Steem Success Story by @munaasteemCreated with Sketch.

in Steem Entrepreneurslast year

BERPROFESI sebagai penulis, tentu ada suka duka dan pahit manisnya. Menjadi seniman juga akan seperti itu. Mereka yang mengirim karyanya ke media, lalu berbulan-bulan tidak tayang tanpa pemberitahuan. Ada juga media yang dengan santun memberi advokasi kepada penulisnya.

steem.png
Desain by Canva

Meski tulisan mereka ditolak, tapi ada saran masukan yang bisa menjadi acuan penulis untuk merehab kembali karyanya. Dunia tulis menulis memang begitu terjadi pada masanya. Ketika tulisan sudah tayang, ada kepuasan batin yang luar biasa. Tak pernah terpikir berapa honor yang akan dikirim kemudian.

Karena itu, adalah sesuatu yang menjadi masalah nomor sekian. Tapi, yang terpenting, tulisan tayang di media (baca: koran). Dikenal orang dan lalu ada apresiasi dari pembaca. Ada yang memuji, ada yang reaktif dan kontra. Begitulah dinamika dala dunia tulis menulis.

Baru kemudian, muncul media sosial seperti facebook dan twitter. Orang-orang bebas mengekpresikan pendapatnya di sana. Twitter hanya bisa muat 100 kata saja. Terbatas. Facebook sedikit lebih baik. Orang-orang bisa mengkritik dan menulis segala hal. Hanya ada kepuasan di sana. Belum ada rewards.

pexels-canva-studio-3153203.jpg
Photo by Canva Studio

Saya kebiasan menulis itu di kedai kopi. Suatu hari menjelang satu bulan berakhirnya 2016, saya ada di Warung Kopi SMEA Lampineung. Seperti biasa. Rutinitas mengedit dan menulis berita untuk media tempat saya bekerja. Di sana ada banyak pekerja media, fotografer, penulis, seniman hingga pekerja seni.

Di antara mereka ada nama Irfan M Nur. Ia punya akun @vannour. Bergabung sejak September. Lalu, sambil menyeruput secangkir sanger, dia menawarkan sebuah platform media sosial berbasis blockchain. Lalu, sore itu juga saya membuat akun di bawah panduan Irfan. Makanya nama @munaa sebagai pilihan. Meski kemudian, saya baru sadari, ternyata nama panggilan itu kurang punya daya dobrak di steemit. Kalau dalam bahasa fotografer kurang meching.

Karena memang suka menulis, maka platform ini menjadi wadah paling strategis untuk menyalurkannya. Karena saya penulis, maka menulis bagaikan asupan vitamin bagi saya. Tanpa menulis, saya seperti tidak makan tiga kali sehari. Makanya, bertemu Steemit, seperti menemukan "menu" lezat saat makan siang.

Sehingga saya dengan lezat bisa menulis apa saja di sini, dengan harapan suatu saat bisa dikumpulkan tulisan ini menjadi sebuah karya yang bisa dikenang, bahwa kita pernah menjadi bagian dari semua media sosial berkemajuan. Karena sudah didalam, maka ada alasan untuk mundur. Jalan saja, meski ada lubang dan kerikil di sepanjang perjalanan.

pexels-canva-studio-3194519.jpgpexels-fauxels-3183148.jpg
Berawal dari kedai kopi, lalu steemit

Ketika sudah ada diperjalanan ini, mungkin orang-orang menganggap saya sombong. Jika ada saksi yang bisa bicara di sini, mungkin mereka bisa memberi pengakuan/kesaksiannya, pembaca barangkali baru percaya. Percaya bahwa saya belum sekali pun menikmati sisi finansial dalam penulisan konten.

Pertanyaannya kenapa? Apakah tidak mencari cuan dari menulis di sini? Sampai sekarang saya memang belum menarik hasil dari menulis di sini. Sebab, semuanya saya power-up dengan kondisi pergerakan akun yang lamban. Meski akun bergerak lamban, namun ada jejaring yang terbangun sebelum berkecimpung di steemit.

Problem Akun
Sayangnya, jaringan itu tidak berkembang, seiring layu sebelum berkembang. Sehingga membuat akun menjadi pasif untuk sementara waktu. Selama itu pula, dengan membaca hal-hal yang terjadi di sini, saya paham bagaimana mata rantai blockchain ini bekerja. Beberapa kolega dari Finlandia, dan Amerika memberi dukungan.

Dari seorang steemian Finlandia-lah saya mendapat kabar, dia sempat mengabaikan akun saya, gara-gara di komputernya masih memakai bahasa lokal saat cek grammarly. Dalam bahasa sederhananya, tampilan laptopnya masih dalam bahasa Finland. Karena itu, dia berjam-jam mengabaikan akun saya. Baru setelah dia setting kembali ke bahasa Inggris, dia menemukan akun saya.

Lalu, dia kirim pesan sambil minta maaf. Dengan emot tergelak-gelak (tertawa), dia bilang nama akun saya berkonotasi sedikit negatif dalam bahasa mereka. Sudah pasti, karena steemit tidak bisa menukar nama akun. Akhirnya tetap saya pakai nama yang sekarang, meski dengan segala risikonya.

pexels-startup-stock-photos-212286.jpg
Photo by Startup Stock Photos

Namun, saya tidak tahu apakah ada kaitan atau tidak, yang pasti jika dilihat pergerakan akun saya dengan steemian lain yang telat bergabung, sudah jelas reputasi saya kalah. Apakah postingan saya kurang berkualitas? Saya tak ingin menjawab sendiri. Biar pembaca saja yang menilai tentang postingan-postingan saya. Jika dibilang kurang lucky, bisa iya, bisa tidak.

