The diary game 04 September 2023, berbagi cerita
Percayalah akan ada pelangi di setiap air mata yang jatuh,kita hanya perlu beriman dengan takdir
Hallo sahabat steemians, semoga senantiasa selalu dalam lindungan Allah, akhirnya bisa berbagi cerita kembali setelah banyak hal yang sedang di lalui.
Pagi ini aku terbangun saat adzan subuh berkumandang,setelah dirasa kamar mandi kosong, segera ku langkahkan kaki untuk berwudhu menunaikan ibadah subuh.
Selepas shalat aku memulai aktivitas pagi mulai dari menyapu dan mencuci piring, terhitung sudah memasuki Minggu ke tiga aku meninggalkan rumah.
Semuanya berawal dari sepupuku yang selalu meneror lewat pesan WhatsApp meminta aku bermain ke rumahnya.
kebetulan sudah dua tahun kami tidak berjumpa Karna dia bekerja di Banda Aceh,di sana aku menginap selama hampir satu Minggu.
Memasuki Minggu ke dua,aku menginap di rumah alet tepatnya disekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe Karna beliau sedang berpergian ke negara finlandia selama dua Minggu.
Selesai mengerjakan semuanya aku bergegas sarapan pagi,selebihnya aku berdiam diri di dalam kamar sambil membaca buku novel yang kebetulan sedang di pinjam oleh adik sepupuku di perpustakaan.
- cucu pertama vs cucu terakhir
Hari aku ingin sedikit menceritakan tentang sebuah novel yang baru selesai aku baca ,di dalam novel tersebut menceritakan tentang kisah seorang anak perempuan yang tidak memiliki hak berkomentar dalam keadaan apapun,di selalu di tuntut sempurna sesuai keinginan keluarga nya dan lebih parahnya lagi dia kerap kali di bedakan dengan adik adiknya, sehingga akhirnya depresi dan memilih bunuh diri.
Setelah merenung aku rasa ini bukan hanya cerita fiksi namun,sering kita temui di sekitar kita,dan dari cerita ini semoga kita sebagai orang tua dan calon orang tua di masa depan semoga bisa lebih bijak dalam bersikap, jangan menuntut anak untuk selalu mengerti keadaan yang ada dengan dalih dia merupakan seorang kakak jadi harus lebih dewasalah,mengalah dengan adik,mengerti dan lain sebagainya tampa mau tau bagaimana perasaan dia.
Semoga kita bisa menjadi orang tua dan juga seorang teman untuk anak kita kelak,jangan sampai hubungan antara anak dan orang tua terhalang tembok pembatas Karna mengedepankan gengsi.
Jangan sampai dia berbuat hal hal di luar nalar Karna lelah dengan sikap kita sebagai orang tua, terlebih lagi anak perempuan pertama, kebanyakan dari mereka hanya bisa memendam apa di inginkan dan dirasakannya,saya sering kali mendengar cerita sahabat sahabat saya di masa pesantren dulu, mereka mengatakan hanya bisa memendam Karna tidak ada yang dapat memahami perasaan mereka,bahkan ada yang di hakimi oleh keluarganya Tampa mau tau apa yang sebenarnya terjadi.
Saya rasa ini hal yang penting untuk di share, semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua.
Sampai di sini dulu cerita hari ini, sampai ketemu lagi
Potret sebelum kerja
Annyeong higyeseyo
Thank you for publishing an article on the Steem Entrepreneurs page. Your contributions and interactions are of invaluable for the development of a better community.
We really appreciate and pay attention to users who are committed and contribute to the community program by setting a beneficiary of 10% for the @steemkindness.
Kind regards,
Steem Entrepreneurs Team