The Diary Game : 04 Juli 2021 |BALADA SEORANG PEJUANG RUPIAH[50% Reward to @steem.amal]

in Steem SEA3 years ago (edited)

Salam sTEeMiANs

Salam hangat untuk semua, semoga hari ini anda semua dalam keadaan sehat walafiat dan masih bisa menghirup oksigen gratis dimana banyak saudara-saudara kita yang saat ini bahkan harus berebut membeli oksigen utuk kelangsungan hidupnya.

Kita semua mungkin harus introspeksi dan melakukan taubat nasional untuk keselamatan bangsa dan Negara kita dimana berbagai musibah silih berganti menimpa bangsa ini yang tidak kunjung reda bahkan eskalasinya cenderung meningkat. Tidak salah kiranya seperti lirik lagu dari Ebiet G. Ade…….yang diberi judul BERITA KEPADA KAWAN yang petikan liriknya sebagai berikut :

Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang- Ebit G.Ade

Pagi subuh ini aku dibangunkan oleh suara ayam siam yang ada dikandang disamping rumah yang harinya seperti lagi “Koor bersama” saling sahut - menyahut dengan irama yang selaras dan harmoni, seperti ada suara satu, suara dua dan seterusnya.

Akupun bangkit dari tempat tidurku menuju kamar mandi untuk berwudhu dan sholat subuh dan setelah sholat subuh aku mengambil laptop dan membukanya sambil melihat-lihat steemit dan membaca notifikasi yang masuk dan merespon beberapa komen serta melakukan upvote beberapa postingan steemians dan selanjutnya aku juga mempersiapkan postinganku sendiri.

Sambil menulis ku buka channel fox sports untuk melihat apakah hari ini ada tayangan live UFC seperti biasa, namun kulihat tidak ada siaran live nya, akupun tidak meneliti lebih lanjut mengapa tidak ada siaran live pagi ini, apakah sudah tayang tadi malam dan seterusnya, namun aku focus membuat postingan disteemit sambil menyetel lantunan zikir pagi di Youtube.

Urusan hewan peliharaan pagi ini kupercayakan pada anak laki-lakiku untuk mengurusnya, memberi makan ikan, burung parkit, ayam siam serta menyiram tanaman di halaman rumah. Aku hanya mengurus anak bebek yang ada dikandang brooding karena memang harus dengan perlakuan khusus dan akan beresiko apabila salah dalam pemeliharaannya.

Jam 08.00 pagi tukang chainsaw yang kemarin bekerja memotong dan membelah kayu di kebun untuk bahan kandang ayam yang akan kubuat datang dan langsung menuju kebun sebelah rumah orangtuaku untuk memotong dan membelah pohon kelapa seperti janji kemarin karena kemarin mereka bekerja memotong dan membelah kayu yang ada dikebun lain untuk sebagai bahan untuk kandang ayamku juga.

Aku melihat-lihat tukang chainsaw bekerja bersama si kecil alvira yang selalu bersamaku disetiap aktifitasku di rumah, nggak peduli di dalam rumah, di halaman, disungai, dikebun dan sebagainya. Dia pun sangat senang melihat-lihat proses pemotongan dan pembelahan pohon kelapa karena memang dia sangat menyukai aktifitas di luaran sambil bermain. Terkadang memang agak menyusahkanku tetapi itu baik baginya yang dalam masa pertumbuhan dan proses belajar.

Si Kecil Alvira Bermain Dekat Tukang Chainsaw Bekerja

Setelah beberapa saat melihat-lihat tukang chainsaw bekerja, aku pulang kerumah untuk bersiap-siap ke kebun yang lain untuk mengangkut kayu-kayu yang sudah dibelah kemarin. Aku memakai pakaian layaknya orang yang mau bekerja mengangkut kayu dengan perlengkapan sepatu boot karena kebunnya agak semak yang ditumbuhi pohon dan rerumputan, sarung tangan dan juga topi koboi yang kubeli kemarin di pasar. Dalam hatiku dah mirip nih…orang kerja…he..he…

Melansir kayu dari kebun ke pinggir jalan

Aku pergi kekebun bersama adikku yang bungsu untuk mengangkut dan melansir kayu-kayu yang ada dikebun ke pinggir jalan agar mudah diangkut oleh tukang becak. Aku mencoba bekerja sendiri sambil menikmati dan merasakan bagaimana rasanya tukang-tukang yang kerja serabutan bekerja untuk membuat asap dapurnya tetap mengepul dan anak bininya bisa tidur tenang dimalam hari tanpa perut yang keroncongan. Aku merasa bersyukur pada yang kuasa diberi pekerjaan yang lumayan sebagai ASN sementara banyak diluar sana orang-orang bekerja peras keringat membanting tulang demi sesuap nasi yang kadang dengan upah yang sangat minim sementara resiko kerjanya sangat tinggi.

Namun nampaknya mereka ikhlas dan rela menjalani takdirnya sambil terus berharap besok pagi ada fajar baru yang lebih baik baginya dan keluarganya. Akupun sangat menikmati kegiatanku mengangkut kayu-kayu ini, hitung-hitung sekalian berolahraga dan mengeluarkan keringat agar tubuh tetap fit dan jauh dari penyakit termasuk copat copit ini.

Dan rasanya tidak perlu malu untuk bekerja apapun selama itu halal dan sesuai dengan koridor dalam agama kita. Untuk itu aku sangat mengapresiasi para “pejuang rupiah” yang sehari-hari bekerja untuk menghidupi keluarganya. Memang capek rasanya bekerja seperti itu karena aku belum pernah melakoninya dan terpaksa sebentar-bentar istirahat dan minum air yang kubawa dari rumah namun aku senang aja melakoninya.

