Artikel ini saya tulis sebagai bentuk partisipasi saya di kontes pameran kesenian yang diadakan oleh Bapak @waterjoe di komunitas Steem Sea. Belakangan ini, saya sedang mencoba menggali potensi skill kesenian diri di seni tanah liat atau bisa juga disebut dengan Seni Gerabah. Seni Gerabah ini sangat populer di Indonesia, khusus nya pulau Jawa. Ini dikarenakan sumber daya alam Indonesia yang mendukung pelestarian seni tersebut. Meski tidak sepopuler di kalangan masyarakat pulau Jawa, Seni Gerabah juga dapat kita temukan di pulau Sumatera, termasuk regional Nanggroe Aceh Darussalam.

Menurut salah satu pengrajin, pengrajin tanah liat yang tersebar di beberapa daerah bagian Nanggroe Aceh Darussalam belum cukup banyak mendapatkan atensi publik. Apalagi daerah bagian Aceh Utara. Hal ini pun menjadi salah satu penyebab kurang nya minat anak muda pada Seni Gerabah. Padahal, seni tradisional seperti ini harus dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman.

Di sini, saya akan memberikan penjelasan kurang lebih nya alat, bahan dan langkah langkah pembuatan sebuah karya seni tanah liat.

Alat dan Bahan

Bahan yang di perlukan adalah air secukupnya dan tanah lengket yang sudah dilembutkan lalu dipadatkan. Sedangkan untuk alat, kita memerlukan alat khusus yang dapat diputar.

Proses Pembuatan

• Untuk pembuatannya, pertama pertama kita harus meletakkan bongkahan tanah liat tepat ditengah tengah meja putar gerabah. Tidak boleh miring miring karena akan mempengaruhi bentuk karya kita nantinya.

• Jika sudah ditengah, putar meja khusus dengan tangan kiri sementara tangan kanan membentuk tanah liat. Jari telunjuk yang menekan tanah liat sedangkan jari tengah, jari manis dan kelingking meratakan tanah liat bagian samping. Selain itu, tangan kita harus stabil agar tanah tidak penyok atau rusak. Proses ini disebut sculpting.

_sculpting

• Kemudian, kita harus menaikkan dinding tanah. Jika sudah cukup tinggi, kita dapat membentuknya sesuai keinginan. Di sini, saya membentuknya seperti gentong langsing. Hehehe. Saat tanah liat sudah terbentuk seperti ini, kita dapat merapikan nya dengan cara mengikir dinding tanah dengan kayu rata agar lebih halus dan rapi.

• Setelah siap, potong bagian bawah karya yang menempel pada meja dengan benang pancing. Lalu pindahkan karya ke papan yang rata.

Bagi pemula seperti saya, sculpting tanah liat bisa saja gagal ber kali kali di langkah pertama. Ini dikarenakan tangan yang tidak stabil saat pembentukan. Tanah yang berat dan tangan yang tidak terlatih pasti akan sering merusak format tanah liat. Karena itu, siapa pun Steemian yang mencoba membuat karya seni gerabah harus pantang menyerah. Jika sudah terbiasa, maka otot tangan akan lebih kuat dan tangan pun akan lebih stabil dalam pembuatan Seni Gerabah ini. Seperti beberapa hasil karya saya ini: