The Diary Game Season 3 Better Life (10 Agustus 2021) || TAK ADA YANG ABADI

---

sesungguhnya, setiap yang hidup pasti merasakan mati. Dan setiap melihat kematian, semoga menjadikannya sebagai bentuk pembelajaran dan muhasabah diri." (Deknda, Agustus 2021)

---

Hai steemian's!

Bagaimana kabarnya hari ini? semoga selalu dalam keadaan sehat, tersenyum, dan bahagia selalu ya! Aamiin.

Sejak semalam, aku belum mengenal yang namanya tidur. Padahal, daripada makan aku lebih memilih tidur. Tidur bagiku adalah salah satu nikmat tuhan yang tak mampu kudustakan. Berapa banyak manusia yang saat ini susah tidur karena terkena syndrome, patah hati, atau karena tubuhnya merasakan sakit hingga susah tidur. Namun kali ini, ketiga alasan itu tidak pantas kusematkan untuk menjadi alibi mengapa aku tak tidur malam ini.

Aku menyebutnya abu. Beliau adalah abang ayahku yang tertua. Kami sungguh segan dan hormat padanya. Karena kecerdasan dan petuah-petuah masuk akal yang sering ia lontarkan, menjadikannya sosok yang sangat patut dijadikan teladan. Usianya memang sudah senja, kurang lebih 70 an. Namun, ia jarang sekali sakit. Beberapa waktu lalu, aku sempat mengunjunginya saat ia sedang menekuni hobinya memanfaatkan sesuatu dari barang bekas. Orangnya kreatif. Triplek bekaspun bisa disulap menjadi kincir angin yang ia letakkan di halaman rumahnya yang sederhana nan asri.

salah satu karya tangan alm. abu lengkap dengan tanda tangannya yang diberikannya saat aku masih duduk di bangku SD dan masih pula terpajang di kamarku

Beliau pun suka menulis dan melukis. Tak heran jika di rumahnya kita banyak menemukan quotes bijak yang ia tulis ditambah akses lukisan dengan cat minyak kemudian ia gantung atau tempel di rumahnya. Akupun sering diberikannya jika aku berkunjung ke rumahnya.

saat hendak bersiap shalat jenazah

Namun kini, sosok beliau sudah menghadap ilahi rabbi. 10 Agustus 2021 pukul 02.45 WIB. Janji beliau dengan Allah di lauhul mahfuz telah sampai. Aku sempat ingat, 3 jam sebelum kepergiannya kami sempat mengobrol di rumah sakit padahal beliau sedang sulit sekali bernapas karena asma dan asam lambungnya kumat 3 hari belakangan. Tiba-tiba beliau melihat ke kiri atas, sambil tersenyum dan berkata "Deknda, Mira (anak beliau) lihat itu...sudah datang dia mau jemput abu". Dalam sekejap, aku dan Mbak Mira langsung bertatapan. Bulu kudukku merinding. Bahkan sampai sekarang saat mengingatnya, masih terasa. Mungkin, itu salah satu pertanda bahwa malaikat sudah mendekat. Wallahualambissawab. Meski aku pribadi sungguh merasakan kehilangan sosok abu sebagai sahabat berdiskusi, tetapi kami sudah ikhlas, inshaAllah husnul khatimah. Aamiin Allahumma aamiin!

mendengar tausyiah pasca shalat jenazah alm. Abu

Setelah jenazah dikebumikan pukul 09.00, aku pamit izin untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku langsung memandikan anak-anakku, memberikan sarapan dan menemani mereka bermain di kamar. Cuaca hari ini juga mengasyikkan. Mendung, angin, dan gerimis menjadi ritme klasik yang sering aku dambakan kehadirannya, hari ini ia datang.

Kakak Khanza dan Dek Khalif baru bangun tidur

Setelah mereka asyik bermain, aku langsung menuju ke dapur untuk memasak menu sederhana makan siang hari ini. Tak terasa azan zuhur berkumandang. Aku langsung berwudhu dan menunaikan ibadah shalat zuhur kemudian memberikan makan siang anak-anak dan kebetulan suamipun pulang ke rumah untuk makan siang kemudian kembali lagi ke kantor. Pukul 15.00 aku memutuskan untuk menidurkan anak-anak dan istirahat sejenak sambil menanti azan ashar.

Setelah terbangun dari tidur, aku segera shalat ashar lalu memandikan anak-anak. Selesai bersiap-siap kami langsung menuju rumah duka untuk mengantar kue yang akan dihidangkan di pengajian takjiah nanti malam. Selepas duduk sejenak, seraya pulang ke rumah, kami singgah ke pantai untuk mengisi energi dan membuang semua letih seraya merenungi kehilangan sosok abu hari ini.

pantai selalu punya cara untuk memahami perasaan dan hati. Ia pun mampu memberi obat tanpa efek samping bagi ketenangan batin dan jiwa

Pukul 18.30, azan hampir berkumandang. Kami langsung segera pulang. Sesampainya di rumah aku langsung menyiapkan mukena dan sajadah shalat untuk suami dan khanza. Selepas shalat dan mengaji, aku menuju ke meja makan untuk menemani suami dan anak-anak makan malam. Setelah makan malam, suami langsung bergegas berangkat untuk mengikuti takziah, aku memilih untuk mengurus anak-anak dan menemani mereka di rumah.

Pukul 22.00 suami tiba kembali di rumah dan langsung bersiap-siap untuk beristirahat. Aku segera membereskan diri dan anak-anak, memberikan susu dan shalawat penghantar tidur bagi mereka. Harapannya masih tetap sama, semoga hari esok lebih baik dari hari ini, inshaAllah aamiin!

---

Sekian cerita hari ini, terima kasih kepada @anroja @ayijufridar @el-nailul @nazarul @green07 @curisea @firyfaiz @cicisaja @herimukti @ernaerningsih dan steemians yang sudah menyempatkan diri membaca tulisan sederhana saya 🖤

---

Much Love,

@fwinanda

ABOUT ME