News-diarygame Minggu 12 Juni 2022: Traveling Ke Kota Dingin Takengon

in Hot News Community2 years ago

IMG20220612115440.jpg
Negeri di atas awan Takengon


Hai Steemian

Pagi ini kami terjaga lebih awal bahkan sebelum azan Shubuh berkumandang, karena Al-Qarni yang sudah bangun. Ia selalu bangun cepat jika tidur malamnya lebih awal dari biasanya.

Alhamdulillah kondisi istri sudah pulih. Setelah menunaikan kewajiban dua raka'at Shubuh kami langsung mandi dan bersiap untuk berangkat menyusul rombongan K2MI.

Jam baru saja lewat pukul 7:00 AM saat kami memulai traveling pagi ini menuju Kota Dingin Takengon Aceh Tengah. Hujan deras terus mengguyur sejak semalam gak menyurutkan niat kami untuk segera tiba di Teluk Mepar lokasi camping keluarga besar K2MI.


IMG20220612074256.jpg
Sarapan pagi di D'Ground Puncak Coffee Gunung Salak


Setelah 40 menit melaju, kami beristirahat untuk sarapan di D'Ground Puncak Coffee Gunung Salak. Hanya beberapa menit kami sarapan sudah harus lanjutkan perjalanan agar segera bergabung dengan mereka yang sudah sejak kemarin tiba di Takengon.


IMG20220612094733.jpg
Belanja Snack di Takengon


Kurang dari dua jam kami sudah tiba di Takengon. Segera mencari mini market untuk belanja kebutuhan di jalan. Saya membeli coklat untuk Al-Qarni, kerupuk Jangek untuk sendiri, kacang kulit untuk si Abang, dan kerupuk Palembang untuk istri dan ponakan. Total belanjaan Rp 60.000,- atau setara dengan 20 STEEM.

Selesai membayar di kasir, langsung meminta lokasi terkini rombongan. Ternyata dari Teluk Mepar mereka telah bersiap untuk berangkat ke Pante Menye. Sebuah lokasi kekinian yang wajib dikunjungi saat traveling ke Kota Takengon.


IMG20220612115309.jpg
Santai di Pante Menye


Benar saja di Pante Menye terdapat Bintang Resort yang merupakan lokasi penginapan yang dilengkapi cafe alam yang menakjubkan di pinggiran Danau Laut Tawar. Kami sampai lupa waktu bersantai di sini hingga menjelang tengah hari. Walau harga minuman terbilang lumayan tinggi dibandingkan di luaran sana, namun keindahan alam dengan nuansa cafe yang unik ini sudah cukup terbayarkan.


IMG20220612125952.jpg
Mengarung Danau Laut Tawar


Tidak lengkap rasanya kami nongkrong di seputaran Danau Laut Tawar tanpa mengarungi hingga ke tengah danau. Kami sepakat menuju lokasi Tambatan Perahu Lot Kala. Hanya berjarak 30 menit dari lokasi Pante Menye ke arah kembali ke Kota Takengon.


IMG20220612131359.jpg
Si Abang duduk paling depan


Setelah semua berkumpul segera naik ke perahu yang ditambatkan di lokasi khusus untuk mengantar pengunjung berkeliling Danau. Hanya dengan biaya Rp 15.000,- per orang atau setara 5 STEEM kami sudah dibawa berkeliling seperempat Danau dalam waktu setengah jam.

Perahu yang melaju dengan kecepatan tetap 10 Km/Jam membawa kami mengarungi Danau Laut Tawar. Diiringi musik dangdut yang meriah mengalahkan suara deru mesin. Semua tampak bahagia menikmati pemandangan dengan terpaan angin sejuk walau ditengah terik matahari.


IMG20220612131426.jpg
Bahagianya Al-Qarni naik perahu


Al-Qarni adalah orang yang paling bahagia diantara semua. Ia gak berhenti tersenyum mengungkapkan rasa senangnya yang tak terhingga. Bagaimana tidak, selama ini ia selalu minta naik perahu nelayan yang parkir di Pantai Pasi Cot Murong. Hari ini bukan hanya naik perahu parkir, namun ia ikut mengarungi Danau bersama perahu.

Perut sudah mulai membunyikan alarm yang artinya sudah waktunya diperhatikan. Kami mencari warung sambil menuju ke Mesjid Agung Ruhama Takengon. Empat bungkus nasi dengan berbagai lauk sesuai selera dibanderol Rp. 66.000,- atau setara 22 STEEM telah selesai dibungkus. Setelah membayar kami segera menuju parkiran Mesjid.


IMG20220612141133.jpg
Bermain mobil-mobilan di parkiran Mesjid


Mesjid termegah ini tidak dilengkapi dengan kipas angin apalagi AC seperti layaknya mesjid di Lhokseumawe. Bukan karena gak ada toko elektronik yang menjual AC, namun gak ada yang butuh AC di cuaca sejuk seperti ini.


IMG20220612141211.jpg
Menggeser Segitiga Pengaman


Selesai menunaikan shalat Dhuhur segera makan siang bersama di Balee tunggu yang dibangun di atas tempat Wudhu. Tidak lama selesai makan kami meluncur pulang sambil mencari marquisa untuk di jalan. Dua kilogram marquisa seharga Rp.50.000,- atau setara dengan 17 STEEM menemani perjalanan pulang kami melalui Kota Juang Bireuen.


IMG20220612172503.jpg
Istirahat Shalat Ashar


Sepanjang jalan hingga ke Bireuen gak ada kemacetan yang berarti. Jalanan juga bagus , namun ada beberapa lokasi yang sedang di, dan ada beberapa tikungan tajam di kawasan Endang-endang.

Waktu tempuh pulang melalui Kota Bireuen lebih lama satu jam dibandingkan dengan melalui Gunung Salak. Namun kondisi jalan, pemandangan, dan kenyamanan untuk kenderaan lebih baik melalui Bireuen.


IMG20220612175558.jpg
Melanjutkan perjalanan pulang


Tiba kembali di rumah tepat saat azan Maghrib berkumandang. Kami bersyukur telah tiba kembali dengan selamat di rumah. Kelelahan berkendara seharian langsung dipulihkan dengan istirahat lebih awal lagi pada malam ini.


Salam,

@radjasalman

About me

Sort:  

Congratulations ..,

This post has been supported by @heriadi from the Industrious seven team.

Keep writing posts with the theme "My Life". Let's join at least #club5050 to get the next support

Congratulations! Your post has been selected among the seven featured posts by the team INDUSTRIOUS SEVEN, Curators of theme my life. Keep making the quality post.

 2 years ago 

Thank you for choosing my post as one of the top posts this week 🤗

Congratulations your post has been selected as one of the seven featured posts. Thank you for contributing to steem ecosystem.

With best regards,
Team the industrious seven

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 56697.29
ETH 2390.51
USDT 1.00
SBD 2.29