The Diary Game 28-april-2023 || Warung Kopi Dari Dua Sisi Berbeda

Memasuki lebaran ke tujuh, beberapa instansi pemerintah sudah mulai melakukan aktivitas, bahkan ada yang sudah memulainya semenjak hari kelima lebaran idul fitri. Di sepanjang jalan negara sudah mulai terlihat lalu-lalang kenderaan roda empat dan dua dengan nomor polisi ber plat merah yang khusus diperuntukkan bagi beberapa kepala instansi terkait. Terutama yang menyangkut pelayanan masyarakat pada umumnya

Berbeda halnya dengan masyarakat desa pada umumnya, bagi mareka "Warung Kopi" Masih menjadi rumah kedua untuk berkumpul, bercerita, dan bahkan untuk saling mendengarkan pendapat satu sama lain .

Mareka berasumsi, warung kopi sebagai tempat menyerahkan anak-anak mareka pada satu keyakinan bahwa, ayah-ayah mereka sedang melindungi mareka dari berbagai kemungkinan serangan oleh para musuh yang tak pernah diketahui sosoknya. Warung kopi bak sebuah kantor tanpa direktur. Disini tak ada yang ditakuti dan disegani, prinsipnya yang bersuara lantang, itulah yang jadi pemenang, sementara yang lain hanya diam dan mengangguk sembari mengiyakan walaupun dalam hati kecil tidak setuju

Tak berbeda dengan masyarakat umum lainnya, keberadaan warung kopi yang hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah, kerap membuat langkah saya terhenti. Seperti ada sesuatu yang kurang bila belum mampir ke warung kopi tersebut, entah terhipnotis atau ada daya pikat lain yang bisa membuat orang betah berlama-lama hingga terkadang ada yang sampai melupakan waktu sembahyang. Sangat disayangkan memang, tapi inilah fenomena yang kerap terjadi

Bagi sebagian masyarakat, menyeruput segelas kopi hitam plus sebatang rokok sudah menjadi sesuatu yang wajib, padahal ketika beranjak dari rumah, mareka sudah dibekali sarapan pagi. Belum lengkap rasanya berangkat kerja sebelum mampir ke warung keramat ini. Ada yang sekedar menyapa, ada yang minum lalu pergi sampai ada yang bertahan hingga waktu yang bisa ditentukan

Pertumbuhan warung kopi saat ini bak jamur di musim hujan. Hampir di setiap pelosok, setiap persimpangan maupun pinggir jalan hampir keseluruhannya dipenuhi oleh warung kopi. Tidak ada yang salah memang, namun bagi masyarakat kecil yang kelas ekonominya menengah kebawah bisa berdampak negatif bila tidak meyikapinya dengan bijak. Terutama tentang berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia. Apalagi bagi mareka yang mengandalkan ekonomi keluarga dari bertani, buruh berkebun, melaut dan lain sebagainya. Sisi negatif lain adalah bisa berdampak buruk bagi anak-anak mareka kelak. Mareka akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan orang tua mareka. Lalu akan seperti apa jadinya generasi muda kelak bila ilmu dan pengetahuan yang mareka serap hanya berasal dari warung kopi? Pihak mana yang patut disalahkan? Mari kita berpikir bijak

Selain bisa berdampak negatif, warung kopi juga bisa menjadi tempat bertemu, berkumpul dan melahirkan ide-ide besar. Bagi mareka yang berpikir bijak, warung kopi menjadi sarana pemersatu, saling silaturrahmi, bertukar pikiran bahkan mengambil kesimpulan. Warung kopi memberikan mareka kenyamanan, ketentraman serta bisa melahirkan ide brilian dengan bantuan segelas kopi. Inilah keunikan warung kopi dari waktu ke waktu, baik dari sisi negatif maupun positifnya. Ingatlah fenomena warung kopi bisa berdampak apapun bagi kehidupan setiap orang, namun yang jauh lebih penting adalah sebijak apa kita menyikapinya. Warung kopi tidak akan mati, warung kopi akan selalu ada dan terus ada sampai kita tiada. Terimakasih

inilah sajian singkat artikel saya kali ini, walaupun hanya sebentuk story diary saya berharap ada manfaat yang terkandung di dalamnya. Selamat dan suksus buat beberapa perwakilan dari indonesia yang baru terbentuk, semoga bisa berdampak baik buat perkembangan platform kedepannya, serta menjadi harapan baru bagi stemian pemula maupun pengguna lama dalam membangun steem ke arah modernisasi