Better Life, The Diary Game (Minggu, 23 Mei 2021) : Beautiful Sunday On the Beach

in Steem SEA3 years ago

IMG20210523121309.jpg

Hai steemian....

Hari ini adalah akhir pekan kedua setelah Idul Fitri tahun 2021 dimana masih banyak yang belum move on dari liburan….qi…qi….qi…

Saya pantau masih banyak kawan-kawan dikantor belum masuk kantor seperti biasa yang mungkin saja masih belum balik dari mudiknya di kampong biarpun mudik dilarang katanya….

Memang satu kontradiktif kalo saya lihat….mudik dilarang tapi tempat wisata di buka dan dianjurkan untuk berlibur ditempat-tempat wisata, Emang aneh bin ajaib negeri +628 ini……

Biarpun dilarang masyarakat tetap berusaha dengan segala cara agar bisa mudik, ada yang menggunakan jalan tikus (kasian tikusnya ga bisa jalan lagi, jalannya dipake….xi…xi…. bahkan jalan gajah kalo ada…).

Ada yang nekat nerobos barikade atau lewati sungai agar bisa sampe ke kampong halaman. Ada juga tips-tips nyeleneh dari netizen di medsos agar mudik bisa lancar….ada yang nyaranin sipit-sipitkan mata biar lolos…wkwkwkwk…….entahlah Nanggroe ka pungoe………..

Sejak PAK LURAH berkuasa aneh-aneh aja negeri ini…….terasa makin jauh dari semangat Reformasi yang kami-kami ikut perjuangkan dulu….kiban bu @cicisaja ? masih ingatkah dikau dulu waktu kita demo menurunkan Soeharto tahun 1997. Demo pertama kita hanya sampe jembatan Lamnyong dan tertahan di sana. Ada si Munthe yang maju buka baju ke depan aparat dengan lantang bilang…tembaakk kalo berani….!!!. (saya ada mampir ke rumahnya munthe tahun 2020 di Kutacane, disuguhin ikan nila panggang) ada juga Tajuddin dengan garangnya…..(paling saya ingat dulu waktu Gus Dur datang di Geulanggang Mahasiswa, Tajuddin Cs bawa poster “ Gusdur the Evil spirit in human body”, sehingga gusdur teriak….saya kemari diundang….!!! Dan langsung cok silop…..Pening FUADRI jadinya….wkwkwk) saya dah lama gak tau kabarnya Tajuddin, dia pernah kerja di ARUN atau PIM dulu tahun 2000-an dan sering mampir ketempat Less Komputer dan Bahasa Inggris saya dulu di Cunda (ICC Computer).

Saya masih ingat itulah pertama kali saya terkena efek tembakan gas air mata dari aparat padahal saat itu rusuk saya masih diperban akibat terkilir namun karena semangat ikut juga di acara demo tersebut. Ketika gas air mata ditembakkan aparat mata serasa pedih dan spontan lari tunggang langgang karena berfikir aparat mengejar padahal mereka Cuma menembakkan gas air mata dan tetap berada di barikade di jembatan lamnyong. Saya lari dan baru berhenti sampe kampus IAIN dengan mata perih luar biasa…

Sampe dirumah, teringat kok bisa saya dengan dada yang masih diperban bisa melompati pagar dengan kawat berduri di kompleks kost dekat jembatan lamnyong (dah lupa nama kostnya..) padahal sebenarnya gerak saja masih agak nyeri waktu itu……mungkin karena menyangkut nyawa maka ga kerasa keluar ilmu tenaga dalamnya…he…he…..yang saya lihat hanya celana saya yang robek terkena kawat berduri di pagar rumah-rumah penduduk disitu.

