Local Foodie : Eungkot Masen (Ikan Asin)

Kali ini saya ingin membagikan tentang makanan lokal (Aceh) yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di serambi mekah sejak dahulu.

Yap, anda mungkin pernah mendengar tentang ikan asin, tetapi apakah anda tahu bahwa ikan asin cukup identik dengan masyarakat Aceh.

Jenis makanan ini di konsumsi secara umum oleh masyarakat di Aceh dari berbagai kalangan, dari masyarakat bawah sampai strata yang lebih tinggi (elitis).

Dulunya ikan asin banyak di konsumsi oleh masyarakat bawah, namun seiring perkembangan zaman ikan asin saat ini sudah menjadi makanan yang juga ikut disajikan di warung-warung, restoran bahkan hotel dengan berbagai variasi menunya.

Saat ini kita bisa mendapati bermacam ikan asin dengan berbagai tingkat kualitas serta harganya yang diperjual belikan di tengah-tengah masyarakat.

Bagi masyarakat bawah (miskin) ikan asin bisa menjadi pilihan untuk mensiasati tingkat ekonomi mereka yang tidak mampu membeli makanan/lauk yang lebih mahal.

Terlepas apapun latar belakang atau alasannya, ikan asin sudah menjadi konsumsi masyarakat umum di Aceh. Contohnya, kita sering mendapati menu nasi goreng special selalu dilengkapi dengan beberapa potongan kecil ikan asin untuk menambah nikmatnya nasi goreng.

Kita tentu tahu menu/kuliner tradisional Aceh yaitu Kuah Pliek yang akan terasa hambar apabila tidak dilengkapi dengan ikan asin. Begitu seterusnya berbagai makanan yang di lengkapi dengan ikan asin. Kuah pliek sendiri memiliki varian bahan baik sayur-sayuran ataupun ikan (eungkot paya) yang sangat menggugah selera.

---

Ikan asin dapat diolah menjadi menu makanan yang bermacam-macam sesuai selera dan kreativitas masing-masing. Anda bisa menggorengnya, memasaknya menjadi ikan asin sambal, ikan asin kuah santan dan sebagainya.

---

Bagaimana dengan saya? Wah, perkara sulit ini. Karena saya tidak akan merasa nikmat ketika makan tanpa di lengkapi dengan ikan asin… (Dasar Ndeso..he..he..).

So, lidah saya yang sudah terbentuk dan terbiasa sejak kecil, saya tidak bisa move on dengan ikan asin sampai sekarang.

Tetapi tahukah atau sadarkah anda bahwa ikan asin merupakan salahsatu produk metode pengawetan yang cukup efektif ketika sedang panen melimpah ikan atau nelayan yang memperoleh ikan dengan jumlah banyak maka sebagian bisa diawetkan dengan metode penggaraman sehingga menghasilkan ikan asin.

Atau ada jenis ikan-ikan tertentu yang kurang laku atau berharga murah, bisa diolah menjadi ikan asin yang berharga jual lebih tinggi.

Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke tempat makcik saya yang bertempat tinggal di daerah pesisir (Seunuddon) karena beliau mengirim pesan untuk mengambil ikan bandeng yang baru saja panen di tambak miliknya.

Ini merupakan kunjungan kami yang kesekian kalinya ke tempat makcik ketika beliau sedang panen ikan maka kami diundang untuk menikmati langsung ikan bandeng di rumahnya dengan langsung memanggangnya sendiri selain untuk kami bawa pulang ke rumah.

---

Yang mau saya highlight adalah mak cik saya mengolah jenis ikan yang tidak laku dijual di pasar menjadi ikan asin dengan proses penggaraman dan penjemuran sehingga ikan-ikan tersebut bernilai jual, dimana beliau menjual ikan asin produksinya melalui media facebook dengan harga 40K IDR per kilogram atau setara 15.30 steem.

Saat ini beliau tidak mampu memenuhi pesanan teman-temannya di FB, karena baru beberapa jam beliau update ketersediaan (Open PO) ikan asin produksinya, sudah SOLD OUT.

Proses produksinya cukup mudah dan sederhana dan sebenarnya bisa dilakukan oleh semua orang sebagai berikut :
1. Pilih dan bersihkan/siangin ikan yang akan di jadikan ikan asin :

2. Cuci bersih ikan yang telah disiangi :

3. Siapkan larutan garam.

4. Masukkan ikan yang sudah dibersihkan kedalam larutan garam (apabila ingin rasa ikan lebih asin maka dapat direndam selama 1 malam)

5. Jemur di tempat panas selama beberapa hari sampai ikan menjadi kering. :

Mudahkan? Rasanya tidak mungkin kita tidak bisa melakukannya. Namun selain proses produksi, supaya memiliki added value, sebaiknya ikan tersebut dikemas dan dipasarkan secara berbeda.

Kita bisa menjajaki penjualan secara online misalnya atau metode lain sehingga ikan yang tadinya tidak laku dijual dapat terjual dengan harga yang memberi keuntungan optimal.

Atau bisa dijadikan oleh-oleh khas daerah bagi wisatawan atau masyarakat luar daerah yang berkunjung ke daerah Aceh dan seterusnya.

Anda tahu, bagi masyarakat Aceh ikan asin menjadi makanan favorit. Banyak warga Aceh bela-belain menyisipkan ikan asin, ikan teri atau ebi (sabee) di bagasi tasnya ketika berangkat ibadah haji.

Itulah faktanya, ketika lidah mereka tidak cocok dengan makanan yang disediakan di hotel tempat mereka menginap, mereka mengolah ikan asin, ikan teri atau ebi yang mereka bawa dari kampong halaman sebagai menu makanan mereka.

Kalau saya mungkin juga harus mempersiapkan ikan asin, ikan teri atau ebi ketika mendapatkan panggilan menuju Baitullah nantinya..qi..qi…qi…

Demikian sobat review saya kali ini, semoga bermanfaat.

Regards

@alee75

ABOUT ME

Let's support @pennsif's performance for the development of the steem blockchain network by voting @pennsif.witness.
^{Click Here}