Steem Business Promo: Cut Nun Swalayan di Kepung Ritel Nasional

Assalamualaikum

Apakabar kolega semuanya. Semoga tetap semangat membuat konten di platform ini. Kali ini saya mengikuti kontes Steem Business Promo di Steem Entrepreneurs yang digagas @harferri. Selamat membaca!

Bisnis industri swalayan di Banda Aceh dalam beberapa tahun terakhir tumbuh pesat. Celakanya, bisnis swalayan ini bukan lagi bernama lokal dan milik warga setempat. Tapi kini, nyaris disemua titik yang berkembang adalah swalayan merek nasional yakni IndoMaret.

Jika bukan itu, ada satu pilihan lagi, yakni Alfamart. Namun, keduanya adalah branding yang menasional. Masalahnya, mereka berdiri bukan di setiap kecamatan satu unit. Akan tetapi mereka menyerbu nyaris semua kawasan yang padat penduduk. Maka di sanalah mereka membuka pintu toko.

Kondisi ini membuat pasar-pasar kelontong milik rakyat kecil nyaris gulung tikar. Mereka tidak bisa bersaing dengan swalayan bertaraf nasional ini. Hal ini sepertinya ikut didukung oleh gaya belanja masyarakat kita. Hal ini bisa kita dengar dari selentingan; "Nyoe kon IndoMaret pulang peng". Jika bukan IndoMaret balikin duit. Itu adalah fenomena jamak yang terjadi di masyarakat.

Selain itu, memang pemilik IndoMaret sekarang tak semuanya milik orang yang ada dalam bayangan kita. Kadang kala pemilik IndoMaret itu, tetangga kita yang kaya. Siapa tahu. Semua bisa terjadi. Apalagi zaman sekarang, dengan kekuatan modal, mereka bisa membeli franchise. Baik itu punya IndoMaret atau Alfamart.

Cut Nun Swalayan

Di antara banyak bisnis waralaba yang mengepung Banda Aceh dan Aceh Besar, kawasan tempat saya tinggal, tersebutlah Cut Nun Swalayan yang berada di Ulee Kareng Banda Aceh. Maps. Cut Nun ini sudah berdiri dalam 10 tahun terakhir.

Alhamdulillah tetap eksis hingga kini. Bahkan, boleh dikatakan cukup maju dibandingkan dengan swalayan lain di luar jaraingan waralaba tadi. Setiap kali saya datang, cukup banyak orang yang antri di meja kasir. Tempatnya memang cukup strategis. Tak jauh dari Simpang 7 Ulee Kareng.

Kecuali itu, nama Cut Nun juga sudah kadung populer. Meski selama ini, Cut Nun itu lebih identik dengan bisni kopi. Sekarang pun tidak sedikit warung kopi yang memakai sistem waralaba. Khususnya Cut Nun, juga banyak beredar di ibukota provinsi.

Khusus industri minimarket, Cut Nun baru punya satu gerai. Sepetinya pergerakan mereka selama ini belum ada wacana ingin membuka hal serupa di tempat lain. Mereka tetap fokus di kawasan klasik, Ulee Kareng yang notabenenya memang di sanalah keluarga besar Cut Nut berasal.

Ketika saya belanja di sini saya paling sering membeli berbagai kebutuhan rumah tangga serta makanan ringan untuk konsumsi anak-anak. Sebagian harganya saya sebutkan di bawah ini:

Jenis Barang	Harga Satuan [Rp]	STEEM	TRX
Obat Nyamuk Force Magic	40.000	14.5	32
Susu SGM 900 Gr	82.000	29.8	65
Tissu Paseo Smart	11.000	4	8.7
Lifebuoy	24.500	8.9	19.5
Lux Bsoap	18.000	6.5	14.3
Gatsby	18.500	6.7	14.7
Minyak Zaitun	35.000	12.7	27.9
Minyak Telon	39.500	14.3	31.5
Sunsilk	23.500	8.5	18.7
Pepsodent	24.000	8.7	18.1
Casablanca	29.000	10.5	23.1
Roma Sari Gandum	7.000	2.5	5.5
Lemonia	8.500	2.7	6.7

Barang-barang tersebut biasanya rutin saya beli dalam satu bulan sekali. Atau ada juga barang-barang yang terkadang dibeli 2 bulan sekali. Namun, untuk makanan ringan dan snack itu memang sudah rutin. Saya selalu memilih Cut Nun Swalayan untuk berbelanja. Motivasinya adalah untuk menghidupkan industri minimarket lokal. Itu saja.

---

Saya mengundang @lizaallizana @ustazkarim @isha46 dan @mjerry untuk mengikuti kontes ini.

---

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

Salam @Munaa

_28/7/2023