RE: Kontes Menulis Steem SEA - Steemit Dalam 3 Kata
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih telah ikut meramaikan kontes ini. Terkait permintaan maaf, tidak perlu meminta maaf, ini adalah apa yang Firyfaiz hasilkan dalam waktu tertentu yang tentu dipengaruhi oleh kondisi-kondisi semasa.
Semoga lekas kembali ke kondisi yang lebih baik.
Terkait kata-kata pujian, saya teringat sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh seorang temanku saat kami sedang menonton pertunjukan pawang ular yang meniupkan seruling ke seekor ular dumung yang menari di dalam keranjang di depannya, kira-kira begini, "Yang membuatku kurang nyaman adalah, bahwa tarian yang indah itu bisa setiap saat berubah menjadi patukan yang mematikan." Mungkin sebagian orang memang datang ke sana untuk menyaksikan apakah sang pawang akan kembali selamat pada hari itu? Saya lebih menghargai kritik yang pedas daripada pujian. Pujian cenderung membuat saya takut. Takut kena gigit. Walaupun saya juga mudah mengapresiasi kerja baik orang lain.
Jadi 3 kata itu adalah :
- Komunitas.
- Koneksi.
- Cuan.
Dua kata pertama melambangkan pentingnya aspek sosial dalam hidup baik di Steemit maupun di luar Steemit. Dan Cuan, tentu saja itu penting. Itu salah satu dari alasan dasar kenapa kita ada di sini dan mencurahkan segenap kemampuan kreatif kita. Bohong kalau ada yang bilang tidak butuh cuan, bukan hal paling utama, mungkin.
Last but not least, saya telah melakukan "pressure" yang lumayan kepada @dikimon2, seorang yang Firyfaiz sebut di dalam artikel dan mengomentari, semoga dengan tekanan itu dia segera menuliskan sesuatu untuk kontes ini. Kadang perlu ditekan dikit orang-orang ni ya kan, Firyfaiz. Sekalian saya panggil juga dua orang lain yang Firyfaiz sebut, @dekki, dan @hanif3206. Ini kesempatan untuk menaikkan kemampuan menulis kalian ke level selanjutnya.
Dan sekali lagi, terimakasih untuk entri ini. Seperti kata Ketua @anroja, selalu menarik membaca tulisan dari Firyfaiz, mungkin karena seperti kata Cikgu @fadthalib (teman -atau lawan- bertengkar saya di Steemit), " ... postingan anda yang sangat fresh sesuai umur".
Good job.
Terima kasih atas respon baiknya @aneukpineung87. Saya sudah beberapa kali dicap sebagai pelanggar dalam beberapa kontes yang saya ikuti. Tentu kesalahan-kesalahan yang dituduhkan sebelumnya tidak murni 100% saya lakukan, tapi terlalu cuek dengan keadaan sekitar merupakan kesalahan fatal yang kerap menjadikanku sebagai korban dari suasana.
(Loh, kok malah curhat?!?!?)
Beberapa pujian dilontarkan untuk menjilat, menaikkan pamor si pemuji, atau menyelamatkannya dari situasi yang lebih buruk. Sementara beberapa yang lain melayangkan pujian dalam konteks yang lebih positif.
Sebagai perempuan, saya telah menerima banyak pujian, baik berupa pujian atas tampilan yang sifatnya fisikal (tidak bermaksud sok iye) atau sekedar mendengar seseorang berkata, “senang berbicara denganmu.”
Meski saya akui beberapa sanjungan berlebih justru membuatku besar kepala dan jadi denial dengan kekurangan-kekurangan yang kumiliki. Saya ini soal kesiapan seseorang dalam menerima compliments yang ada.
Ular mematuk bukan karena tarian eloknya, tapi karena dia adalah ular. Dengan kata lain, pujian itu sifatnya netral, yang membuatnya terlihat mengerikan adalah siapa yang melontarkannya.
Ah, saya rasa terlalu panjang ocehanku tentang pujian ini. Saya hanya merasa senang karena kolom komentar postingan ini dipenuhi oleh orang orang “berisi” yang saya singgung di atas.
Apakah pak @fadthalib adalah seorang pendidik juga? Kalau iya, pasti beliau punya segudang kepandaian yang bisa dirampok sedikit saja, dengan kedok jadi muridnya. (Kalau beliau membacanya, saya ingin sampaikan: “sorry pak, saya suka diam diam curi ilmu orang”) 😞😓🙏🏻
Wuihhh rame nh, saya jadi gagal fokus, agak syok saya di follow geulis..... semua berawal dari @aneukpineung78 punya gawean. Nanti kita sambung lg. Saya lg nunggu orang BI nh
Salah satu tujuan kontes adalah menghadirkan tulisan yang "berbeda" dari kebiasaan. Selebihnya engagement, sehingga kita bisa mengenal dan dikenal lebih banyak orang, Cikgu. Haaaa. Firyfaiz ini adalah bintang di Steem SEA. 😄 Kembang komunitas lah istilahnya, Cikgu. Hehe.
