarah pulang sambil menikmati pemandangan di sore hari.

Menikmati Pilihan Menu Berbuka

Hari semakin sore, lalu kami pulang dengan kecepatan sepeda motor sedikit lebih tinggi sehingga tiba di rumah, istri saya mulai sibuk di dapur. sambil menunggu berbuka tiba saya bermain dengan sikecil dan siabang yang duluan menghabiskan makanan. Hehe, ini anak
-anak tidak sanggup puasa saya sebagai orang tua mengerti keadaan mereka. Dan ini tidak akan terjadi di umur remajanya.

Tidak lama suara berbuka berbunyi pertanda bagi kami untuk menyelesaikan iftar dengan menu yang sudah istri siapkan, tetapi saya hanya berbuka dengan minuman untuk melepaskan niat dan bergegas ke mesjid untuk menyelesaika shalat magrib karena azan telah di komandangkan. Setelah shalat magrib saya lansung pulang dan melanjutkan makan sambil menuggu waktu terawih sehingga perut kenyang.

Demikianlah yang dapat saya tulis di dalam artikel Diary Game 2024/03/16 di hari ke 5 berpuasa, berakhir. Selamat menunaikan ibadah puasa. semoga terhibur bagi pembaca dan terima kasih sudah singgah di post saya. Sampai jumpa -_-

Salam @muksa

TENTANG SAYA