Ponakan mengangkut kayu dengan becak

Setelah semua kayu sudah terangkut ke tepi jalan, aku menelpon orang becak untuk mengangkutnya kerumah, namun banyak dari mereka lagi sibuk, lalu aku menelpon seorang ponakanku yang bekerja sebagai guru olahraga yang masih berstatus honor di salah satu sekolah di Dayah daerah kami. Dia merupakan seorang anak muda yang rajin tidak malu untuk bekerja serabutan termasuk menanam sayur-sayuran untuk dijual kepasar, memelihara kambing dan lain-lain.

Dan karena dia juga mempunyai becak angkut maka aku memintanya untuk membantuku mengangkut kayu kerumah, hitung-hitung membantu dia daripada kubayar ongkos untuk orang lain.

Akupun kembali kerumah melihat-lihat tukang chainsaw yang masih bekerja di kebun membelah batang kelapa bersama si kecil Alvira yang sangat senang bermain hari ini. Diapun minta foto-foto selfi sambil bergaya dengan senangnya. Sampai –sampai tukang chainsaw tertawa terkekeh-kekeh dan sedikit banyak bisa menghibur mereka yang sedang capek bekerja.
Alvira Minta Di Foto Dekat Tukang Chainsaw

Tukang Chainsaw yang terlihat gembira

Kulihat pejuang rupiah yang lain ”tukang chainsaw” yang bekerja memeras keringat membanting tulang demi anak istrinya, mereka bekerja tanpa kenal lelah bahkan dengan kondisinya yang kadang sedang sakit. Salah seorang tukang chainsaw tersebut bahkan sebenarnya sudah tidak sanggup lagi bekerja karena bermasalah dengan lututnya. Akupun sebenarnya sangat prihatin akan kondisinya, melihatnya tertatih tatih memegang mesin chainsaw menahan sakit lututnya yang sepertinya sengaja dia sembunyikan dari orang banyak karena mungkin dia mau makan apa…? Anak bininya makan apa..? sungguh airmataku hampir menetes melihat keadaan tersebut. Aku memang nampak lumayan garang dimata orang namun aku sangat bisa tersentuh oleh hal-hal yang membuatku terharu dan bahkan aku sering menangis ketika aku berdoa atau mengaji khususnya ketika aku membaca salah satu ayat di surah Ar-rahman yang berbunyi “Fabiayyiaalaa irabbikumaa tukazzibaan….” Yang artinya kira-kira “Maka nikmatku yang manalagi yang kau dustakan” seperti Allah berucap kepada kita umat manusia, begitu banyak nikmat yang Allah berikan sementara kita terkadang lalai dan mengabaikan-Nya. Begitu banyak rasanya anugerah yang Allah berikan kepadaku termasuk pekerjaan yang tetap sementara banyak orang bahkan untuk makan esok hari saja tidak tahu akan makan apa tetapi mereka tetap ceria dan menjalani takdir termasuk abang tukang chainsaw ini yang tetap tertawa biarpun harus bekerja dengan menahan rasa sakit dilututnya bahkan mungkin juga rasa sakit lainnya yang dia sembunyikan…Masya Allah…semoga engkau cepat membaik….

Setelah sholat zuhur aku melanjutkan membuat postinganku hari ini agar aku tetap eksis di steemit disela-sela kegiatanku dikantor dan juga kerjaan sampinganku beternak kecil-kecilan yang sudah mulai ku rintis beberapa hari yang lalu.

Aku membaca postingan @cicisaja tentang raport atau evaluasi Steem.SEA’s Red Fish Support Program edisi yang kedua yang mana mungkin ada beberapa catatan yang bisa kubuat kalo ada waktu nanti untuk ku posting di steemit. Mudah-mudahan ada gunanya.

Setelah sholat Ashar aku mengantar si Kecil Alvira yang minta diantar ke rumah neneknya di Landing karena ingin menginap disana berhubung bundanya masih di Lhokseumawe menginap di rumah adik di Asrama Kodim karena masih harus kontrol ke Rumah Sakit Kesrem. Kamipun mampir di Rujak Nibong yang ada di Gampong Alue Mudem untuk makan rujak disitu sambil santai sejenak.
Makan Rujak Nibong bersama si Kecil Alvira

Setelah selesai makan rujak aku mengantar si kecil Alvira ketempat neneknya di Gampong Alue Drien sambil membawa pulang beberapa bungkus rujak untuk keponakanku yang yatim yang tinggal bersama neneknya. Tak lupa aku mengambil beberapa foto-foto pemandangan sunset di atap kantor Bupati Aceh Utara dan juga Kantor DPRK Aceh Utara yang ada diseberang jalan rumah mertuaku di gampong Alue Drien Landeng.

Aku bergerak pulang menempuh jalan belakang Kantor Bupati Aceh Utara di Desa Alue Mudem agar bisa memotret pemandangan sunset diatas Kantor Bupati Aceh Utara dari sisi yang berbeda dan kulihat cukup cantik juga sehingga aku mencoba mengabadikannya beberapa foto sunset tersebut.
Sunset di Seputaran Kantor Bupati Aceh Utara

Sampai di rumah aku membereskan peliharaanku seperti biasa dan tak lupa juga memotret sunset yang lain yang ada di persawahan di belakang rumah kami yang memang hobbyku memandang dan memotret sunset dimana saja dan kapan saja.


Sunset dibelakang rumah kami

Regards

@alee75

ABOUT ME


Sort:  

Please do not click this link. if you click that link please change your passwords immediately. Please ban this user lots of users in danger now
@quarantine @cryptokannon @steemcurator01 @steemitblog

 3 years ago 

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 61829.34
ETH 2395.18
USDT 1.00
SBD 2.63