Hai hai!

Kemungkinan besar tulisan ini akan menjadi konten ulasan ketimbang postingan kontes. Saya sangat excited untuk membagikan sebuah ulasan mengenai perangkat yang belakangan ini menjadi game changer saya dalam melakukan serba-serbi aktivitas di dunia digital. Saya mengajak sahabat-sahabat saya @asiahaiss @sailawana dan @maryulis untuk mengikuti kontes ini, atau setidak-tidaknya upvote dan dibaca lah, wkwkwk.

Sebenarnya ada beberapa mobile device yang kerap saya gunakan dalam menunjang aktivitas sehari-hari, namun pada kesempatan ini saya akan menceritakan yang terbaru. Sebuah tablet bermerek Apple a.k.a. iPad dengan tipe mini generasi ke-5.

Tablet ini saya beli dalam kondisi secondhand melalui situs jual beli barang bekas. Meski dibanderol di atas harga pasaran, saya kekeuh untuk membelinya karena ini merupakan iPad dengan garansi dari reseller resmi untuk produk-produk Apple yang terbesar di Indonesia, yaitu iBox.

Di Indonesia, belum ada yang namanya Apple Store sehingga iBox menjadi salah satu authorized reseller yang paling digemari masyarakat di sini. Semua orang, jika ingin membeli produk Apple yang dalam kondisi secondhand, akan berbondong-bondong mencari yang ada garansi iBox-nya.

Ada alasan kenapa produk iBox maupun ex-iBox dibanderol lebih mahal dari produk Apple yang tidak resmi. Alasan utamanya karena perusahaan authorized reseller seperti iBox sudah mengurus hal-hal terkait perizinan etc. sehingga produk Apple dari reseller resmi harganya sudah termasuk pajak dan segala perintilannya.

Lalu, ada satu lagi istilah yang namanya produk Apple inter, atau produk Apple bekas pakai orang dari luar negeri. Produk ini biasanya lebih digemari karena harganya yang relatif lebih murah. Namun kekurangannya, untuk orang awam akan sulit mengenali kelayakan mesinnya tanpa mengandalkan tools apapun. Sehingga jika ada risiko kerusakan, kita tidak bisa meminta pertanggungjawaban ke siapa-siapa.

Saya sendiri menginstal sebuah tools yang mendeteksi kondisi kelayakan sebuah perangkat Apple di laptop saya. Tools ini cukup membantu ketika ada keluarga atau teman-teman yang ingin membeli produk Apple (iPhone, iPad, dll) tetapi mereka tidak bisa mengeceknya dengan mata telanjang.

Tools ini bisa mengecek banyak hal, termasuk apakah ada komponen yang sudah diganti atau belum, termasuk menghitung persentase kelayakan sebuah produk Apple, apakah masih layak pakai atau tidak. Biasanya saya selalu sarankan keluarga atau teman saya untuk cut off membeli produk secondhand jika persentase kelayakannya di bawah 80%.

Produk non-resmi lebih murah karena ilegal dalam artian tidak mengurus perpajakan sehingga ada potensi IMEI-nya terblokir dan tidak bisa memakai jaringan telepon atau internet maupun melacaknya jika sewaktu-waktu perangkat tersebut hilang. Petugas berwajib pun tidak akan mau repot-repot mencarinya jika perangkat tersebut hilang, lagi pula dibelinya juga dengan cara ilegal, kan?

Namun untuk iPad mini generasi ke-5 milik saya ini adalah model yang tidak mendukung SIM card alias tidak ada slot untuk SIM card-nya. Tidak masalah sih karena sehari-harinya saya sering memakai WiFi publik baik di kampus atau warung kopi. Untuk di rumah saya mengandalkan tethering dari handphone.

Sebelumnya saya pernah mendengar sebuah lelucon yang mungkin terkenal di kalangan tech enthusiast: ada dua jenis orang ketika membeli iPad. Satunya akan merasa iPad tidak berguna dan menjualnya kembali, dan satu lagi akan “candu” bahkan cenderung meninggalkan device lain seperti komputer atau laptopnya.

Sebelum membelinya saya takut menjadi orang jenis pertama. Namun setelahnya, saya sadar bahwa iPad mini gen-5 ini adalah game changer buat saya. Saya jadi nyaris tidak menggunakan laptop saya lagi kecuali untuk mengerjakan hal-hal yang berat atau mengulik file-file lama yang belum saya cadangkan ke cloud.

