Mengantar Pengantin Pria The Diary Game (21 Desember 2021)

---

---

Assalamualaikum Teman-teman 😊 selamat beraktivitas

---

^{Ini bukan Lintoe Baroe ya steemian, ini adalah teman saya yang mencoba memakai kupiah meukutop di sela-sela Lintoe memakai baju, hehe.}

---

Proses Intat Lintoe adalah sebuah rangkaian pengantaran mempelai pria ke tempat mempelai wanita atau pengantin perempuan (Dara Baroe). Prosesi ini diantar oleh banyak keluarga serta para masyarakat gampong.

Yah... mengingat yang menjadi pengantin pria adalah seorang tetangga maka saya harus segera pulang untuk turut mengantarnya di hari bahagianya.

Bermula dari aktivitas biasanya, mulai dari pagi mengisi kelas subuh terhadap santri hingga melakukan sedikit sarapan di kantin, kemudian baru saya bergegas ke kampung halaman. 20 menitan tempuhan perjalanan saya sampai di rumah, ketika itu arah jarum jam pada pukul 09.00, saya langsung mandi lalu memakai baju bersih dan segera menuju ke titik kumpul rombongan Lintoe Baroe.

Beberapa saat di titik perkumpulan lalu kami memulai perjalanan ke tempat Dara Baroe yang berlokasi di Pandrah, Bireuen. Sekitar 30 menit sih menghabiskan waktu ke sana. Nah, setiba di sana kami langsung memasuki area kenduri, kami di sambut hangat oleh para penerima tamu di sana.

^{Rombongan Litoe Baroe ingin memasuki rumah pengantin}

---

Al-hasil setelah mencicipi alakadar makanan kari lembu lalu sejenak mencari tempat teduhan di pinggiran jalan, kemudian baru kami melakukan perjalanan pulang.

^{Perjalanan pulang}

---

Setiba di rumah, saya langsung menjumpai kasur yang sedikit empuk yang berada di dalam kamar ku, saya pun bersahabat dengannya dalam waktu kurang lebih dua jam, pukul 14.00 saya bangkit dari tempat tidur untuk menunaikan shalat Zuhur.

Setelah shalat Zuhur, saya di tugaskan ibu untuk menjaga toko, saya pun patuh dan turut terhadap pintaannya. Namun, saya tak kesendirian di toko melainkan terdapat teman-teman karyawan bengkel.

Tak terasa azan berkumandang, bertanda waktu shalat asar telah masuk, saya kembali ke rumah untuk menunaikan shalat asar dengan meminta bantu kepada adik agar bersedia menggantikan posisi saya menjaga toko.

Selepas melaksanakan shalat yang berjumlah empat raka'at itu, lalu saya pun bersiap-siap kembali ke pondok. Saya segera pamit pada kedua orang tua saya.

Nah, sebelum melangsungkan perjalanan ke Meurah Dua Pidie Jaya, saya terlebih dulu meluangkan waktu ke Samalanga untuk mencuci sepeda motor, kebetulan di samping doosmeer tersebut terdapat warung kopi D'espreso, maka saya bisa menunggu kereta di warung kopi tersebut saja.

^{Mencuci sepeda motor di doosmeer}

---

^{Ngopi sambil menunggu pencucian sepeda motor}

---

Rupanya di sana terdapat dua orang teman saya yang sedang menikmati secangkir kehangatan kopi, setelah saya menanyakan keberadaan mereka, rupanya mereka telah duduk satu jam yang lalu dan mereka ingin kembali ke rumahnya.

Saya pun duduk sendirian di sebuah bangku ditemani secangkir sanger. Sambil menulis diary game tentunya. Huffff, menjelang beberapa menit masuknya waktu magrib, saya pun memulai perjalanan ke Meurah Dua tepatnya ke pondok pesantren.

Alhamdulillah saya sempat melaksanakan shalat magrib di pesantren, usai shalat saya dan kawan-kawan melanjutkan kegiatan belajar rutinan bersama pimpinan hingga pukul 21.00.

^{Bulan purnama terlihat indah di malam hari menyinari Pondok Pasantren kami}

---

Inilah saya hari ini semoga cerita kehidupan kita semakin hari semakin baik 😊

---

📷 Picture	Smartphone
Model	RMX1805
Android	9
Photographer	@khairil98
Location	Aceh
Edit	Google Foto

---

Salam @khairil98

---

Ingin mengenal saya klik disini

Saya ucapkan Terima kasih kepada @anroja yang telah mengajak saya berpartisipasi di The Diary Game.

Terimakasih juga kepada:
@nazarul
@ikhsan01
@herimukti, dan
komunitas Asia Tenggara.