#club100 | Lantern : 21 Juni 2022
My Poetry
Saat semua insan membangunkan mimpinya
Aku duduk dan menarik nafas pelan dan dalam
Mencoba mencari makna kehidupan
Yang tlah kujalani hingga kini
Bermula dari tiada menjadi ada
Bergerak, beranjak dan menjelma
Tahap demi tahap sampai purna
Ku layangkan padangan batinku nun jauh kesana
Masa dimana aku merasa di berkati dan dicintai
Meski tampak nelangsa
Tapi sesungguhnya diri merasakan bahagia
Hari-hari yang kulalui dengan membangun mimpi
Mimpi yang adalah wujud nilai yang diajarkan dan di warisi
Keluhuran, keikhlasan dan Pengabdian
Sbagai insan di bumi yang fana
Aku merasa bermakna dengan segala suka dan duka
Yang kesemuanya itu bagai sebuah opera kehidupan
Yang berakhir dengan bahagia
Hari demi hari pun berlalu
Yang membawaku pada titik yang dituju
Menjadi insan yang dicinta dan mencinta
Menjadi tumpuan harapan dan pembela
Karena di tanganku Tuhan titipkan mereka
Dengan tanganku yang lemah tak berdaya
Kucoba menggenggam estafet ini
Sambil berharap aku dituntun dan di ridhai Oleh Yang Kuasa…
Meski terkadang lelah jiwa ini membuat pasrah
Namun wajah tulus mereka membuatku terjaga
Dari kepasrahan yang menyelimuti jiwa
Seakan sengatan listrik mengaliri tubuh untuk bangkit dan berkarya
Aku menghela nafas panjang dalam duduk dan diamku ini
Dan mengingat satu persatu langkah yang kujalani
Sampai tiba di titik jenuh yang tak berperi
Nilai-nilai yang kuwarisi seakan tak bermakna
Keluhuran, keikhlasan dan Pengabdian seakan hanya dongeng
Di negeri antah berantah nun jauh di sana
Yang nyata hanya jargon dan basa basi penuh dusta
Demi kepentingan sesaat dan pemenuhan keserekahan
Yang tak ada batasnya
Mulut manis dan janji serta ikrar setia
Hanya alat untuk mencapai tujuan
Dan setelahnya hanya jadi pegangan orang-orang lugu
Yang menganggap mereka sama seperti dia
Lelah jiwa ini bergelut dengan suasana kemunafikan dan keserakahan
Dan aku memilih menempuh jalan sunyi ini
Jauh dari hingar bingar yang melenakan
Dan membuat rusak jiwa sebagai insan manusia
Namun begitupun jalan sunyi tlah kutempuh
Bayang-bayang dan ambisi mereka terus mengejar
Seakan aku tidak boleh ada dan harus musnah
Karena dianggap menjadi batu sandungan mereka
Terkadang aku berfikir apakah mereka tidak tahu
Aku tlah memilih jalan sunyi atau memang mereka tlah buta
Dibutakan oleh nafsu dan ambisi duniawi
Yang membuat akal mereka tumpul dan sia-sia
Pun begitu aku mencoba tetap di jalannya
Dan jalan sunyi yang kutempuh
Karena kuyakin inilah yang kubutuhkan dan kuimpikan sejatinya
Dengan jalan sunyi ini aku kembali menemukan
Makna Keluhuran, keikhlasan dan Pengabdian yang kuwarisi
Dan berusaha kuwariskan pada mereka
Mencoba menjadi lentera di tengah malam buta
Meski tubuh ini hitam berjelaga
Namun diri merasa bahagia karena bermakna
Menerangi jalan kehidupan
Meski hanya setitik cahaya yang berpendar
Akupun membuka mataku yang terpejam dalam duduk diamku ini
Dan berharap akan ada jalan yang terang di ujung sana
Dimana Tuhan mengakuiku sebagai hamba-Nya
Demikian puisi saya kali ini, semoga anda suka dan terima kasih sudah membaca postingan saya.
Congratulations! This post has been upvoted through steemcurator07.
Curated By - @patjewell
Curation Team - The7up
Thank you ..🙏