Demo yang kedua kali hanya bisa sampe Perpustakaan Daerah dan baru pada Demo yang ketiga bisa tembus ke kantor DPRD di Jalan T. Nyak Arief (kebetulan saya kost di Kp. Laksana saat itu) dan korlap pada saat itu adalah Dodi Suhariadi (orang kurus, kecil tapi nyali besar…..sejarahnya dia sekolah di SMA Negeri 1 Lhokseumawe sama dengan saya karena awalnya dia terlibat perkelahian antar genk di Medan dan buru-buru di kirim ke Lhokseumawe oleh ortunya biarpun belum ada Ijazah agar tidak di cari aparat).

Malam itu rapat rencana demo di buat di gedung FKIP lama (kebetulan saya hadir) dan saya lihat Aguswandi malam itu diam saja ga banyak ngomong tapi kalo dah dilapangan sangar kawan tu…..memang nasibnya bagus Aguswandi tu kalo ga salah dia jadi salah satu Penasehat Senior di PBB sekarang.

Kalo kita lihat mahasiswa sekarang kayaknya beda ya bu…..! kayaknya lebih banyak yang milih nongkrong di Café. Kita dulu paling sekali-sekali ke Mba Moel Makan Bakso atau malamnya duduk-duduk di simpang Galon…..xi…xi…..

Watee droeneuh kuliah kiban @klen.civil peu lagee nyan chit….???

Namun sayang cita-cita Reformasi yang di usung oleh mahasiswa saat itu dengan segudang idealisme akhirnya membawa kita sekarang ke era “Demokrasi yang kebablasan” karena oknum-oknum yang gantian menjadi TIRANI baru yang bahkan lebih parah dari Orde Baru…..Hom hai nasib bangsa ka jinoe….

Pagi ini saya berencana ikut acara perpisahan anak saya yang bungsu Alvira Ramadhani yang sekolah di SBB Seroja (TK) Matangkuli dan pihak sekolah membuat acara di Pantai Rancung Lhokseumawe.

IMG20210523131510.jpg

Pantai Rancung Batuphat Lhokseumawe

Saya berusaha ikut karena si kecil Alvira biasanya super lasak (padahal bokapnya kalem…..he…he…) dan akan sangat aktif kalo berada di alam terbuka…..bisa-bisa gurunya modaarrr dibuatnya…..

Saya berangkat dengan menggunakan mobil dan mengikuti iring-iringan bus BE yang disewa oleh pihak sekolah dan sesampai di Cunda saya mampir sebentar ditempat kakak untuk mengambil tas saya yang ketinggalan dua hari yang lalu.

Setelah mengambil tas saya melanjutkan perjalanan ke Rancung-Batuphat mengikuti bus rombongan tadi dan tidak berapa jauh saya memasuki simpang ke rancung beberapa pemuda menyetop mobil kami dan meminta kami untuk membayar tiket masuk Rp.10.000,-. Ya udah saya bayar dan kembali melanjutkan perjalanan ke pantai.

Setelah sampai di tujuan saya memarkir mobil di tempat yang agak teduh dan mengambil barang-barang bawaan berupa makanan, minuman dan snack si kecil Alvira ke pinggir pantai yang harus melewati jembatan kecil disitu.

Diseberang jembatan kami di cegat oleh 2 orang anak kecil penjaga yang meminta bayaran tiket masuk per orang Rp. 3.000,-. Kalom……yo wess tak bayar kabeh…….biar cepat sampe di rangkang pinggir pantai.

Kamipun mencari rangkang yang pas untuk duduk dan meletakkan barang-barang bawaan dan tidak berapa lama ada yang nyamperin kami dan bilang pak sewa rangkangnya Rp.200.000,-……

IMG20210523102313.jpg

Pondok tempat kami santai

Wattatitaa…….Essbrekewel……kok bentar-bentar bayar ya……??? Tapi katanya boleh ga bayar sewa asal pesan makanan dan minuman disitu…….ya udah tak pesanin air kelapa muda dan sirup untuk si kecil.

Saya memang rutin minum kelapa muda minimal 1 buah per hari tanpa menambahkan gula atau sirup dan biasanya saya memilih kelapa muda hijau (kelapa wungu) ditempat langganan.