Well, saya menulis ini dalam kondisi menjawab segala sesuatu untuk kebutuhan kontes. Saya pikir bukan untuk kategori mengeluh. Kalau mengeluh dan tidak bekerja keras, maka itu layak ditulis dalam sebuah tulisan khusus. Kalau ada sebagian pihak menilai secara primitif bahwa itu keluhan, biar saja. Itu hak mereka. Karena saya menulisnya dalam suasana kontes, bukan suasana mengeluh lalu tidak membuat postingan lagi.

Buktinya, saya makin rajin saja membuat konten untuk menjawab yang bahwasajanya itu bukan keluhan, tapi kebutuhan kontes. Kebutuhan itulah yang saya anggap sebagai tantangan dan terus melangkah untuk maju. Walau pun mereka tidak mendukung, saya pikir barangkali bukan rezeki saya. Atau Allah SWT belum menggerakkan hati mereka untuk membantu saya. Itu saja. Mengutip kata Gus Dur, itu saja kok repot.

pexels--2227122.jpg
Photo by Pexels

Saya ingin mengulang lagi dan mohon maaf mau mengatakan bahwa bukan bermaksud menyombongkan diri. Ketika ingin menjabarkan dampak Steem, harus jujur saya katakan itu hanya memberi efek positif pada selera menulis saya. Saya bersyukur, dengan terlibat di steemit membuat minat menulis saya melebar, tidak lagi hanya sebatas konsumsi publik seperti berita, feature atau artikel lainnya.

Karena itu, saya ingin mengajak rekan-rekan steemian untuk terus menulis. Karena menulis itu manfaatnya untuk anda pribadi di dunia nyata dan dunia maya. Bila anda kurang beruntung di platform ini jangan menyerah dulu. Tetapnya konsisten dan fokus, pada suatu saat akan seperti motto ojek online pasti ada jalan. Yakin saja, matahari itu tidak selamanya menyorot satu pulau saja. Siapa tahu, gold time akan tiba waktunya.

Jujur saja, saya tidak mungkin memberikan pesan dengan narasi bertenaga, karena saya sendiri merasa belum sukses di steemit dari segala sisi. Tapi dari sisi skill tulis menulis, tentu saja saya dengan senang hati ingin berbagi di sini, jika memang itu perlu. Apalagi saya melihat masih banyak cara penulisan yang bisa dibenahi lagi untuk menjadi lebih baik. Itu saja. Jika ada yang berminat boleh komentar.

Screen Shot 1444-11-19 at 10.18.28 PM.png
Salah satu promosi steemit di twitter

Semoga tulisan ini menjadi bahan koreksi bagi pribadi penulisnya serta makin menambah semangat dalam membuat konten-konten berkualitas, bukan sekedar mengejar hasil akhir tujuh hari kemudian. Terima kasih atas waktu anda membaca postingan ini. Salam hormat kepada Mr @harferri dan kolega yang sudah menginisiasi kontes ini.

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

Regards @Munaa
Sort:  
 last year 

Sangat menarik untuk melihat perspektif penulis mengenai suka duka dan tantangan yang dihadapi dalam profesi ini. Terlepas dari masalah yang dialami, penulis tetap memiliki semangat dan antusiasme untuk terus menulis. Kami senang anda bisa menjadi bagian dari Steemit. Tentu saja perspektif kesuksesan bisa berbeda bagi tiap orang dan kami yakin anda akan meraih kesuksesan di Steemit.

Terimakasih saudaraku @munaa atas partisipasinya di Kontes : Success Steem Stories.

Status Club#club100
Verified userYES
Plagiarism-freeYES
Bot-freeYES
Tag #steemexclusiveYES
Support of #burnsteem25YES
Beneficiaries of #steemkindnessYES
Voting CSI8.6 ( 0.00 % self, 106 upvotes, 71 accounts, last 7d )
Verification date
June 08, 2023

Kind regards,
Steem Entrepreneurs Team

 last year 

Terima kasih atas verfikasinya...

The reason you have shown for joining Steemit is the same as my reason for joining Steemit. Because like you, I came to Steemit with contempt for Facebook or Twitter because, on those platforms, you can express your thoughts but not as widely as Steemit because, on Steemit, we We can use different html to arrange the texts according to our own mind. As a result, we can express our thoughts more.

Also we get an amount for our honor by posting something on Steemit or sharing some kind of content, but no action has been taken on Facebook or Twitter so far.

The content we share on Steemit must be steemexclusive. That is, no other platform has written about it. Again, all the posts shared here must be plagiarism free. That is, whatever I write must be my own. But on Facebook and Twitter, the competition of copy paste is always going on, which does not get any place in Steemit.

Steemexclusive writing increases our thinking power and we become good at writing on any topic.

Thank you for sharing such a beautiful post with us all.

 last year 

Anda telah membangun narasi yang cukup baik tentang perjalanan Anda di platform Steemit ini. Saya pikir anda sudah sangat baik dalam hal penulisan karena itu memang bakat anda. Berbeda dengan saya yang masih amatiran.. 😁🤭

Sukses terus bang @munaa dengan hobi dan bakat anda.. Luar biasa 👏

 last year 

Terima kasih sudah singgah dan memberikan komentarnya. Saya salut dengan semangat anda yang luar biasa dan tergolong sukses di platform ini. Ini yang luar biasa.

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 64407.71
ETH 3414.50
USDT 1.00
SBD 2.62