_{Edited by Canva}

Assalamualaikum

MENYAMBUT pagi se dingin hujan. Memang hujan sedang rajin turun di sini. Sehingga selepas Subuh belum juga berhenti. Kondisi ini tak perlu menjadi beban keseharian. Tapi dinikmati saja. Kenapa begitu, sebab jadwal rutin pukul 7.30 WIB saya sudah selesai mengantar anak-anak sekolah.

Pulang ke rumah, melanjutkan bersih-bersih. Setelah itu siap-siap ke pertemuan silaturrahmi dan temu ramah dengan Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh. Prof DR Muhibuddin, M.Ag. Pertemuan digelar di kawasan Solong Jepang, Pango Raya. Tempat biasa saya dan kolega buang waktu.

Saya keluar dari rumah sudah pukul 9.30 WIB. Karena tidak jarak dari rumah saya, maka saya sedikit melambatkan diri. Sebab jaraknya sekitar 3 kilometer saja dari tempat saya menetap. Saat saya tiba, tim dari UIN Ar-Raniry dan beberapa rekan media sudah berkumpul.

Pukul 10.12 WIB, kegiatan dimulai. Setelah diawali pembuka kegiaran, lalu Prof Muhib menceritakan perjalanan kampus Darussalam itu mulai dari awal pembentukan hingga perubahan nama dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) lalu berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Diakui, ada perubahan besar dengan pergantian nama tersebut.

Prof Muhib menjelaskan dengan sangat lengkap. Sempurna. Saat sesi tanya jawab, saya bertanya pendapatnya tentang pemilu yang sedang masa kampanye. Jawabannya memuaskan saya. Tapi, dia seperti enggan menjawab soal Undang-undang Pemerintah Aceh alias UUPA.

Sebelum pukul 12 siang kegiatan berakhir. Kami bubar. Mengingat ruang pertemuan dengan rektor cukup untuk kegiatan terbatas saja. Lalu berkumpul di tempat ruangan yang lebih terbuka. Setelah makan siang, saya melanjutkan kegiatan. Saya di sana sore hari.

Sejak selesai ibadah zuhur, saya berkutat terus dengan laptop. Membuat postingan untuk media online dan update beberapa kegiatan. Sedikit padat. Rekan-rekan yang biasa duduk di meja yang sama sudah berganti dan bertukar.

Ada mantan Ketua DPR Aceh H Dahlan Jamaluddin. Dia kolega lama. Politisi Partai Aceh. Punya visi bagus dalam membangun Aceh ke depan. Kali ini, dia tidak maju lagi ke DPR Aceh. Dahlan memilih maju ke DPR-RI bersama partai PDI-P.

Dia satu paket dengan mantan juru bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Sofyan Dawood. "Jangan lihat partainya. Lihat orang yang akan bersuara di Jakarta untuk Aceh," cetus dia.

Sebelum jarum jam berdetak di pukul enam sore, saya segera cabut. Harus pulang menjemput anak seusai mengaji. Cuacanya memang sedang di bawah rintik hujan. Kami pun pulang dengan menerabas gerimis. Kelelahan membuat saya langsung beristirahat.

10 % payout to @steem.amal

---

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

*****

Achievement-1

Salam @Munaa

_01/12/2023