SEC - S15W4 : I LOVE LOCAL PRODUCTS//SAYA MENCINTAI PRODUK LOKAL

Buah kopi yang siap untuk dipanen dari jenis Arabica Gayo Highland [Archive Photo Pribadi]

Berbicara tentang produk lokal, ini bisa dikatakan lokal secara Nasional ataupun lokal secara dearah. Saya termasuk penyuka produk yang asli dearah meskipun ada produk yang sama berasal dari dearah lain. Terlebih produk lokal yang saya tahu persis lokasi pembuatan maupun cara pembuatannya.

Untuk kali ini saya akan mangangkat sebuah produk lokal dari Aceh yang sangat terkenal bahkan di eksport hingga manca negara. Produk ini adalah salah satu produk favorite saya dan sepertinya tidak lengkap hari saya jika belum menikmati produk ini. Apalagi jika bukan poduk kopi lokal Aceh khas Dataran Tinggi Gayo. Tiada hari tanpa kopi, tanpa kopi sepertinya belum menjadi "My Day" no metter how it goes, "Kopi Pancong" is the best apalagi espresso, bikin hari tambah top markotop lah bro.

Share your personal experience in loving local products. What fascinates you and connects you to local products?

Suatu ketika di bulan Agustus 2017 saya berkesempatan untuk berkumpul dengan seluruh Pendaki profesional dari seluruh Indonesia di Makasar Sulawesi Selatan dekat kampungnya @mytravelandscape. Saat itu saya kebetulan membawa 2 renteng kopi Ulee Kareng, kopi khas Ulee Kareng yang diproduksi di Banda Aceh dan tidak ada campuran kimiawi selain gula pasir dan sudah dikemas secara manarik seperti umumnya kopi sachet produksi pabrikan besar lainnya. Pastinya produk ini susah dicari di luar Aceh, dan jikapun ada mungkin hanya di kawasan Medan Sumatera Utara. Singkat cerita, teman-teman dari wilayah lain Nusantara ini agak asing dengan kopi sachet jenis ini dan akhirnya mereka mencoba menikmati kopi Ulee Kareng sachet ini. Siapa saja yang mencicipinya langsung bilang ini enak dan rasa kopinya asli, hingga 20 sachet kopi yang saya bawa sebagai bekal jika ingin ngopi habis ludes hanya dalam waktu 2 jam kami tiba di Pejanti kawasan Buluh Moreno. Yang paling berkesan adalah beberapa kawan yang sudah sangat menyukai kopi Ulee kareng ini malah minta di kirimkan dalam jumlah kardusan hingga beberapa kali. Rasa bangga dan kagum dengan produk lokal ini karena ke khasannya bisa memukau bahkan dengan lidah para penikmat kopi dari daerah lain yang jauh dari asal produk ini. Hal ini juga membuat saya bersyukur bisa membantu produk lokal untuk dikenal di luar daerah edarnya hingga jauh ke Makasar dan Kalimantan Barat saat itu.

Biji kopi alami yang masih di tangkai sebagai bahan baku utama kopi Ulee Kareng

Explain the benefits and positive impacts of supporting local products. How can your contribution help the growth of the local economy and surrounding community?

Meski yang saya lakukan adalah hal kecil dengan mengirim beberapa produk kopi Ulee kareng ke luar wilayah Aceh, tapi jika banyak orang yang mengenal produk ini di luar, dengan sendirinya ini akan meningkatkan nilai jual dari produk lokal ini. Bisa dikatankan semakin banyak permintaan, produksi akan makin meningkat, peningkatan produksi ini akan berpengaruh kepada kebutuhan bahan baku kopi, karyawan dan juga pengangkutan. Secara mata rantai ini akan mempengaruhi pada peningkatan ekonomi produsen juga karyawan yang tinggal disekitar tempat produksi. Dengan meningkatnya produksi jelas akan berefek pada peningkatan serapan tenaga kerja yang seiring dengan penambahan bahan baku yang harus ditangani agar menjadi bahan jadi yang siap dipasarkan tentunya. Jika kita mendukung beberapa produk lokal secara intent maka dengan sendirinya serapan tenaga kerja disekitar tempat produksi juga akan semakin meningkat yang pada akhirnya kita bisa membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal kita.

Name one or two popular local products in your area. Tell us why tourists often look for it. No need to be too detailed, focus on the attractiveness of the product.

Salah satu tanaman kopi di kebun yang berbuah cukup lebat di ketinggian 1300 MDPL (Above Sea Level)`

Karena dari awal saya sudah membahas masalah kopi maka untuk kali ini saya akan mangangkat sebuah produk lokal dari Aceh yang sangat terkenal bahkan di eksport hingga manca negara. Produk ini adalah salah satu produk favorite saya dan sepertinya tidak lengkap hari saya jika belum menikmati produk ini. Apalagi jika bukan poduk kopi lokal Aceh khas Dataran Tinggi Gayo. Tiada hari tanpa kopi, tanpa kopi sepertinya belum menjadi "My Day" no metter how it goes, "Kopi Pancong" is the best apalagi espresso, bikin hari tambah top markotop lah bro. Meski bukan kopi sachet Ulee Kareng yang akan saya angkat secara khusus, namun juga masih kopi secara umum namun masih saling bersinggungan.

