Steemit Engagement Challenge-S12W2 | Lifestyle Diary Game

Morning, diary....!

Pagi ini aku bangun seperti biasa untuk melaksanakan kewajiban sebagai muslim dan juga melakukan aktivitas rutin, baik sebagai kepala keluarga dan juga sebagai dokter hewan yang bekerja pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

Walaupun hari ini adalah hari kerja, namun aku tidak bisa melaksanakan tugas dengan sempurna karena hari ini aku ada acara yang harus ku hadiri di Alue Ie Puteh.

Hari ini Pak Cik ku yang tinggal di Alue Ie Puteh Kecamatan Baktya melakukan sebuah acara yang dalam tradisi masyarakat Aceh disebut BAPEUHA (Lamaran).

BAPEUHA adalah sebuah tradisi yang telah dilakukan turun temurun sejak dahulu ketika seorang pemuda akan melamar seorang anak gadis untuk menjadi istrinya.

Jadi, pihak laki-laki akan mendatangai rumah calon pengantin perempuan (pihak dara Baro = perempuan) bersama rombongannya untuk melamar dan memastikan MAHAR atau Maskawin serta menyepakati tanggal pelaksanaan nikah serta pesta perkawinannya.

Dalam acara ini biasanya pihak laki-laki membawa oleh-oleh berupa aneka kue tradisional, hiasan sirih dan lain-lain termasuk mas kawinnya.

Dan Pak Cik ku yang memiliki seorang anak gadis akan menyambut rombongan calon pengantin laki-laki ini hari ini. Kami sebagai keluarga besar akan menghadiri acara ini untuk memeriahkan acaranya.

Sebelum berangkat ke tempat acara aku pergi ke kantor Camat Matangkuli untuk melakukan fingerprint sebagai sebuah kewajiban sebagai ASN.

Sekitar jam 09 pagi aku berangkat dari rumah bersama dengan istriku, si kecil Alvira, ibu dan ayahku serta adik perempuanku dan anak bungsunya.

Kami juga membawa kue-kue tradisional yaitu Meuseukat, Halua minyeuk, dodol dan juga bhoi (bolu ikan) sebagai oleh-oleh untuk acara Bapeuha tersebut.

Sekira jam 10 pagi kami telah tiba di tempat acara, dimana banyak warga desa telah berkumpul di rumah Pak Cik. Dan aku pun menurunkan oleh-oleh yang kami bawa di mobil untuk diserahkan kepada Pak Cik kami.

Kami dipersilahkan untuk masuk dan duduk di atas tikar yang telah digelar dan akan dimulai dengan acara doa bersama untuk segala arwah yang dipimpin oleh seorang ulama setempat.

Setelah acara doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan makan kenduri bersama. Acara doa dan makan bersama ini lazim dilakukan sebelum rombongan pihak laki-laki (calon pengantin pria) tiba.

Sebuah ruangan di rumah Pak Cik yang dipilih telah disiapkan dan dihiasi untuk menyambut rombongan calon pengantin pria. Disana juga telah disiapkan aneka makanan dan minuman yang akan disajikan kepada rombongan calon pengantin pria.

Dan sekitar jam 11 siang, rombongan calon pengantin pria tiba dengan membawa aneka oleh-oleh (hantaran) yang disambut oleh beberapa perempuan termasuk istriku yang menjadi tim penyambut rombongan.

Rombongan yang perempuan dipersilahkan untuk masuk ke ruangan yang telah disediakan dan menikmati aneka makanan dan minuman yang telah disediakan.

Sedangkan yang laki-laki dipersilahkan untuk duduk di atas tikar yang telah disediakan, dimana akan diadakan beberapa prosesi acara Bapeuha yang meliputi kata sambutan, penyerahan oleh-oleh (hantaran), pembicaraan masalah mahar serta pembahasan jadwal acara nikah dan pesta perkawinan.

Setelah semuanya selesai maka rombongan pria dipersilahkan untuk menikmati sajian yang telah disiapkan. Dari hasil kesepakatan kedua belah pihak, acara pernikahan akan dilaksanakan tiga bulan yang akan datang.

Sekitar jam 12 siang, acara Bapeuha selesai dilaksanakan, dan rombongan calon pengantin pria pun pamit pulang.

Kami sempat beristirahat di rumah Mak Cik yang tidak jauh dari tempat acara. Disini, ibu dan ayahku yang merupakan yang tertua diantara keluarga besar kami berbincang-bincang dengan adik-adiknya.

Sekitar jam 03 sore kami pun pamit untuk pulang ke rumah kami di Matangkuli. Pak Cik juga memberikan kami oleh-oleh untuk kami bawa pulang. Aku juga mengantar pulang adikku ke rumahnya di Keude Matangkuli.

Sekitar jam 04.30 aku menuju kantor Camat Matangkuli untuk melakukan fingerprint sore. Aku juga singgah di sebuah loket untuk membayar tagihan Indihome kami.

Setelah membayar tagihan internet, aku menuju rumah mertua di Landing untuk mengantarkan kue dan oleh-oleh untuk mertuaku. Aku pergi kesana bersama istri dan si kecil Alvira.

Di perjalanan pulang, aku singgah di pasar di Simpang Rangkaya untuk berbelanja dan membeli sayur-mayur disana. Suasana pasar cukup ramai sore ini dimana banyak warga membeli aneka kebutuhan disana.

Saat pulang aku menyempatkan membeli Putu Bambu di Simpang Parang Sikureung untuk cemilan kami sore ini. Kue tradisional yang manis ini dihargai hanya 5k rupiah per bungkusnya dengan isi 5 biji Putu Bambu.

Sekian dulu diaryku kali ini. Stay safe and Fun.....Ciao...!

Regards

@alee75

ABOUT ME