The Diary Game -Agustus 25, 2022 - Mengikuti Pelatihan Membuat Pita di Taipei Stasion

Hari ini, Indonesia Diaspora Network (IDN) Taiwan dan Kantor Dagang Ekononi Indonesia (KDEI) Taipei mengadakan pelatihan kerajinan tangan membuat bross. Acara dilakukan hanya 3 jam di aula Taipei Main Stasion (TMS), tempat familiar bagi warga negara (WNI) di Taiwan. Acara dilakukan pada waktu istirahat pukul 1 siang hingga sore hari.

Saya berangkat pukul 12 siang, setelah menyiapkan makan siang untuk pasien, mengurus makannya, membawa pasien ke kamar untuk beristirahat. Setelah itu saya bergegas menuju stasion bus yang membawa saya ke Shilin kemudian menuju jalur Taipei stasion. Tidak banyak peserta yang ikut, karena acara diadakan bukan hari Minggu. Sehingga mereka tidak dapat keluar rumah.

Program pelatihan dipimpin oleh Ibu Dewi, beliau adalah ketua IDN periode 2020, tetapi masih sering aktif dalam mengisi kelas dan beerkegiatan. Yang saya ketahui, beliau juga menjalankan bisnis di Taiwan. Sehingga sering keluar masuk antara Indonesia-Taiwan.

Masing-masing peserta diberi bahan keterampilan untuk membuat bross atau pita. Setelah itu oleh pelatih dipandu bagaimana membuatnya seperti bunga hingga menjadi bahan kerajinan. Kegiatan ini sangat mengasyikan, karena bisa dilakukan juga saat kelak setelah rekan-rekan pulang ke Indonesia. Menjual kerajinan tangan.

Tidak hanya WNI, penduduk local Taiwan juga diizinkan bergabung dan mengikuti pelatiha ini. Ibu Dewi dengan sabar mengarahkan tiap peserta, yang menemui kesulitan, termasuk saya. Heheehe. Saya sedikit kesulitan karena kurang telaten membentuk pita, sehingga kurang rapi. Namun, saya anggap ini tantangan, untuk saya terus belajar agar bisa menyelesaikan kerajinan ini seperti rekan-rekan yang lain.

Setelah waktu pelatihan hampir habis, saya baru bisa menyelesaikan yang saya miliki. Namun, juga terdapat mba-mba lain yang belum selesai. Butuh proses, kesabaran untuk menghasilkan sebuah karya yang maksimal. Tidak ada sebuah hasil, yang serta merta bisa didapatkan seketika. Maka dari itu, jangan pernah menilai kesuksesan secara instant.

Meskipun dilaksankan bukan pada hari libur, tetapi saya berusaha untuk mengikuti pelatihan ini. Saya berharap, apa pun ilmu yang saya dapatkan saat di Taiwan sebagai modal dan pegangan kelak setelah saya pulang ke tanah air. Lama meninggalkan kampung halaman, tentunya segala sesuatu harus dimulai dari NOL. Sehingga butuh bekal untuk menghadapi tantangan memulai kehidupan di Indonesia.

Menutup pelatihan, semua peserta dengan membawa hasil kerajinan tangan masing-masing untuk foto Bersama. Kebersaan tiga jam yang penuh kehangatan dan canda tawa. Banyak dari teman-teman memiliki talenta membuat kerajinan, baik berupa kain woll ataupun pita-pita cantik. Setiap orang memang memiliki potensi yang berbeda, tergantung hal apa yang digembangkan, sehingga menjadi passion dan rutinitas yang digeluti.

Saat sesi foto Bersama saya mendapatkan teman baru Bernama Alice, beliau warga Taiwan yang mengikuti pelatihan ini. Setelah moment foto Bersama, saya pun berpamitan pada Alice dan rekan-rekan yang lain untuk segera bertolak menuju tempat kerja. Karena butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di alamat kerja, dan masih banyak tugas menanti di rumah.