Assalamualaikum...

_{Edited by Canva}

KETIKA tiba di Taman Kanak-kanan yang berada persis di samping Masjid Baitussalihin, saya ingin ibadah. Ini destinasi terakhir usai mengantar Ghazi ke sekolahnya. Suasana di dalam memang sepi dan mengademkan. Saya pun segera mengambil wudhuk. Lalu shalat.

Begitu keluar melihat para orang tua sudah mulai meninggalkan pintu pagar sekolah. Anak-anak sudah masuk ke dalam. Jadwal sekolah sudah tiba dari tadi. Meski baru anak TK, tapi kedisiplinan patut diterapkan sejak dini.

Suasana di sekitaran sekolah TK Baitussalihin

---

Dalam setahun terakhir, nyaris saban hari datang ke sini. Itu sudah pasti. Sebab, mengantar anak sekolah. Usai melaksanakan ibadah sunnah dan melihat arsitektur dalam masjid yang belum semuanya kelar.

Suasana dalam Masjid Baitussalihin Ulee Kareng

Saya berangkat mengisi perut yang mulai keroncongan. Duduk di tempat biasa. MK Kupi. Duduk di sini seperti biasa. Setelah itu pulang melihat peluang untuk kegiatan lain yang penting dilakukan. Selesai menjemput anak-anak, saya baru keluar lagi pada sore hari. Sekalian mengantar anak-anak mengaji (diniyah).

Setelah menyelesaikan urusan di tempat diniyah, saya berangkat ke Kampus Universitas Muhammadiyah, Aceh di kawasan Batoh. Ada acara Technical Meeting di sana. Akademi Rampagoe FA membuat turnamen sepak bola usia dini.

Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah

Saat saya datang, kegiatan pertemuan para manajer sepak bola usia dini itu sudah berlangsung. Panitia sudah mulai membacakan role pertandingan. Ada delapan tim peserta yang ambil bagian di sini. Di antaranya adalah SSB Putra Imka, Jong Aceh Soccer School, Talenta Aceh FA, Lambhuk FA, SSB Bukit Sembilan.

Semua tim tersebut masuk di Grup A. Sedangkan Rampagoe FA A, SSB PSAN Neusu, SSB Barona, Putra Raja FC, Rampagoe FA B.

Suasana Technical Meeting para manajer yang ambil bagian dalam turnamen Rampagoe Cup 2024. Sayangnya turnamen ini cukup langka di Banda Aceh.

Ketika para pengelola akademi dan pengurus SSB sudah berjuang untuk membuat turnamen, sayangnya pemerintah Kota Banda Aceh malah tak peduli. Mereka nyaris tak pernah menggelar turnamen serupa. Jangankan menjadi inisiator, bahkan, mereka juga tak peduli dengan pembinaan sepakbola.

Bahkan, saat orang yang mengaku dirinya pelaku sepak bola memimpin Banda Aceh, bahkan nyaris tak ada kompetisi atau turnamen yang digelar. Mereka menggelar turnamen hanya yang bisa mereka mainkan sendiri. Sungguh miris.

Tak terasa, pertemuan para manajer pun tuntas dilakukan saat senja sudah turun menyapa. Sekitar pukul 18.40 Wib, kami turun dari lantai 2 Gedung Fakultas Kesehatan masyarakat. Ketika suara pengajian terdengar di masjid terdekat, kami pun bubar.

Terima kasih sudah membaca postingan saya.

*****

10 % payout to @steem.amal

---

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

*****

Achievement-1

Salam @Munaa

_23/7/2024