You are viewing a single comment's thread from:

RE: [2021:114] OSLO : SECERCAH HARAPAN DAMAI YANG KINI MEREDUP

in STEEM Literacy3 years ago

Kata kawanku yg biasa kupanggil Abonda Mento,

silakan saja orang berusaha mendamaikan, mencari solusi konflik dan sebagainya, tapi kalau Tuhan tak berkenan, mau apa? Memangnya susah buat Tuhan menghancurkan segelintir manusia gila di Israil atau menyelamatkan orang2 malang di Ghaza dan palestina?

Siklus kebencian dan kerinduan itu tak akan pernah putus sampai kiamat. Meski ada lagi nanti Salahuddin Al Ayyubi yg akan membebaskan Palestina, siklus akan berulang. Yitzak Rabin tidak diizinkan merealisasikan mimpi Mona dan Terje, supaya Kita yg di luar sini bisa terus memberi perhatian pada konflik mereka. It's a war with many interests.

Sort:  

Aku tidak bisa berpendapat sejauh itu, karena aku bukan ahli dalam politik apalagi hal-hal lain. Aku hanya pandai menonton filem dan menghargai usaha manusia-manusia untuk mendamaikan. :D

That's your rights ✌️ aku jarang nonton pilem karena suka bau kertas buku😁 tapi tak kurang bacaanku tentang konflik di sana. Tak pula aku melarang orang mengumpulkan Dana utk membantu atau mengupayakan perundingan. Kawanku jurnalis Perancis juga pernah bercerita ttg pengalamannya 4 tahun tinggal di Ghaza, dari ceritanya dan buku2 yg kubaca, aku jadi sepakat dgn kata Abonda Mento tadi.

Kalau Gak Bantu ya Jangan Ganggu! Itu prinsipnya. Btw, senang melihat tulisanmu ttg film👍 pilihan tontonanmu cocok buat yg suka berpikir. Aku sukanya tertawa🤣

Aku juga suka tertawa, tapi hanya kalau layak untuk tertawa. :D Sejatinya aku memang banyak tertawa. Tapi ya itu, aku menulis dengan gaya yang tidak untuk mengajak orang tertawa. Aku tidak bisa menulis artikel humor.

Perkara bacaan, aku ngga terlalu suka membaca buku. Ada beberapa alasan, tapi biar itu untuk diriku saja. Cukuplah dulu aku punya blog resensi buku berisi berbagai macam buku dari berbagai genre. Tapi itu belasan tahun lalu. Beberapa tahun terakhir, dalam hal buku, aku lebih memilih untuk menjadi kolektor saja. Ada ratusan buku dalam koleksiku. Sebagiannya sampai saat ini masih bersampul plastik. Karena memiliki buku bagus aku rasa "keren", terlepas dari apakah aku punya waktu untuk membacanya atau tidak. Hehe.

Ke belakangan aku hanya membaca buku2 dari penulis tertentu saja dan buku-buku yang menjadi perbincangan umum serta yang ada interes khusus bagiku.

Di antara buku-buku yang kubaca terakhir ini adalah Sejarah Tuhan dan Masa Depan Tuhan. Dua buku karya Karen Armstrong ini sering muncul dalam perbincangan dengan topik agama bersama beberapa orang di grup-grup facebook. Jadi aku cari dan menemukannya di tempat buku bekas di Jakarta.

Buku dengan interest khusus itu misalnya buku-buku tentang kearifan lokal Nusantara seperti Atlas Tokoh-tokoh Wayang (Rizem Aidid).

Semakin ke sini bacaanku semakin mengerucut. Kalau dulu aku bisa membaca apa saja yang aku temukan. Kurasa ini faktor umur juga.

Haha. Dasar udah tua. :D

Tentang Palestina, setelah membaca otobiografi resmi dan satu-satunya yang ditulis langsung dengan persetujuan Arafat, berjudul "Arafat: Pendamai atau Teroris" oleh Alan Hart, koresponden BBC di Timur Tengah saat itu, edisi Indonesia diterbitkan oleh Pustaka Utama Graffiti, cetakan pertama pada 1989, aku sama sekali tidak punya pendapat apapun selain keinginan agar kekerasan berhenti selamanya. Seperti kamu akan setujui, masalah Palestina dan Israel adalah kompleks sekali. Dan otakku tidak cukup kompleks untuk bisa memiliki pendapat apapun tentang itu selain bahwa aku menginginkan kekerasan berhenti selamanya. :D

aku menginginkan kekerasan berhenti selamanya.

Yup..aku pun begitu, selemah2nya dayaku ya berdo'a saja.

Aku Masih sangat menggemari segala buku, tapi sdh berhenti beli sejak 3 tahun lalu. Baru akan beli lagi bila temanku penulisnya, sbg bentuk dukungan😁 jadii..bila Kau jadi terbitkan buku lelucon itu, seorang pembeli ada di sini ☝️

Kalau jadi terbit (dan kemungkinan besar kematian akan datang lebih cepat kepadaku), engga usah beli, aku kasih gratis. Aku juga beberapa kali dikirim buku oleh penulisnya langsung, kok. :D

Hahaha...itu lah beda kita dlm perkara buku kawan, aku akan memaksa beli karena diberi itu tidak asyik😁 bila kawan tak mau beli, apa kita harap dari orang lain?

Aahhh.. up to you, bila terbit, Baru Kita lanjut bicara.

Biasanya, buku yang dibeli "memaksa" kita untuk membaca dan lebih menyayanginya dibandingkan dengan buku yang diberikan secara gratis. Saya juga memiliki beberapa buku yang masih dalam sampul plastik karena belum sempat dibaca.

 3 years ago (edited)

Jiaahh... Saya punya buku semua bersampul plastik dan ada stempel kepemilikan sekarang, tidak ada yg belum dibaca😁 karena beli buku memang untuk dibaca bukan dipajang😂 aku kutu, abang kolektor. Aku nggak sibuk Dan hiburanku cuma buku, abang banyak kerjaan, nulis, ngajar dll, maklum lah kita

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 65046.03
ETH 3451.46
USDT 1.00
SBD 2.55