Saya jadi terfikir inilah mengapa sektor pariwisata di Aceh tidak berkembang karena banyak kali Pos “Pajak Nanggroe” nya dan tidak dikelola secara professional taunya ngambil duitnya aja. Parkir mobil pungut Rp.5.000,- lagi.

Didekat pantai tujuan kami juga Nampak ada usaha budidaya udang Vannamae yang dimiliki oleh warga setempat yang cukup bagus juga menurut saya.

IMG20210523143124.jpg

Tambak Udang Masyarakat

Maunya tiket masuk diatur sedemikian rupa sehingga tidak terkesan banyak pajak nanggroenya……tarif terserah berapa aja yang penting kesannya bukan aksi premanisme……..(susah juga karena kebiasaan masa konflik dulu…..xi…xi..).

Di tepi pantai si kecil Alvira langsung tancap gas menuju pantai dan bermain dengan teman-temannya. Terpaksa hari ini jadi Capt. Mitch Buchannon di film Baywatch yang memantau aktifitas pengunjung dengan memakai celana pendek warna merah telanjang dada dan pake kacamata hitam….

Di pinggir pantai juga terlihat pak nelayan yang pulang merapat serta membawa perahunya ke pinggir.

IMG20210523131523.jpg

Pak Nelayan Pulang membawa perahunya

Si kecil Alvira bermain dengan ceria bersama kawan-kawanya dan tidak lupa mengumpulkan kerang-kerang kecil untuk di bawa pulang nantinya.

IMG20210523121504.jpg

Si Kecil Alvira dengan teman-temannya

Banyak pengunjung yang datang hari ini, makin sore makin rame aja. Saya mencoba mengambil beberapa foto dokumen hari ini sebagai bahan untuk menyusun diary hari ini.

IMG20210523121412.jpg

Suasana Pantai Rancung menjelang sore

Ketika saya istirahat di pondok saya di telpon bro @nadilchairi yang menginfokan perkembangan steemit hari ini. Memang bereh droe neuh neuteeem peureunoe kamoe……

Setelah puas bermain dan mengambil foto-foto si kecil Alvira pun minta pulang karena dah kecapean dan pulanglah kami menuju rumah di Matangkuli.

IMG20210523131355.jpg

Si kecil Alvira Ramadhani bersama sepupunya

Demikian cerita saya hari ini, terima kasih atas perhatian dan bimbingan senior-senior @anroja @radjasalman @heriadi @nazarul @ernaerningsih dan lain-lain semoga rencana @el-nailul untuk mentoring kami newcomers seperti di grup WA Steemit bisa cepat terlaksana.

Terima kasih

Wassalam

About Me
https://steemit.com/hive-172186/@alee75/achievement-1-by-alee75-introduce-myself

steem.jpg

Sort:  

A very good day

Keep posting

 3 years ago 

Thank bro...☺️

 3 years ago 

Thank U.....so much...

 3 years ago 

loen han leupah u kota, watee pergerakan pertama, mantong di Sabang, peugot survey untuk acara Mapala Leuser. watee wo, cuma sempat bergerak sampai lamnyong, karena tertahan di keu perpustakaan wilayah. hana loen tuho catatan harian tentang kejadian uroe nyan. loen galom tamong senat saweub mantong cok cuti kuliah akibat hana biaya yang terus berlangsung sampai akhirnya hana jak kampus lee pada tahun 2000. jadi watee loen di senat, loen seubeutoi jih hana kuliah, maka sempat bantu-bantu di senat.

cita-cita reformasi sebetulnya tidak terciderai, bahkan banyak para pelaku sejarah reformasi kini berada di sekitaran istana, bahwa kemudian rasanya seperti orde baru lagi, hal ini terjadi karena memang tanpa banyak cerita oligarki politik terjadi sesuai permintaan pasar dan slogan indonesi maju yang dipaksakan.

