The Diary Game, 17 Juli 2024 | Keliling Kampung di Blang Bintang
Edited by Canva
AWALNYA saya tak ada agenda ke Blang Bintang. Sebuah kawasan yang cukup identik dengan lapangan terbang. Tepatnya, Bandara Blang Bintang. Atau dengan nama resmi Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. Saya ke sini untuk sebuah urusan silaturrahmi.
Saya ke sini ingin bertemu guru 'spiritual'. Dia ada di kawasan Gampong Eumpeh Awe. Saya baru bergerak ke lokasi ini setelah semua urusan pagi tuntas. Mengantar anak ke sekolah dan menjemputnya kemudian. Laku berencana masuk kantor, KONI Aceh. Ternyata agenda itu buyar dan beralih ke agenda lain.
Ke tempat yang saya tuju bisa ditempuh dengan jalan umum atau jalan yang biasa dipakai warga ke arah Bukit Berbate. Melewati pintu tol Blang Bintang. Sekitaran dua kilometer dari titik ini baru belok kanan. Ke sanalah saya pergi. Tak jauh juga dari jalan tol yang membelah gampong tersebut.
Di perkebunan inilah saya bertemua seorang tokoh agama. Setiap ke sini saya sangat menikmati suasana perkebunan yang adem dan asri. Bisa ditanami sayur dan palawija. Ingin punya kebun seperti ini. Tapi, masih cita-cita. Insya Allah semoga bisa tercapai.
![]() | ![]() |
---|
Usai urusan di sini, sekitara pukul 11.30 Wib, saya pamit lalu berkelana pulang lewat jalan kampung. Bukan jalan biasa yang lazim saya pakai. Pulang masuk kampung keluar kampung di sini pasti mengasyikkan. Benar saja. Begitu turun dari perbukitan, hamparan permadani hijau berupa sawah langsung memanjakan mata.
Persawahan Data Makmur ini menyuguhkan pemandangan paling menarik. Dengan latar Gunung Seulawah Agam dan Seulawah Dara. Saya pun menelusuri kampung-kampung ini. Ini pertama kali saya masuk ke 'pedalaman' Blang Bintang. Kawasan yang sangat asri. Sejauh pandangan dibuang, pemandangan hijau yang terpandang.
![]() | ![]() |
---|
![]() | ![]() |
---|
Pemandangan persawahan yang menghijau di Data Makmur, Blang Bintang
Usai melintasi Gampong Data Makmur, lalu dengan sekilas petunjuk dari guru 'spiritual' saya pun menelusuri jalan mulus beraspal. Sudah pasti melewati gampong-gampong dengan nama-nama unik. Ini sudah menjadi semacam 'ciri khas' Aceh Besar.
Banyak gampong di sini memakai nama awal Cot. Sehingga tak heran, banyak gapura atau 'pintu masuk' gampong kita senantiasa membaca nama Cot. Di antara cot-cot itu, tentu ada yang familiar ada juga yang baru didengar. Khususnya bagi pendatang.
Di antara cot-cot yang akrab itu antara lain Cot Irie, Cot Cut, Cot Keu-eng. Namun, kali ini saya 'menemukan' cot yang lain, yakni Cot Bagi, Cot Leuot, Cot Sayeun, Dalam perjalanan ini, ada beberapa cot yang alpa saya abadikan dengan gawai. Sungguh sayang sekali.
![]() | ![]() |
---|
![]() | ![]() |
---|
![]() | ![]() |
---|
Sebagian nama gampong di kawasan Blang Bintang yang sempat diabadikan
Usai keluar dari 'kepungan' cot-cot itu, saya menuju ke Lambaro. Rencananya mau ke toko pertanian untuk membeli beberapa bahan pertanian. Sayangnya, apa yang saya cari tak ada di sini. Padahal, toko pertanian yang ada di Lambaro ini cukup lengkap di Aceh Besar.
Karena tak ada, saya pun pulang dan membeli dolomit enceran di kedai pertanian yang ada di perbatasan Cot Iri dengan Cot Cut. Harga perkilo 2K. Saya ambil 10 kilogram saja. Berarti bayarnya 20K.
![]() | ![]() |
---|
Sore hari usai Shalat Ashar, mengantar anak-anak mengaji di Masjid Al-Mukhlisin. Ini kali pertama Gulfam ikut diniyah di sore harinya. Awalnya agak susah diajak, tapi entah angin apa yang merasukinya, sehingga dia pun tambah semangat. Apalagi, di sini ada teman satu TK yang sudah duluan diniyah.
Pukul enam sore saya menjemput lagi mereka, usai mengikuti pengajian. Sebelum pulang, terpaksa harus belok lebih dulu ke kedai jajanan. Ini sulit dihindari dan menjadi menu wajib usai sekolah dan diniyah. Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
18/7/2024
Thank you, friend!
![image.png](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmd7of2TpLGqvckkrReWahnkxMWH6eMg5upXesfsujDCnW/image.png)
![image.png](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmWDnFh7Kcgj2gdPc5RgG9Cezc4Bapq8sQQJvrkxR8rx5z/image.png)
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Adem sekali sepertinya di tempat guru spiritual Anda itu, Pak Munaa.
Betul, sampai-sampai ingin datang lagi dan berlama-lama di sana. Selain untuk mencari udara segar juga bisa membuat pikiran plong...
terima kasih sudah singgah di postingan ini
TEAM 5
Galak teuh taduek di aceh rayek... Pemandangan indah... Suasana pedesaan, tajak u kota pih hana jioh
Beutoi, nyan kawasan blang bintang, toe bandara lom. Tol cit hana jeu-oh, yg lagak lom di kawasan Jantho, lagee nyan cit. Peu lom to Pergununga Siron, lagee di swiss keudeh, hehee
Click Here