Membahas lebih dalam tentang iPad mini generasi ke-5, saya ingin menyoroti beberapa aspek yang membuat saya jatuh hati pada perangkat ini. Dari sisi desain, iPad mini ini tetap mempertahankan desain klasik Apple yang minimalis dan elegan. Ukurannya yang kecil sangat ringkas di tangan ringkih saya serta mudah dibawa ke mana saja. Bobotnya pun bisa dibilang sangat ringan, sekitar 300 gr, sehingga tidak berat ketika dibawa dalam tas. Bandingkan dengan laptop yang berat rata-ratanya berkisar di 1,5 - 2,5 kilogram.

Layar iPad mini 5 menggunakan Retina Display dengan resolusi tinggi yang menghasilkan kualitas gambar yang tajam dan jernih. Ini sangat membantu ketika saya harus membaca dokumen atau artikel dalam waktu lama, terbukti mata saya tidak lelah secepat saya membaca di handphone. Selain itu, layar ini juga mendukung teknologi True Tone yang bisa menyesuaikan warna layar sesuai dengan kondisi pencahayaan di sekitar. Nyaman banget deh pokoknya.

Untuk performa, iPad mini 5 ditenagai oleh sistem penghubung yang sudah terbukti andal di berbagai perangkat Apple lainnya. Chipset yang masih lumayan gahar, yakni Bionic A12 64-bit, persis yang sama dipakai di iPhone seri X, seperti XR, XS, dan XS Max. Sejauh ini tablet ini mampu menjalankan berbagai aplikasi berat tanpa kendala berarti. Saya sering menggunakan iPad ini untuk multitasking, membuka beberapa aplikasi sekaligus seperti browser, aplikasi catatan, sambil nge-YouTube, dan semuanya berjalan mulus tanpa lag.

Baterai iPad mini 5 juga patut diacungi jempol. Dalam penggunaan normal, baterainya bisa bertahan sampai dua hari jika pemakaiannya dimulai dalam kondisi full. Namun dalam pemakaian yang bar-bar, temuan saya tablet ini bertahan di 9 jam. Ini sangat menguntungkan bagi saya yang sering beraktivitas di luar ruangan dan tidak selalu memiliki akses ke sumber listrik.

Dari sisi konektivitas, iPad mini 5 mendukung WiFi dan Bluetooth yang stabil. Saya selalu mengandalkan Bluetooth untuk menghubungkan perangkat ini dengan keyboard eksternal ketika harus mengetik panjang. Koneksi Bluetooth-nya sejauh ini stabil, padahal saya hanya memakai papan tik yang harganya 100 ribuan saja.

Selain itu, iPad mini 5 juga dilengkapi dengan kamera yang cukup mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari. Kamera belakang 8 MP dan kamera depan 7 MP sudah lebih dari cukup untuk video call, meeting online atau mengambil foto dan video dengan kualitas yang cukup baik. Sementara itu dalam hal keamanan, iPad mini 5 sudah dilengkapi dengan teknologi Touch ID yang sangat praktis dan cepat dalam membuka kunci perangkat. Ini sangat membantu menjaga keamanan data di dalam iPad saya.

Untuk pekerjaan mengetik dokumen, saya mengandalkan aplikasi Google Docs dan Microsoft Word yang sudah dirancang kompatibel dengan iPad. Lagipula semua perubahan akan otomatis dicadangkan ke cloud sehingga saya bisa membukanya di perangkat lain. Sementara untuk pekerjaan mengetik ringan saya prefer aplikasi Google Keep atau aplikasi Notes bawaan.

Aplikasi lain yang sering saya gunakan di iPad ini adalah yang berhubungan dengan audio, baik musik atau podcast. Biasanya saya menggunakan aplikasi Google Podcast untuk mendengarkan siniar karena ukuran aplikasinya yang kecil dan tidak memakan ruang yang banyak.

Untuk aplikasi audio lainnya adalah Spotify, di sini saya mendengarkan musik-musik kesukaan saya sekaligus juga mendengarkan podcast. Saya senang karena iPad seri ini masih menyediakan port audio jack, mengingat banyak sekali perangkat iPad baru yang tidak menyediakan lubang audio jack.

Terakhir, saya ingin membagikan sedikit pengalaman saya dan mungkin bisa menjadi referensi bagi yang ingin membeli iPad. Saya SANGAT menyarankan Anda untuk membeli iPad, terlebih seri mini jika Anda adalah orang dengan mobilitas tinggi namun tidak membutuhkan perangkat yang terlalu “ganas” untuk mengerjakan pekerjaan Anda. Mungkin Anda adalah seorang penulis atau mahasiswa yang kebanyakan waktunya dihabiskan untuk mengetik.

Ingat, Ini adalah ulasan berdasarkan pengalaman saya pribadi yang mungkin saja cukup subjektif. Jangan lupa untuk selalu membaca atau menonton review orang sebelum membeli gadget impian Anda. Selamat berburu gawai impian!

---