Rabu yang berat

Bagaimana kondisi kamu hari ini sobat, semoga tetap fit dan bisa beraktivitas dengan baik. Hari ini ditengah kondisiku yang belum fit, namun aku harus tetap beraktivitas sebagai ASN, kepala keluarga dan tentu sebagai steemians.

Pagi ini aku harus masuk kantor di Lhokseumawe untuk membereskan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) tahun 2021 karena Inspektorat sudah memintanya sejak kemarin sore.

Sebelum berangkat ke Lhokseumawe aku terlebih dahulu mengantar si abang ke sekolahnya di Lhoksukon pagi ini.

Tiba di kantor Lhokseumawe aku melihat para staf sangat sibuk membereskan ruangannya masing-masing tidak seperti biasanya yang terlihat lebih santai, pagi ini mereka membersihkan dan mengaturnya secara terburu-buru.

Rupanya Penjabat Bupati Aceh Utara akan melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) pagi ini ke kantor Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara di Lhokseumawe.

Penjabat Bupati Aceh Utara (Berkacamata) melakukan sidak

Sekitar jam 09.20 pagi, Bapak Azwardi Abdullah, AP., M.Si., yang resmi menjadi Penjabat Bupati Aceh Utara untuk masa jabatan 2022-2023 setelah dilantik oleh Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, tiba di kantor dinas bersama beberapa stafnya.

Bupati kelahiran tahun 1976 ini adalah putra kelahiran Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya yang sebelumnya menjabat sebagai Katibul Wali atau Kepala Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh sejak November 2020.

Lha, koq semua sekarang Kepala Daerah di Indonesia adalah Penjabat bukan pejabat definitive? Inilah dampak dari adanya kebijakan Penundaan Pilkada menjadi Pilkada serentak pada tahun 2024.

Dalam tahun ini dan tahun depan ada banyak kepala daerah (gubernur, bupati dan walikota) yang habis masa jabatannya termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (bakal calon Presiden untuk tahun 2024). Dan karena ada kekosongan jabatan akibat penundaan pilkada maka harus diisi oleh penjabat.

Ada yang membuat analisa bahwa kebijakan penundaan Pilkada adalah skenario menjegal Anies Baswedan atau setidaknya menghadang prestasi Anies karena dengan berakhirnya masa jabatan sebagai gubernur DKI maka Anies akan kehilangan panggung di perpolitikan nasional. Itu harapan mereka-mereka yang tidak pede untuk berkompetisi secara fair.

Apakah popularitas Anies Baswedan merosot saat ini? Oh tidak fergusso..! malah Anies melesat jauh keatas. Para politikus yang sering terlena dengan fisilitas serta previlage dari Negara lupa akan hukum fisika Robert Hooke yang memberitahukan bahwa Tegangan gaya pegas sama besar dengan regangannya, sehingga makin besar tekanan yang diberikan pada benda, maka makin besar juga gaya pegas (gaya pemulihan) yang dimiliki oleh benda.

Disisi lain penunjukan penjabat gubernur, bupati dan walikota tidak sesuai dengan semangat demokrasi langsung dimana para penjabat diberikan wewenang mengelola anggaran dan kebijakan selama 2 tahun tanpa melalui proses pemilihan langsung oleh para pemegang sero negeri ini yaitu RAKYAT.

Namun kenyataannya itulah yang terjadi saat ini termasuk agenda “berbagi kekuasaan hanya diantara para oligarkhi” dengan adanya Presidential Threshold 20%. Salahsatu gambaran mengapa Indonesia mengalami penurunan angka Index demokrasi.

Setelah penjabat Bupati Aceh Utara selesai melakukan sidak, beberapa staf di kantor mengajakku untuk ngopi di Warung Nasi Gurih Sp. Asmi di depan SPBU Kutablang.

Nasi Gurih Sp. Asmi

Nasi gurih Sp. Asmi cukup terkenal di Kota Lhokseumawe dan warung di depan SPBU Kutablang masih punya hubungan dengan Nasi Gurih Sp. Asmi di Simpang Asmi Mon Geudong yang merupakan brand aslinya.

Ngopi di Warung Nasi Gurih Sp. Asmi

Setelah ngopi di warung nasi gurih Sp. Asmi, aku kembali ke kantor untuk membereskan SKP siang ini. Aku menitipkan berkasku pada seorang staf di kantor karena aku ingin mengkusuk badanku yang terasa pegal dan sakit semua.

Aku menelpon tukang kusuk tunanetra yang dikenal dengan nama panggilan Wak Yap yang merupakan tukang kusuk yang dulunya sering mangkal di Kompleks Rumah Potong Hewan Cunda untuk mengkusuk tukang jagal, toke lembu bahkan warga kompleks.

Meskipun dia tunanetra namun indra pendengarannya cukup baik. Meskipun aku tidak pernah bertemu dengannya selama 1 tahun, dia masih mengenali suaraku saat aku menelponnya dan meminta dia datang ke tempat kakakku untuk mengkusuk badanku.

Makan siang hari ini

Namun karena dia sedang berada di tempat musibah di Buloh Blang Ara, aku harus menunggu beberapa saat. Akupun makan siang terlebih dahulu sambil menunggu Wak Yap datang.

Sekitar jam 02 siang, Wak Yap baru tiba d tempat kakakku dan aku segera mengajaknya ke lantai 2 agar bisa mengkusuk badanku yang sakit dan pegal. Proses kusuknya lama juga sekitar 2,5 jam dan Alhamdulillah badanku menjadi lebih bugar.

Genangan air di Depan RSCM Buketrata

Sekitar jam 05 sore aku pulang ke rumah di tengah hujan yang turun sangat lebat di kota Lhokseumawe dan sekitarnya. Dan benar seperti dugaanku jalan di depan Rumah Sakit Umum Cut Meutia Buketrata tergenang air hujan yang tumpah ke bumi.

Praktis genangan air dijalan Negara ini menyebabkan macet lebih dari 1 kilometer sampai ke Keude Peunteuet. Aku mengendarai motorku pelan-pelan agar tidak mogok dan kelelep air banjir.

Aku memacu motorku ke kantor Lhoksukon untuk menjemput si abang yang menunggu disana agar bisa pulang ke rumah.

Demikian diaryku hari ini dengan aktivitas yang cukup padat dan kondisi cuaca yang sedikit berat.

ABOUT ME

Ayo dukung kinerja @pennsif untuk perkembangan jaringan steem blockchain dengan memilih @pennsif.witness.

^{Click Here}