Bisa disambung kapan2, Cikgu. "Life comes first', munyo geupeugah lee Pak Cikgu @bahrol. 😄😄
Mewakili Pak Fadthalib, saya jawab saja ya, @firyfaiz, iya beliau ini seorang guru SMK di Lhokseumawe. Orang yang saya paling suka ajak berantem argumen. Hahaha.
Tunggu dulu ini apa ya, ada di cantumkan nama saya , apa sudah jadi DPO saya ini.
Apa @aneukpineung78 mau jadi kumbangnya y, ayo ngaku
Jauh lah Pak Guru. @firyfaiz ini walaupun saya panggil Adinda, sebenarnya lebih cocoknya "aneuk keumuen". Hahaha. Tapi ya sudahlah, Adinda saja ya, Firyfaiz? Biar mudaan dikit perasaan Pakwa ini. Hahaa.
Hahaha, ia boleh juga
Oh… saya kira beliau asalnya dari pulau seberang. Gaya menulisnya cakep banget soalnya.
Istilah “kembang komunitas” itu tak lain karena saya satu-satunya mod perempuan di Steem SEA. Kalau di kampung, boro-boro jadi kembang, ada yang kenali saja sudah syukur.
Iya dan beliau juga suka menulis dalam berbagai topik. Rajin di berbagai komunitas. Baru bergabung akhir 2023 tapi rep sudah ngalahi saya yang bergabung 2017. Rep 65 dalam waktu hanya beberapa bulan, menakjubkan.
Siap, pak. Terima kasih sudah di-follow balik;)
First of all, itu 78 bukan 87. 87 di kampung kami kode untuk orgil. Haaaaha. Walaupun saya ngga menolak disebut gila, tapi angka itu tetap 78 bukan 87.
Yang ke dua, masih belum diperbaiki kesalahannya, atau memang nyaman dengan berjiwa rebel? Atau janga-jangan ngga tahu apa yang kurang tepat? 😅😅
Dalam beberapa hal, anda layak mendapatkan predikat edan dalam konotasi yang tak buruk. Edan karena punya jalan pikiran berbeda dengan kebanyakan orang (out of the box).
Sebentar, saya cek dan ricek dulu apa yang masih kurang tepat. Resteem sudah, ajak tiga orang juga sudah. Hmmm… apa lagi ya?
Ada clue?
Sudah saya kasih cluenya. Agak cermat dikit lagi.
Sepertinya judul.
Oh… my bad. Terima kasih masukannya, bu. Akan saya revisi;)
Bagi jiwa-jiwa yang sudah menua, perlu banyak membaca tulisan dari jiwa-jiwa yang muda. Setidaknya bisa menahan laju penuaan dini.
Menurut saya, semakin tua malah harus makin keladi, pak. Dengan begitu bisa relevan dan tak berjarak dengan kami-kami yang pengetahuannya hanya seumur jagung.
Lagi pula, banyak orang yang fisiknya muda tapi jiwanya tua, dan sebaliknya, banyak yang sudah uzur tapi masih kekanak-kanakan.
Saya juga telah lama heran pada sistem senioritas yang disandarkan hanya pada umur fisik. Tapi mungkin karena itu yang paling mudah diukur.
Yang penting tidak menyatukan jiwa yang tua dgn jiwa yang muda...😀😀😂
Hahahaha, hiburan sebelum ISOMA
😂😂😂
Jangankan jiwa, raga pun bisa disatukan Bang Ketua. Yang penteng ata jeh golom awot, hahahaa. Pu hom.... Ho neuh Bang @walictd? Pu jadeh tajak luem hantu malam nyoe? Hahaha... Nyo ka rhouh Pak Guru @fadthalib ka meutamah hayeu aju hahahaha...
Hahahha, kajeut ta vlog bang. Na so baca-baca 🧞♂️
Hahaha,,, oke Bang walictd,, semoga jroh sabee lam ingat ke Tuhan ... Amin.
Aamin, roneuh pih bang 🤲🤲
amin ya rabbal alamin ,,,,
Ops...... 🤭🤭🤭😂😂
offset dikit ketua, siap salah, siap terima kartu kuning hahaha...
Hahahaha....
@aneukpineung78, saya minta gambar uang itu ya untuk saya pakai di postingan saya..
Silahkan,. Lakukan sesuai kaidah berlaku. 😁
Di mana menonton pertunjukan uleu seudong itu?
Sudah lama, masa masih pake hape tittot. Hahaha,,,,, Di Jakarta, pasar minggu.