Photography Contest, Sabtu 24 Juni 2023| Dua Hari Bergelimang Ilmu Menulis Isu Gambut di USK

in Steem SEAlast year (edited)

Asalamualaikum rekan-rekan Steemian, apa kabar? semoga sehat selalu dan terus dilimpahkan rezeki oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.


Dua hari kemarin saya disibukkan mengikuti pelatihan "Menulis Isu Gambut" yang diadakan oleh Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh yang bekerja sama dengan Pusat Riset Kehutanan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Simpul Pantau Gambut Aceh.

Pelatihan ini berlangsung secara daring dan luring, Jumat-Sabtu (23-24/6/2023) di Gedung TIK ICT USK, Maps sejak pagi pukul 09.00 Wib hingga 16.00 WIB.

Pengalaman saya pada pelatihan cukup menambah wawasan saya terkait gambut di Aceh. Fenomena kondisi gambut sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan lingkungan. Koordinator Simpul Pantau Gambut Aceh, Dr Monalisa yang menjadi salah seorang narasumber pada pelatihan ini mengatakan, gambut merupakan sisa organik sisa tumbuhan yang terdekomposisi (terurai) tidak sempurna sejak ribuan tahun lalu yang berada di rawa maupun hutan.

Secara hidrologis gambut berperan penting menyimpang air, karena dapat menyerap 13 kali bobotnya dan juga sebagai penyimpangan cadangan karbon yang banyak, baik di atas maupun di bawah tanah.

"Setiap hektar lahan gambut memiliki potensi karbon setara dengan 8,07-13,58 juta CO2 per tahun," sebutnya.

Sementara saat ini, lahan gambut di Aceh kata Monalisa mencapai satu juta hektar.

Jika terjadi kekeringan suatu wilayah, gambut itu pun menjadi kering, akibatnya, jika cuaca terik atau bersentuhan dengan sumber panas maka ia sangat mudah terbakar. Ibarat sekam yang terjilat api langsung dilahap.

WhatsApp Image 2023-06-25 at 11.25.20 (1).jpeg

WhatsApp Image 2023-06-25 at 11.25.20.jpeg

Dua Foto di atas merupakan jenis sampel gambut yang ditunjukkan oleh Dr Monalisa pada sesi pelatihan. Foto: Syukran Jazila/Samsung A52.

Saya berspekulasi mungkin ini penyebab salah satu pemicu kebakaran hutan yang terjadi selama ini, seperti yang terjadi wilayah Nagan Raya, Abdya dan lain sebagainya.

Kemudian, pemateri yang selanjutnya diisi oleh Research Manager Pantau Gambut, Agiel Prakoso. Beliau menyampaikan terkait Isu Terkini di Lahan Gambut yang ada di Indonesia. Materi ini tidak sempenuhnya saya ikuti, karena ada hal penting yang harus saya kerjakan.

Hari kedua, pada Sabtu (24/6/2023) saya kembali mengikuti materi lanjutan, dimana materi ini disampaikan oleh Dr Monalisa terkait teknik menulis isu gambut. Pada sesi ini ia menyarakankan, sebagai seorang jurnalis dalam memahami isu gambut, ia juga harus memberikan informasi berupa edukasi kepada masyarakat. Monalisa mengajak para jurnalis untuk berdiskusi dengan pihak kampus selaku akademisi dalam menggali berbagai data terkait isu lingkungan yang sedang digarap. Data juga bisa diperoleh pada LSM, Komunitas Kajian Research. Hal ini perlu dilakukan agar informasi yang ingin disebar sesuai dengan kevalidan data.

"Penting konfirmasi dan verifikasi dilakukan terutama terkait penggunaan istilah ilmiah dalam suatu tulisan itu," katanya.

Selanjutnya, di hari kedua kita juga disuguhkan pemateri dari Jaringan Masyarakat Gambut Aceh, Sahril. Bang Sahril datang pagi hari Sabtu (24/6/2023), mengenderai sepeda motor dari Abdya, ia dengan siap memberikan materi kepada kami. Ada hal yang menarik ketika ia mempresentasikan materinya, ia memperlihatkan gambut yang dibawa dari daerahnya, yakni gambut matang, dan beberapa tanaman yang tumbuh di sekitar gambut. Seperti pakis dan lain sebagainya.

WhatsApp Image 2023-06-25 at 11.25.20 (3).jpegWhatsApp Image 2023-06-25 at 11.25.20 (2).jpeg

Saya saat mengikuti pelatihan di hari kedua (kiri). Sementara Bang Sahril dari Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JMGA) sedang menjelaskan materinya (kanan). Foto Syukran Jazila/Samsung A52.

Selain itu dia juga mempresentasikan, topografi melalui google maps tentang kondisi gambut yang terjadi di wilayahnya saat ini.

Hasil dari pelatihan ini, para pemateri berharap para jurnalis dapat intens menulis tentang gambut dengan cermat. Karena gambut ini sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama ketika terjadi bencana alam seperti Banjir, gambut dapat menahan (menambat) air. Selain itu juga gambut juga berfungsi merawat ekosistem sekitar.

Menjelang dzuhur pukul 12.30 pelatihan pun selesai, para pemateri dan para peserta melakukan foto bersama.

WhatsApp Image 2023-06-25 at 11.25.19 (4).jpeg
Foto peserta FJL Aceh bersama para pemateri usai mengikuti pelatihan. Dok. FJL Aceh.

Usai mengikuti pelatihan saya begegas menepati janji dengan seorang kawan yang telah menunggu di salahs satu warkop di daerah Punge. Kami duduk dan berdiskusi hingga menjelang Magrib. Setelag itu saya pamit dan bergegas menuju ke Masjid Oman Lamprit, untuk shalat Magrib.

WhatsApp Image 2023-06-25 at 11.25.19 (3).jpeg
Masjid Al Makmur Lamprit, atau Masjid Oman. Foto/Syukran Jazila A52.

Usai shalat Magrib pesan WA masuk ke gawai saya. Istri rupanya menitip pesanan, dia ingin dibelikan cemilan roti, yakni Roti'O. Tanpa fikir panjang saya pergi ke foodcourt Roti'O Maps yang berada beberapa meter di depan Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUD) Banda Aceh, Lamprit. Saya pesan dua roti, dan satu cup Black Tea dingin. Dan saya pun pulang ke rumah.

WhatsApp Image 2023-06-25 at 11.25.19 (2).jpegWhatsApp Image 2023-06-25 at 11.25.19 (1).jpeg

Pesanan Roti'O untuk istri saya. Foto/Syukran Jazia/Samsung A52.

Demikian pengalaman dan aktivitas saya mengikuti "Pelatihan Menulis Isu Gambut" oleh FJL Aceh, semoga kita dapat hidup berdampingan dengan lingkungan dengan saling menjaga dan tanpa merusaknya.

Terima kasih kepada Steemian yang meluangkan waktu membaca, wa bil khusus tim kontes ini @anroja @radjasalman @waterjoe dan @herimukti


Salam hangat @syukranj92

Tentang Saya

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.029
BTC 66038.35
ETH 3444.84
USDT 1.00
SBD 2.61