The Diary Game – Betterlife (Minggu, 05 September 2021) Weekend with family at Lancok Beach
50% payout for @steem.amal |
|---|
Suara azan subuh berkumandang di Mesjid Raudhatul Amal, saya menyibak selimut tebal yang semalaman membentengi tubuhku dari kedinginan. Sejenak aku menoleh ke samping dan ternyata istriku sudah terlebih dahulu beranjak dari tempat tidur. Saya bergegas ke kamar anak-anak untuk membangunkan mereka agar dapat melaksanakan shalat subuh bersama. Hari sangat berbeda dari biasanya, saya tidak perlu lama-lama membangunkan mereka tetapi hanya sekali membangunkan mereka lalu mengingatkan bahwa hari ini mau pergi “Jak Manoe Laot”. Hampir secara bersamaan mereka bangun dengan penuh semangat dan menanyakan jam berapa kita akan berangkat. Saya menyuruh mereka untuk segera melaksanakan shalat subuh, kemudian masing-masing mengecek kembali persiapan perbekalan yang sudah mereka persiapkan semalam.
Setelah menunaikan kewajiban, saya membantu istri mempersiapkan sarapan pagi yang akan kami bawa ke pantai Lancok. Menu utamanya adalah nasi kuning (bu lumak) dengan lauk yang sederhana. Adapun jenis makanan yang dipersiapkan sebagai berikut :
 | Nasi kuning | |
 | Telur sambalado | |
 | Tempe bacem | |
 | Serundeng | |
 | Jeli |
Sekitar jam 8.00 wib, semua persiapan telah selesai, baik makanan maupun beberapa kebutuhan lainnya seperti handuk dan pakaian ganti. Setelah saya memasukkan semua barang ke mobil, kami berangkat menjemput ibu dirumah, lalu bergerak menuju pantai di Gampong Lancok Kecamatan Syamtalira Bayu. Hari ini sangat istimewa, dimana saya bersama istri dan anak-anak bisa menikmati weekend bersama ibu dan ibu mertua yang sudah lama ingin mandi laut. Selama ini ibu mertua saya sakit, susah menggerakkan badan karena sakit pinggang dan terkadang badannya lemas.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 30 menit, kamipun tiba di Pantai Lancok. Saya membayar tiket masuk Rp. 10.000/mobil, kemudian memarkirkan mobil di tempat yang teduh. Tanpa menunggu aba-aba, anak-anak segera turun dan berlari menuju bibir pantai. Saya menurun barang bawaan, sementara istri saya dan ibu memapah ibu mertua saya menuju “rangkang” yang telah dipersiapkan oleh pemilik tempat. Suasana masih terlihat sepi, hanya riuh ombak yang seolah-olah sedang berlomba mencapai bibir pantai. Desiran anginpun berhembus dingin menyapa kehadiran kami, dengan keleluasaan aku menghirup udara tanpa noda. Sangat menyegarkan…
Anak-anak berjalan santai dipecahan ombak, sesekali berlari sambil bercengkerama dengan riang gembira. Istriku mulai membuka rantangan untuk mempersiapkan sarapan pagi. Sungguh, momen sarapan pagi ini sangat luar biasa dan terasa sangat nikmat. Saya melihat wajah suka menyelimuti raut wajah ibu dan ibu mertua, saya yakin mereka juga sangat menikmati suasana.
Menu sarapan pagi
Kami sedang menikmati sarapan pagi
Setelah menikmati nasi kuning dengan lauk telur sambalado, tempe bacem dan juga taburan serundeng, saya bersama anak-anak mulai mempersiapkan diri untuk mandi laut (Harap maklum belum mandi pagi). Mentari pagi mulai terasa panas, namun kami mulai asyik bermain air dan sesekali singgah ke pantai untuk beristirahat sambil menjaga sibungsu yang sedang bermain pasir dengan abangnya.
Ibu saya dan ibu mertua sedang asyik bercerita
Dari jauh saya melihat ibu sedang asyik bercerita dengan ibu mertua sambil menikmati suasana pantai. Mereka memang sangat akrab dan sering menghabiskan waktu lama ketika bertemu. Saya sangat beruntung memiliki ibu yang sangat luar biasa dan juga ibu mertua yang sangat baik.
Di sisi lain saya melihat anak-anak sedang sibuk mengumpulkan beberapa jenis kerang, sementara sibungsu dan abangnya sedang asyik membuat coretan di pasir. Sepintas saya terpikir untuk membuat logo steemit dengan pasir.
Membuat logo steemit dari pasir
Setelah beberapa kali dirusak oleh sibungsu, akhirnya saya berhasil membuat logo steemit dengan tumpukan pasir dan istri sayapun mengabadikannya dengan kamera ponsel.
Istri, ibu dan ibu mertua sedang mandi laut
Berselang beberapa lama kemudian, saya melihat istri dan ibu saya membantu ibu mertua untuk mandi laut. Namun beliau hanya bisa duduk diatas kursi plastik yang diletakkan di air, sambil sesekali membasuhkan diri dengan air laut. Sementara ibu dan istri saya menemaninya sambil mandi laut bersama anak-anak dengan gembira. Benar-benar sebuah pemandangan yang membuat saya sangat bahagia.
Beberapa foto keceriaan kami di Pantai Lancok :
Waktu berlalu begitu cepat, cuacapun semakin panas tetapi anak-anak tidak mau menyudahi dan tetap asyik bermain. Sibungsu dan abangnya asyik berlari menyusuri bibir pantai sehingga sayapun harus berlari menyusul mereka. Ternyata mereka mengajak saya untuk berlomba lari, terkadang terjatuh berlumuran pasir tetapi mereka terlihat sangat bahagia.
Tak terasa hari sudah menjelang siang, perut juga sudah mulai keroncongan. Kami kembali menikmati nasi kuning dengan segelas teh dingin. Selanjutnya saya membujuk anak-anak untuk mau pulang karena sebentar lagi sudah waktunya shalat dzuhur. Setelah membuat kesepakatan bahwa minggu depan kami akan datang lagi, saya mengajak anak-anak satu persatu untuk mandi di sumur dan menganti pakaian. Kemudian saya membayar minuman pesanan kami dan beranjak untuk kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah, kami melaksanakan shalat dzuhur, kemudian beristirahat hingga waktu shalat Ashar. Sementara anak-anak sudah terlelap sejak dalam perjalanan pulang. Sore hari saya hanya menemani istri berbelanja di pasar Geudong. Demikian juga pada malam harinya, saya tidak memiliki aktivitas lain. Saya hanya menemani anak-anak belajar dan bermain steemit hingga mata dan badan mengharuskan saya untuk beristirahat.
Inilah 📃Diary saya pada hari ini (Minggu, 05/09/2021). Selamat membaca, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.
@ernaerningsih.
Terima kasih bu @ernaerningsih