The Diary Game, Rabu 12 Agustus 2020 (Menghabiskan Waktu Di Rumah Yang Akan Kami Tempati)
MPAsi putri kecil saya
Setelah anak-anak selesai makan, saya lanjut menemani mereka bermain di luar, jam 9.00 saya membawa masuk putri kecil saya untuk tidur, kemudian saya keluar kembali karena putra saya masih bermain di luar, beberapa saat datanglah abang jamu langganan keluarga kami, abang jamu ini baru hari ini kembali berjualan setelah dua minggu lalu libur pulang ke kampung halamannya, saya membeli satu botol jamu beras kencur seharga Rp. 10,000 setelah membeli jamu tidak berapa lama kembali terdengar suara serune bapak penjual susu kedelai, dan hari ini saya membeli tiga bungkus susu kedelai seharga Rp.6,000, satu varian rasa coklat untuk putra saya dan dua lagi varian original untuk saya sendiri.
Jamu beras kencur
Jam menunjukkan pukul 11.30 putri saya sudah bangun, segera saya menyiapkan makanan siangnya, serta mengemas beberapa keperluan anak-anak untuk di bawa ke rumah yang dalam waktu dekat akan kami tempati, seperti yang saya katakan kemarin letak rumah kami di area persawahan, masih satu desa dengan tempat tinggal kami sekarang (rumah orang tua), siang ini setelah shalat zuhur kami semua akan ke sana untuk menikmati makan siang dengan lauk ayam geprek Om Toto. Ketika saya berkemas adik perempuan saya pergi membeli lima porsi Ayam Geprek Om Toto yang terletak di Jl. Banda Aceh-Medan, Blang Cruem, Kota Lhokseumawe dengan total harga Rp.40,000. Setelah selesai berkemas tepat jam 1.45 kami semua berangkat dan menikmati makan siang kami sambil merasakan sejuknya angin sawah yang berbatas langsung dengan perbukitan.
Sebagian barang yang kami bawa
Setelah selesai menikmati makan siang, saya membereskan piring kotor, kemudian membawa putri saya masuk ke rumah untuk tidur siang, sedangkan putra saya asik bermain dengan ikan di kolam yang terletak di sudut batas kamar mandi, ketika beranjak keluar saya melihat ibu membakar rumput kering di halaman bagian samping, saya segera membantunya mengakat rumput yang bertumpukan di beberapa area lain.
Membakar rerumputan liar yang sudah mengering
Matahari semakin terasa panas, angin tidak lagi menari ke sana-sini, tampak dedaunan padi tenang terdiam tanpa hembusan sang angin, kami semua merasa begitu lelah, kamipun memilih istirahat di dalam rumah, saya sangat mengantuk tapi apadaya putra sulung saya tidak mau tidur, dia hanya mau bermain, karena tidak ada kegiatan saya keluar duduk di teras rumah dan melihat satu pot kecil dan satu pot besar yang terbengkalai, saya mengarahkan langkah saya ke rumah Oma (adik dari ibu saya) untuk meminta tanaman bunga yang nantinya akan saya tanam dalam pot-pot tersebut. Setelah mendapatkan dua macam tanaman saya segera kembali dan menanamnya dengan penuh harap agar tumbuhan kecil tersebut bisa tumbuh dengan subur, setelah saya tanam dengan penuh perasaan saya menata dua pot tersebut selang-seling dengan pot yang berisi tanaman jeruk kasturi.
Pot-pot yang sudah saya tanami tumbuhan bunga
Hari mulai sore, sebentar lagi adzan asar akan berkumandang, saya bisa melihatnya dari langit yang tidak lagi secerah tadi, saya duduk di teras memaikan ponsel sambil sesekali menoleh ke arah putra saya yang sedang bergelut dengan tanah gembur di halaman rumah.
