[Better Life, The Diary Game] : Minggu, 04 April 2021

Para cekgu steemian cantik yang berlatarbelakang dunia pendidikan, sedang mengambil program pascasarjana jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di IAIN Lhokseumawe. Dari kanan ke kiri; @fwinanda guru Bahasa Indonesia yang tak pernah mengajar di kelasku, namun entah mengapa takdir menyatukan kami berdua (asik) hingga menjadi partner nulis dan mengembangkan ide-ide gila yang tak pernah kami utarakan dimanapun. @inarajul, cekgu newcomer yang baru membuat akun steem. @kanzia, guru geografi kalem abis yang mengampu kelasku. @elaaganeo, wali kelas tersayang. Yang tidak kelihatan, @nandamasna, guru Bahasa Arab yang kukenal saat sempat "singgah" di PPTQ Lhokseumawe. Terakhir, @qadrulfahmi, guru geografi yang belakangan kusadari memiliki frekuensi yang berdekatan denganku. Sehat selalu, ibu-ibu cantik!

---

Beberapa waktu lalu, aku berhasil mencairkan beberapa butir SBD melalui pak guru @alol. Tuan Guru @radjasalman yang mengetahui kabar ini segera memberikan rekomendasi agar aku mempergunakan uang itu untuk membeli sepeda motor. Supaya kalau keluar, gak berbenturan sama orang di rumah yang kebetulan sama-sama mau keluar. Begitu kira-kira ujarnya.

Ternyata benar. Saat kami keluar, beliau mengerem sepeda motornya di salah satu tempat yang belum pernah kusinggahi sebelumnya, meskipun aku sering melewati jalan di hadapannya. Itu adalah salah satu agen penjual sepeda motor bekas yang terletak di Desa Uteuen Bayi. Kami hanya melihat-lihat saja, namun semangat Tuan Guru begitu menyala untuk mencarikan sepeda motor untukku, meskipun hal itu tidak masuk dalam daftar prioritasku. Aku pribadi lebih memilih untuk menunggu uang itu beranak-pinak saja. Amin.

Antusiasme Tuan Guru Radjasalman terlebih saat negosiasi walau tak jadi beli sekarang. Yang penting ada niat, soal eksekusi belakangan saja.

Setelahnya kami menuju ke JB Cafe yang terletak di Jl. Baru. Setelah pusing berkeliling akhirnya tempat yang dicari ketemu juga. Kafe yang satu ini sarat dengan nuansanya yang minimalis. Oleh sebab itu kulihat beberapa anak muda yang hypebeast nongkrong di sini, terlihat dari pakaian mereka yang fashionable. Sepertinya kafe ini akan berkembang pesat, mengingat populasi millenial jauh lebih banyak dibandingkan non-millenial.

Kondisi dari Luar BJ Cafe. Dari jauh terlihat @radjasalman tertawa ngakak, mungkin abang-abang kasir ngelawak dengan selera humor tuan guru yang random.

Dengan gesit aku segera naik ke lantai dua, konon katanya banyak yang sudah sampai duluan di sana. Benar saja, begitu masuk langsung disuguhi pemandangan ibu-ibu guru cantik @fwinanda, @elaaganeo, @kanzia, @qadrulfahmi, @nandamasna dan @inarajul. Beberapa meter dari mereka, Babang Hijau @green07 telah duduk manis, se-manis para bidadari surga yang cipika-cipiki di dekatnya.

Aku menghampirinya. Seperti biasanya kami akan berbicara ihwal apa saja yang terlihat oleh mata kepala dan mata batin. Babang Hijau mengurai, sedangkan aku bertanya apapun yang terlintas di kepala. Kabarnya aku sempat membuatnya gugup—mungkin dengan pertanyaan di luar rasio yang acap kali kulemparkan padanya.

Wajah garang Babang Hijau yang menonjol sekali, padahal hatinya selembut sutra...

Tak lama kemudian Kak Nur @asiahaiss juga sampai ke hadapan kami. Disusul dengan kepulangan satu-persatu dari kami semua, sampai aku dan Kak Nur tinggal berdua di tengah keriuhan musik yang diputar anak-anak muda di sana. Setelah menjawab rasa penasarannya yang tak kunjung reda terhadap steem dan sebangsanya, aku melakukan video call dengan saudara yang jauh di mata namun dekat di hati, @el-nailul dan @anroja. Kebetulan Babang Elang sedang terbang ke Pidie Jaya, jadilah handphone-nya diambil alih sementara oleh Bang Anroja yang terus memberikan motivasi, menyemangatiku untuk me-manage akun @steemseacurator selaku upvoter. Terutama perihal tanggung jawab upvote yang akhir-akhir ini sering kutinggalkan.

Menjelang azan ashar, aku diantarkan pulang oleh @asiahaiss. Kami berencana akan bertemu lagi esok hari, terutama menghilangkan rasa penasarannya terhadap sosok @el-nailul. Mereka memiliki kesamaan, yakni sama-sama menguasai Bahasa Inggris. Semoga cita-cita Kak Nur untuk membangun komunitas bahasa Inggris di Kota Lhokseumawe dapat terealisasi dengan bertemunya ide mereka berdua nantinya.

---

TENTANGKU