perubahan era juga membuat semuanya jadi berbeda, bayangkan pada masa orba, mana bisa kita bebas bicara seperti sekarang. karena terlalu bebas hingga kita menciderai kemanusiaan orang lain maka pemerintah pun mulai memberi batasan yang bisa dikolak oleh para cendikia yang tak kebagian porsi untuk mengalihkan perhatian dari program-program yang bisa disebut terobosan sesuai masanya.

kita aceh sudah terlalu biasa menghadapi konflik dan tidak bisa mengelola wilayah sedemikian rupa, bayar parkir lebih 5000 saja kita kepayahan tapi belanja makan di KFC atau Pizza tak pernah menawar harga

 3 years ago 

Kalo menurut saya kondisi sekarang dah jauh menyimpang bahkan dari cita2 para founding parents kita. Dominasi oligarki di segala aspek terasa sangat kentara. Kita bisa lihat bagaimana omnibus law di paksakan juga revisi UU KPK yg ujungya sekarang "TWK". dan byk regulasi lain yg hanya menguntungkan oligarkh.
Indek korupsi dan demokrasi kita juga memprihatinkan bahkan masuk dalam world of Shame. Rakyat hanya sbg obyek saja. Byk aktivis yg dulunya menggugat orba sekarang malah jadi predator yg lebih ganas. Sy sepakat dgn Cak nun bahwa memang sebagian besar elit yg demo Soeharto bukan karena soeharto KKN tapi karena mengapa hanya Soeharto saja yg bisa KKN, kita juga bisa.
Kalo melihat kondisi rezim ini kita sebenarnya udah hopeless. Semoga ke depan ada perubahan yg radikal yg bs mengubah ini semua...

 3 years ago (edited)

tidak akan ada perubahan yang radikal selama rakyatnya masih tetap begini begini saja, tak mandiri dan terlalu tergantung pada pemerintah. semua orang nyaris ribut karena nggak kebagian kue saja, ntar begitu dapat kue,... gitu lagi kejadiannya. apalagi sekarang, mahasiswanya asyik bersteemit, ASN juga nyari duit di steemit, kalau orang -orang kelas menengah ngga peduli pada pemerintah, ya jadi gitu dah... calon presiden dipaksa dari solo lagi

 3 years ago 

He....he...sy termasuk dong Bu...ASN Nyambi di steemit .....
Sy udah pernah 10 tahun jadi kasi (eselon lV) dan 8 tahun jadi Kabid (eselon III) di dinas dan akhirnya saya memilih beralih ke jabatan fungsional setelah ikut ujian kompetensi bulan November kemarin.
Karena byk hal yg TDK sesuai dengan nilai-nilai yg sy yakini terkait birokrasi dan situasi sekarang....sudah banyak org JD korbannya.
Mantan atasan saya yg pernah promosiin saya dan juga 2 org kakak letting yg sy hafal betul kredibilitasnya masih di "dalam"...JD korban demi bos besarnya...
Pengalaman dan pengamatan saya MMG mengerikan udah kondisi saat ini dimana semua lini udah teracuni......
Kalo kita balik ke agama kita MMG ini kan udah msk fase akhir zaman dgn ciri2 yg hampir semuanya udah nyata...maka ada 4 hal yg perlu kita lakukan agar selamat :

  1. Banyaklah dirumah
  2. Makan apa adanya
  3. Banyaklah diam
  4. Jgn banyak angan2..
    😁😁😁

sepertinya memang butuh kehancuran untuk bisa menuju perbaikan seperti tsunami yang lalu.

hukuman mati jadi solusi, bagi orang-orang yang korupsi.
jika tidak segera diaplikasi, maka indonesia akan terus begini.

 3 years ago 

Beutoi aduen, sep gli teuh ka nanggroe....

 3 years ago 

Lagi tanyang di channel YouTube Refli Harun yg membahasa reformasi di Titi atau dikhianati..?
Narsum ada bonni Hargens, Adian napitupulu, Rocky Gerung, Amien Rais dan Asfinawati (ketua YLBHI)....Itu maksud saya Bu @cicisaja....

 3 years ago 

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 70568.35
ETH 3813.09
USDT 1.00
SBD 3.50