The Diary Game, 19 Juli 2024 | Jumat Penuh Rahmat
Edited by Canva
USAI mengantar anak-anak sekolah, saya memilih mampir di MK Coffee, Ulee Kareng. Posisinya tak jauh dari sekolah MIN 5 Banda Aceh. Seberang jalan. Teh. Menjadi favorite untuk menyambut pagi. Ditemani 12 lembar koran. Membaca berita.
Pagi di warung kopi ini tak begitu padat. Biasanya ada rekan yang ngopi di sini. Tapi, Jumat kemarin berhalangan hadir. Barangkali dia ada agenda di kantornya. Mengingat waktunya yang "singkat", saya percepat kultivasi pagi di kawasan ini.
Saya harus segera pulang. Ada ragam kerjaan domestik yang belum tuntas. Menjemur pakaian, memberi makan ayam dan menyiram tanaman. Sekalian buat olahraga. Seharusnya jam tujuh pagi, tapi ada kerja lain ya sudah.
Duduk di Warung Kopi ini saya bisa lebih cepat baca koran
Setiba di rumah ada setumpuk pakaian di dalam mesin cuci. Lalu saya pun menjemurnya. Setelah itu baru mengurus ayam yang masih terkurung di kandang. Selesai memberi makan, baru memberi kebebasan pada dia.
Saat menyiram bibit tanaman yang sudah saya semai, ada yang membuat saya bingung. Ini benar-benar membuat saya lupa. Bibit yang tumbuh bukan cabai. Makanya saya membuat foto lebih besar. Tampilannya menarik. Ini yang membuat saya bersemangat. Ini akan menjadi menarik.
Di tempat persemaian ini memang ada beberapa jenis tanaman. Selain cabai ada tomat, dan juga yang lainnya. Tapi di sini saya khusus membuat semai cabai.
Bibit ini terlihat tumbuh tak merata karena, persemaian tak dimulai dari awal. Ketika sudah tumbuh baru saya pindah ke dalam wadah ini. Saya pun baru menyadarinya. Pada dasarnya kecewa juga dengan kondisi ini. Saya bahkan ingin menyemai lagi pada akhir pekan nanti.
Pukul 11 siang saya bergegas menjemput para anak sekolah. Karena ada satu dan lain urusan, satu jam kemudian baru tiba di rumah. Setelah mengisi perut yang keroncongan baru kami bersiap-siap menuju masjid. Menunaikan ibadah Shalat Jumat.
Satu jam kemudian kami kembali dengan perasaan cerah cerita. Karena tak ada agenda di luar, saya memilih menyelesaikan tugas di rumah saja. Baru setelah Ashar saya mengantar mereka mengaji di masjid Al Mukhlisin, Mireuk, Aceh Besar.
Suasana tempat si bungsu mengaji dan dia bertemu teman baru |
---|
Setelah mengantar mengaji, saya baru berangkat ke Pango. Kali ini ingin bekerja di warung kopi berbeda. Maka saya pun memilih Cut Nun Pango. Suasanya memang agak beda dan tak ada teman yang biasa buat ngopi. Mereka mungkin tidak datang pada sore ini.
Selepas Magrib saya pindah tempat. Posisi saya duduk terasa sangat tak nyaman. Panas juga. Itu sudah pasti. Makanya saya mencari lokasi lain untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tersisa.
Malam sudah lama turun. Makanya, saya pun bergegas menyelesaikan tugas-tugas yang belum tuntas. Sebelum berangkat pulang, tetiba masuk notif, ada postingan baru Youtube. Wah, ternyata, itu novel online favorite saya sudah tayang. Karena tak ingin ketinggalan cerita, saya pun menonton lebih dulu.
Baru kemudian kembali dengan wajah lelah.
Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
20/7/2024
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Click Here