Kopi adalah salah satu produk yang paling terkenal di Aceh, sampai-sampai Aceh bisa dijuliki kota Sejuta Warung kopi, bayangkan saja begitu anda memasuki wilayah Aceh, makan anda akan menjumpai 1 warung kopi setiap 100 meter anda berjalan, ini jika di hitung jarak rata-rata antar warung kopi. Warung kopi dengan ukuran bervariasi dari yang kecil hingga yang besar dari yang gaya tradisional hingga yang cafe modern. Setiap warung kopi pasti ada pelanggan setia yang selalu saja singgah karena cita rasa kopi yang berbeda antara satu warung dengan warung lainnya membuat penikmat kopi di Aceh benar-benar merasa dimanja

Salah satu tampilan warung kopi di dekat kota Takengon, Dataran Tinggi Gayo

Keunikan cita rasa dan aroma kopi yang paling saya sukai adalah kopi asli khas Gayo Hingland, yang memiliki aroma dan cita rasa yang berbeda dengan daerah lain. Saya sering mendapat order untuk mengirim kopi khas Gayo ini untuk teman-teman yang berdomisili di Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Bahkan teman-teman dari manca negara yang kebetulan berkunjung ke Aceh dalam rangka kerja juga minta dibelikan kopi khas untuk dibawa kembali ke Negaranya., Beberapa teman kerja saya dari Spanyol juga sangat menyukai kopi khas Gayo karena aroma dan cita rasa yang sangat khas dan autentic.

Choose one of your favorite local products and present it well. Include interesting photos that show the uniqueness of the product.

Salah satu produk yang ingin saya tampilkan secara khusus disini adalah kopi yang sudah dikemas dan dipasarkan secara lokal, kopi kemasan ini adalah kopi jenis Arabica yang menjadi kesukaan saya. Kekhususan kopi ini dari produk lain yang sejenis adalah cara prosesnya hingga jadi bubuk atau biji yang sudah siap dipasarkan. Cara proses penyiapan yang bervariasi menghasilkan cita rasa yang bervariasi juga, semisal ada jenis wine, honey, original dan sebagainya. Salah satu yang paling saya sukai adalah Wine Arabica dari Buntul yang merupakan kopi dari ketinggian 1500 MDPL, akan tetapi kali ini saya menampilkan jenis Arabica Specialty Teritit yang juga menyertakan ketinggian di kemasannya seperi gambar di bawah ini

Dua jenis kopi kemasan ini memiliki keunggulan masing-masing dan khasnya masing-masing

Saya mencoba memberikan gambaran bagaimana dari biji kopi yang sudah masak di pohon, hingga menjadi produk kemasan, meski saya tidak memiliki dokumentasi lengkap tapi saya akan coba perlihatkan secara ringkas saja. Biji kopi yang sudah masak dan merah akan dipetik dan peram sebelum kulit merah ini dikupas secara menyeluruh. Setelah kulit merah ini dikelupas dengan menggunakan mesin atau manual. Lalu gabah kopi akan dijemur hingga cangkang arinya yang berwana putih/cream benar-benar kering hingga kadar air mencapai 10-12%, kemudia kuliat ari yang seperti cangkang tipis dipisahkan dari biji dengan cara di tumbuk hingga cangkang arinya pecah.

Proses penjemuran biasa untuk memudahkan pengupasan cangkang ari dan menjaga biji kopi tetap dalam kondisi yang bagus

Setelah proses pengeringan dan pengupasan kulit ari ini, maka biji kopi dijemur kembali sampai kadar air yang diinginkan tercapai, para petani tradisional mengetahui kadar air adalah dengan melihat warna biji kopi yang berwana hijau kebiruan atau tepatnya warna "cyan". Setelah proses pengeringan selesai ada satu tahapan lain yang sangat penting yaitu tahap penyortiran biji yang berkwalitas yang lebih dikenal dengan istilah "picking" atau orang lokal menyebutnya DP (Doble Picked), ini adalah sortiran tahap akhir sebelum kopi di roasting atau di sangrai dengan mesin khusus. Dahulunya proses sangrai ini dilakukan manual dengan kecermatan yang sangat tinggi. Proses roasting ini memakan waktu hingga 1 jam apabila jumlah biji kopi yang di roasting lebih dari 1 kg. Proses roasting ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan cermat, karena harus mengatur suhu yang pas.

Setelah roasting selesai dan keseluruhan biji kopi berwarna coklat dan renyah, baru di kemas. Ada yang di giling menjadi bubuk ada juga yang biji siap roating. tergantung permintaan. Jika ingin disimpan dalam waktu lama lebih baik jika membeli biji yang sudah di roasting tapi belum di giling . Karena aroma kopi akan lebih cepat menghilang saat sudah menjadi bubuk.

Jika sudah menjadi bubuk dengan medium grind ini sudah siap untuk dimasukkan kedalam mesin press agar menghasilkan espresso yang segar dan nikmat.

Inilah segelas espresso yang rasanya nikmat luar biasa fresh dan asli kopi simpang Teritit

Demikian entry saya dalam challange ini dengan tema "Mencintai Produk Lokal". Semoga bermanfaat dan sampai jumpa diedisi berikutnya.

Salam sukses selalu untuk semuanya

El-Nailul