Pagi ini ditengah cuaca yang cukup dingin karena banjir yang menggenangi desa kami baru surut kemarin sore, aku bangun dengan bantuan alarm pada jam 05 pagi. Sebelum suara azan terdengar, aku mengambil HP dan mengecasnya karena sudah low bat. Aku pinjam HP istri dan memutar nasyidnya Abah Guru Sekumpul sebentar sambil menunggu azan subuh. Lalu aku menuju ke kamar mandi untuk berwudhu agar bisa sholat subuh.

Aku sholat subuh dua rakaat yang kulanjutkan dengan wirid sebentar sebagai wujud rasa syukurku pada sang khalik. Dengan wirid sebentar aku merasakan ketenangan yang sangat luar biasa dan terasa diri ini begitu lemah yang tidak punya daya apa-apa di hadapan-Nya. Hanya pada-nya lah kita menyembah dan hanya pada-Nya lah kita meminta pertolongan. Kita hanya seonggok daging yang berjalan di permukaan bumi ini atas Qudrah dan Iradah-Nya dan tidak sepantasnya kita membusungkan dada dan menyombongkan diri. Hidup ini bak sebuah roda yang kadang berada di atas dan terkadang juga berada dibawah. Jalani saja takdir kita, dan tentu dengan ikhtiar kita yang terbaik. Masalah hasil itu adalah hak prerogative Allah yang sangat faham apa yang terbaik bagi kita karena Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita minta. Sering kali apa yang kita minta sebenarnya tidak kita butuhkan dan terkadang akan membawa mudarat bagi kita, namun karena kelemahan kita sebagai insan membuat kita tidak tahu pasti apa yang sebenarnya kita butuhkan yang terbaik bagi kita. Sebagai orang biasa, aku hanya wirid pendek saja karena keterbatasan pengetahuanku yang bukan siapa-siapa. Aku wirid Lailahaillallah saja seberapa aku sanggup.

Ketika suasana di luar rumahku sudah agak terang, aku keluar untuk memberi makan ikan dan juga ayam-ayamku. Ternyata dugaanku salah, banjir sudah kembali menggenangi halaman rumah ibuku setelah sempat surut kemarin. Pantas saja pagi ini cukup dingin. Aku segera meminta anakku Alvira untuk bersiap-siap ke sekolah karena jalan masih bisa di lalui. Sayang juga dia sering tidak sekolah karena keseringan banjir.

Aku mengantar anakku Alvira ke sekolah sekalian membelikannya sarapan dan juga sarapan untuk kami di rumah atas permintaan istri. Sesampai di rumah kami sarapan pagi di pinggir kolam sambil memantau perkembangan banjir pagi ini.

Selesai sarapan, aku mencoba membuat postingan dan Alhamdulillah bisa terkirim satu postingan. Semoga beujuet keu raseuki… Lalu aku mengajak istriku untuk menjemput anakku Alvira di sekolah pada pukul 10 pagi sekalian mau “rawon-rawon” mencari materi tulisan. Aku ingin menjajal tema yang baru yaitu #mytown10pics yang sebelumnya pernah kubuat juga, namun tidak begitu lengkap. Aku yakin ketika kita mau belajar kita pasti bisa. Bek bak droe teuh han jeut, gob peugot tanyoe sewot lagee teugoh PMS tapi stok Kiranti abeeh…can seutress meunyo lagee nyan model...Hidup ini adalah sebuah proses belajar yang kalau mengutip paradigma agama kita bahwa belajar itu dari ayunan hingga ke liang lahat. Aku belajar dari postingan senior-senior agar bisa membuat postingan dengan tema ini.

Karena masih belajar aku mengambil obyek sekitar tempat tinggalku saja yang di mulai dari Sekoah Dasar Negeri 6 Matangkuli, tempat anakku sekolah lalu lanjut ke Mesjd Baitul Maarif Teupin Jaloh yang tidak jauh dari SD Negeri 6.

Selesai mengambil foto, location w3w, plus code dan Google maps di situ aku melanjutkan perjalanan menuju parang sikureung. Aku sempat singgah di daerah cluster IV dan melakukan hal yang sama. Lalu di Parang Sikureung kami berhenti di Klinik Mandiri Bersama karena istri mau mengambil rujukan agar bisa berobat di Rumah Sakit Kesrem senin besok.

Tujuan selanjutnya adalah ke kota Lhoksukon untuk mencari lokasi dan foto lain sekalian melihat mertuaku di Landing. Aku singgah disebuah Pertashop untuk mengisi BBM motorku. Ya udah tak ambil foto-foto dan lokasinya saja. Lalu melanjutkan perjalanan menuju Landing ke tempat mertua.

Di simpang Landing aku berhenti dan mengambil foto-foto serta lokasi dua kantor Pemkab Aceh Utara yaitu Kantor Bupati dan kantor DPRK Aceh Utara. Alhamdulillah bakal jadi barang tu..gumamku dalam hati, karena sudah dapat beberapa foto dan juga lokasinya.

Aku singgah sebentar di rumah mertua untuk melihat kondisinya yang udah menua dan sering sakit juga. Letak rumah mertuaku pas di seberang jalan Kantor Bupati Aceh Utara sehingga ketika aku berada dirumah mertua, aku bisa langsung melihat Kantor Bupati.

Tujuan selanjutnya adalah ke kota Lhoksukon untuk membeli makanan si Muezza. Aku singgah di Benevento Pet shop yang terletak di lorong satu Lhoksukon, tempat biasa aku membeli keperluan kucingku Muezza kalau tidak sempat ke Lhokseumawe. Tidak jauh dari pet shop tersebut terdapat Mesjid Tuha Lhoksukon yang sudah di rehap dan di fungsikan kembali. Tambah satu lagi materi untuk #mytown10pics.

Yah…beli kue pancong yuk…! pinta istriku. Lalu kami menuju tempat penjualan kue legend itu di simpang menuju lapang. Kami juga singgah di toko Sumatera untuk membeli mie lidi permintaan anakku Alvira yang akan di olah oleh bundanya nanti di rumah. Selanjutnya aku mengambil Foto Mesjid Baiturrahim Lhoksukon yang tidak jauh dari lapak kue pancong untuk melengkapi 10 foto postingan #mytown10pics, setelah lengkap semua, aku pulang ke rumah di Matangkuli.

Aku menitipkan motorku di rumah seorang warga karena belum bisa membawa pulang ke rumah. Air banjir masih menggenangi jalan menuju rumahku siang sini.

Tiba di rumah, aku sholat zuhur dan makan siang lalu mencoba mengolah materi tadi menjadi postingan #mytown10pics hari ini. Memang sebuah kesulitan tersendiri dalam membuat postingan ini bagi yang baru belajar. Tetapi kita pasti bisa apabila mempunyai tekad yang kuat serta usaha yang maksimal.