Cuaca menjelang asar/sore
Tidak berapa lama adzan berkumandang, saya segera menunaikan empat rakaat shalat asar, kemudian memberi makan putri kecil saya yang sudah bangun beberapa menit sebelum saya shalat. Setelah putri saya selesai makan, saya merebahkan badan di lantai ruang belakang, baru saja sejenak saya menikmati dinginnya lantai, putra saya sudah merajuk minta pulang, sepertinya dia mengantuk sekali, saya segera menggendong dan kemudian membawanya tidur, belum selesai saya bershalawat ternyata dia sudah lebih dulu tertidur, kemudian saya memandikan putri kecil saya dan mengganti pakaiannya karena hari sudah semakin sore, di rumah hanya tinggal suami, saya, dan anak-anak, sedangkan yang lain sudah lebih dulu pulang. Tidak berapa lama terdengar suara khas klakson sepeda motor tua kakek (ayah saya) yang datang menjemput cucunya, sayang sekali cucu laki-lakinya masih tidur, dengan begitu kakek hanya membawa cucu perempuannya saja, berhubung putra kami belum bangun, akhirnya kami kembali ke rumah ibu setelah selesai shalat magrib. Tidak berapa lama sesampainya kami di rumah ibu adzan isya berkumandang, tetapi saya sangat lapar, saya mengajak suami saya untuk makan Mie Goreng Aceh Yah Di Yup Bak Panah, kedai tersebut terletak di Jl. Banda Aceh-Medan, Blang Cruem, Kota Lhokseumawe, kami menikmati mie goreng Aceh tersebut di tempat dan membawa satu bungkus mie goreng acehnya untuk sang ibu tercinta.
Mie goreng Aceh Yah Di Yup Bak Panah
Inilah beberapa kegiatan harian saya hari ini, terima kasih sudah membaca.
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Salam: @anroja
Ibu rumah tangga yang selalu sibuk setiap hari nya,, memang capek tapi dibalik semua itu akan mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup kita..
Benar @ana07 di sini ada kesenangan yang tidak bisa di beli dengan nominal berapapun
Walaupun profesi anda ibu rumah tangga, tapi anda wanita hebat yang berani resign dari pekerjaan kantoran untuk memilih mengurus rumah tangga. Anda memiliki waktu untuk melihat tumbuh kembang anak dan membimbing mereka, anda juga selalu ada saat anak-anak membutuhkan anda. Salut...!!
#onepercent
#indonesia
Jazakallah pak @anroja bisa menghabiskan waktu bersama waktu emas anak-anak adalah hal yang sangat berharga, yang tidak akan saya dapatkan di waktu lain. Saya bersyukur dengan jabatan saya saat ini, Meski banyak yang mencemooh karena saya menganggur, ijazah saya terbengkalai, sia-sia saja menghabiskan biaya untuk kuliah. Mereka mungkin terlalu awam, terlaku berpikir ke gaji, padahal IRT selain di gaji oleh suami juga di gaji oleh yang Maha pemilik gaji, mereka tidak tahu madrasan pertama bagi anak-anak itu keluarganya, orang tuanya, saya bahagia karena bisa membimbing anak-anak saya penuh waktu, dan mungkin anak-anak saya jauh lebih bahagia dan juga beruntung karena di didik oleh ibu yang seorang sarjana.semoga ada pihak lain juga yang membaca ini dan mudah-mudahan tidak lagi menyinyir kami yang lebih memilih berada di rumah bersama anak-anak
Itu pemikiran yang masih sangat ortodoks, karena tujuan kita menempuh pendidikan adalah agar kita tidak bodoh, agar kita bisa mendidik anak-anak kita dengan baik, dengan begitu akan lahir generasi-generasi cerdas yang beretika di kemudian hari. Karena ibu rumah tangga merupakan guru perdana bagi anak-anaknya. Dan saya sendiri sangat tidak respek terhadap orang-orang yang meremehkan profesi sebagai ibu rumah tangga.
#onepercent
#indonesia
Semoga saja semakin banyak masyarakat yang bisa memahami 🤲
Iya @tiazakaria, tapi anda jangan terlalu memikirkan apa yang orang lain katakan tentang anda, be your self buddy.
#onepercent
#indonesia
Iya pak @anroja insha Allah, meski sesekali menjengkelkan tapi tidak akan membuat pikiran saya terganggu, selingan hidup pak haha
Hehehe
Memiliki rumah sendiri akan sangat bahagia. Tempat nya juga alami dekat dengan persawahan pasti sangat sejuk.
#onepercent
#indonesia
Alhamdulillah, tempat ternyaman memang rumah sendiri, meski kecil tapi itu jauh lebih baik, dan saya beruntung di beri tempat di area persawahan.
Thank you for taking part in The Diary Game on Steem.
Sorry we missed the voting window on this post. An extra vote will be added to your next Diary Game post.
Keep following @steemitblog for the latest updates.
The Steemit Team