When I studied at the Lhokseumawe State Polytechnic. You will not recognize me here.

---

This challenge made me have to unload old memories. I don't have many childhood photos. At that time, a camera was a luxury item for me and my friends. I consider today's children luckier because since they were in the stomach, they already have memorable photos. Technology allows them to see the past more clearly, in more detail, and more. From various angles and momentum.

However, we do not need to be jealous of children now. We have different memories and beauty that kids today never enjoy. I don't have many childhood photos. There are some photos that I once had when I was little, but they are stored in my mother's house in Bireuen. It took time to get there and it took a long time to find it.

I still remember it clearly. On my walk from our house in Cot Gapu, Bireuen, to a neighboring village called Gelanggang Kulam, I saw a katilayu fruit (the Acehnese call it keulayu. Latin; Erioglossum Rubiginosum).

We walked along the railroad tracks. I saw red black katilayu fruit among the rice fields. I whined asking for the fruit. My mother didn't take it right away but said the fruit wasn't ripe yet. But I kept whining to get the fruit.

I can't remember who took it, because there were several other people there, including my sister. However, the fruit later became an unforgettable memory because when we arrived at our relative's house in Geulanggang Kulam, we took a group photo. That day, one of our relatives was about to have a wedding.

It's not really clear who got married anymore because I'm trying to collect those memories based on the memories we took in front of the house. Maybe Umi's uncle got married, but I'm not 100 percent sure, only about 80 percent.

I smiled happily in the photo, my tiny body tucked in between the adults who didn't seem to care about my presence. The fruit stalk Erioglossum rubiginosum was held in my hand.

That's my memory before I went to school. This post made me want to find that photo and digitally store it. with some existing applications, I can make the photo sharper. Hope I can find it.

Hi, @zainalbakri, @amryksr, @midiagam, @mollymochtar! What memories can you share with us?

---

---

In 1994 when I was still playing football in college. I look very geeky.

---

---

In 1978, just before I entered elementary school.

---

---

When I was still active in the field as a journalist.

---

Steem Engagement Challenge-s7/w6 | My Nostalgic Childhood Memories | Serpihan Kenangan Masa Lalu

Tantangan ini membuat saya harus membongkar memori lama. Saya tidak memiliki banyak foto-foto di masa kecil. Di masa itu, sebuah kamera adalah barang mewah bagi saya dan kawan-kawan. Saya menganggap anak-anak sekarang lebih beruntung karena sejak berada dalam perut, mereka sudah memiliki foto kenangan. Teknologi membuat mereka bisa melihat masa lalu lebih jelas, lebih detail, dan lebih banyak. Dari berbagai sudut dan momentum.

Namun, kita tak perlu iri dengan anak-anak sekarang. Kita memiliki kenangan dan keindahan berbeda yang tidak pernah dinikmati anak-anak sekarang. Saya memang tidak memiliki banyak foto masa kecil. Ada beberapa foto yang pernah saya miliki ketika saya masih kecil, tapi itu tersimpan di rumah umi saya di Bireuen. Butuh waktu ke sana dan butuh waktu yang panjang untuk mencarinya.

Saya masih ingat dengan jelas. Dalam perjalanan jalan kaki dari rumah kami di Cot Gapu, Bireuen, ke desa tetangga yang bernama Gelanggang Kulam, saya melihat buah katilayu (orang Aceh menyebutnya keulayu. Bahasa Latin; Erioglossum Rubiginosum).

Kami berjalan kaki melalui jalan rel kereta api. Saya melihat buah katilayu merah kehitam-hitaman di antara petak-petak sawah. Saya merengek meminta buah itu. Umi saya tidak langsung mengambilnya, tetapi mengatakan buah itu belum masak. Tapi saya terus merengek diambilkan buah itu.

Saya tidak ingat lagi siapa yang mengambil, karena ada beberapa orang lain di sana, termasuk kakak saya. Namun, buah itu kemudian menjadi kenangan tak terlupakan karena sampai di rumah saudara kami di Geulanggang Kulam, kami berfoto bersama. Hari itu, ada saudara kami yang hendak melangsungkan pesta pernikahan.

Tidak terlalu jelas lagi siapa yang menikah karena saya berusaha mengumpulkan kenangan itu berdasara ingatan terhadap foto yang kami buat di depan rumah. Mungkin paman dari umi yang menikah, tapi saya tidak yakin 100 persen, hanya sekitar 80 persen saja.

Saya tersenyum senang dalam foto itu, tubuh mungil saya menyempil di antara orang-orang dewasa yang seolah tidak peduli keberadaan saya. Tangkai buah Erioglossum Rubiginosum tergenggam di tangan saya.
Itu memori saya sebelum saya bersekolah. Postingan ini membuat saya ingin mencari foto itu dan menyimpannya dalam bentuk digital. dengan beberapa aplikasi yang ada, saya bisa membuat foto itu menjadi lebih tajam. Semoga saya bisa menemukannya.

Hai, @zainalbakri, @amryksr, @midiagam, @mollymochtar! Apa kenangan yang bisa kalian bagi kepada kami?

---

Ketika menghadiri Kongres AJI di Denpasar, Bali.

---

Ketika saya menikah, tahun 2000.